Mencintai Bali dan Indonesia

K’tut Tantri terlihat sangat memahami dan mengerti apa yang terjadi dan dialami serta yang diinginkan Indonesia. Ia juga dapat dengan cepat memberi saran kepada mahasiswa ketika berpidato di Sydney University. Para mahasiswa bertanya apa yang bisa mereka lakukan untuk Indonesia. K’tut Tantri menjawab dengan tegas dan memberikan saran kepada mahasiswa. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut: 80 Akan kukatakan bagaimana kalian bisa membantu perjuanganrakyat Indonesia, kataku. Kalian mahasiswa Sydney University, visa mengadakan pawai ke konsulat Belanda di kota ini. Kalian mengajukan suatu petisi, memprotes agresi Belanda di Indonesia. Kalian juga bisa mengirim telegram pada Perdana Menteri Australia, dengan permintaan agar ia mengajukan persoalan Indonesia ke depan sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa hlm. 351. Dalam kutipan di atas, K’tut Tantri terdeskripsikan tetap melakukan perjuangan untuk Indonesia dengan cara memberikan saran terhadap para mahasiswa yang ingin membantu perjuangan rakyat Indonesia. Selain itu, ia juga terdeskripsi dapat dengan cepat membuat rencana untuk membantu perjuangan Indonesia.

3.1.2.7 Memiliki sikap peduli dengan sesama

Anak Agung Nura menga mbil keputusan untuk menikahi K’tut Tantri. Anak Agung Nura menganggap bahwa, K’tut Tantri adalah wanita yang patut untuk dilindungi. Namun, K’tut Tantri tidak bisa menerima lamaran dari Anak Agung Nura. Ia tidak mau kalau sampai harus mengorbankan orang lain demi keselamatan dirinya sendiri. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut: 81 Di Bali kami diperolehkan beristri lebih dari satu. Lagi pula, kau kan tahu bagaimana hubungannya dengan Ratri. Ya, aku tahu ini mengandung beberapa hal yang merugikan, mungkin untuk kita berdua. Tetapi kau akan aman. Kau akan menjadi orang Bali. Belanda takkan berani menjamahmu lagi. Di sinilah tempatmu. Kau sudah menciptakan tempat di sini untukmu hlm. 109. 82 Tidak, Nura-itu tidak mungkin. Aku tidak bisa menerima pengorbanan yang sebegitu besar darimu. Belanda pasti takkan memaafkan dirimu. Kau akan terpaksa melepaskan segala cita-cita demi bangsamu. Tidak, perjuanganku harus kuselesaikan sendiri. Sekarang pun keadaanmu sudah lebih berbahaya dari pada aku, apa pun yang terjadi nanti. Kau sahabat baikku. Saudaraku Aku tidak bisa menyebabkan dirimu semakin terancam. Aku ini datang ke Bali karena ingin mendapat kebebasan untuk diriku sendiri. Bukan untuk merebut kebebasan orang-oarng yang kusayangi hlm. 109. Anak Agung Nura menganggap bahwa K’tut Tantri adalah wanita asing yang patut mendapat pertolongan. Secara tidak langsung, Anak Agung Nura menganggap K’tut Tantri adalah wanita yang lemah. Citra diri wanita tokoh K’tut Tantri dalam aspek psikis yang terdeskripsi pada kutipan di atas menunjukkan bahwa, ia tidak mau melibatkan orang lain dalam masalah yang sedang dihadapinya. Ia tidak rela jika harus melibatkan orang lain yang disayanginya demi keselamatan sendiri. Dalam kutipan, K’tut Tantri terdeskripsi sebagai orang yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya, sehingga ia tidak mau melibatkan siapa saja demi keselamatannya. K’tut Tantri tidak ingin mengulangi kesedihannya. Ia tidak ingin kehilangan Pito, orang yang juga disayanginya. K’tut Tantri berusaha untuk menghalangi Pito pergi ke Sulawesi. Kepergian Pito ke Sulawesi untuk tugas menyelidiki Kapten Westerling yang terkenal sangat kejam. Kapten Westerling merupakan utusan Belanda yang ditugaskan di Sul awesi. Oleh karena itu, K’tut Tantri berusaha untuk menghalangi kepergian Pito dengan cara meminta Bung Amir mengganti Pito dengan orang yang lebih tua. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut: 83 Aku bergedik, membayangkan seorang pemuda yang belum berpengalaman diutus ke Sulawesi untuk menyelidiki perbuatan seorang gila. Bagaimana kalau Pito sampai jatuh ke tangan Westerling? Kucacat dalam hati untuk meminta Bung Amir agar mempergunakan pengaruhnya untuk mengganti Pito dengan orang lain yang lebih tua. Tetapi tentu saja aku tidak bilang apa-apa pada Pito sendiri hlm. 297. Dalam kutipan di atas terdeskripsikan mengenai ketidakinginan dan ketakutan K’tut Tantri akan kehilangan seseorang yang disayanginya. K’tut Berusaha untuk mencegah atau menggagalkan kepergian Pito ke Sulawesi. Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa, K’tut Tantri mengalami ketakutan akan kehilangan seorang yang disayanginya. Ia berusaha mencegah kepergian Pito dengan cara meminta Bung Amir mengganti Pito dengan orang yang lebih tua. Hal ini terlihat sekali bahwa K’tut Tantri masih terbayang ketakutan karena kehilangan Anak Agung Nura dan tidak ingin hal ini menimpa Pito. Citra diri wanita tokoh K’tut Tantri dalam aspek psikis terdeskripsi selalu melindungi orang yang disayanginya. K’tut Tantri merupakan wanita asing yang begitu mencintai Indonesia, ia rela mengambil resiko untuk membantu gerakan kemerdekaan Indonesia. K’tut Tantri juga rela untuk membantu para pejuang Indonesia. Ia membagi kamarnya untuk tempat beristirahat para pejuang. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut: 84 Aku merasa malu ketika memandang kamarku yang luas dan nyaman. Dua tempat tidur yang besar-besar dalam kamar, serta sebuah dipan di beranda. Masing-masing tempat tidur besar itu bisa ditempati empat pemuda bertubuh kecil itu. Aku tidak bisa menyerahkan kamarku, karena di hotel tidak ada wanita lain dengan siapa aku bbisa tinggal sekamar. Tetapi aku bisa saja membagi kamarku dengan para pejuang kemerdekaan yang sudah capek berperang itu. Akhirnya sebelum aku bisa berubah pikiran atau bahkan merenungkan perbuatanku, kamar tidurku sudah terisi dengan sepuluh pejuang yang tidur pulas. Delapan di dua tempat tidur, dan dua lagi di atas tikar hlm. 269. Kutipan di atas mendeskripsikan bahwa, citra diri wanita tokoh K’tut Tantri dalam aspek psikis merupakan seorang yang peduli dengan sesama. Awalnya, ia tidak rela jika harus menyerahkan kamarnya pada para pejuang. Namun, ia rela berbagi dengan para pejuang itu. Sikap yang seperti itu menunjukkan bahwa, K’tut Tantri memiliki jiwa yang seutuhnya untuk Indonesia. Ia juga rela berkorban untuk Indonesia, mulai dari hal kecil hingga hal yang besar. Dalam kemarahan yang menyelimuti K’tut Tantri, ia masih dapat berpikir jernih. K’tut Tantri juga dapat berpikir secara benar dalam keadaan apa saja. Dalam keadaan sulit, ia masih bisa menasehati seseorang untuk mencari cara lain untuk pergi ke Jawa. Hal ini terdeskripsikan dalam kutipan berikut: 85 Kita kan mencari jalan lain, kataku membesarkan hatinya. Kita tidak boleh menyerah sekarang. Dalam hati aku berusaha menduga-duga alasan orang Indonesia yang menipuku untuk kedua kalinya. Kenapa ia begitu dipercaya orang-orang yogya? Apakah karena pamannya tergolong salah satu tokoh Republik yang terpenting? Semua indikasi yang ada menunjukkan ia berbohong tentang soal jual beli gula dulu. Dan kini kelihatan mencolok sekali bahwa ia hendak menggagalkan pengakuan terhadap negaranya sendiri. Tetapi kenapa ia begitu? hlm. 339. Citra diri wanita tokoh K’tut Tantri dalam aspek psikis terdeskripsi dalam kutipan di atas sebagai orang yang selalu ingin membesarkan hati seseorang. Ia tidak ingin membuat orang lain kecewa. Kutipan di atas juga mendeskripsikan mengenai