Pengaruh Keunggulan Relatif terhadap Adopsi TIK dalam pembelajaran

4. Pengaruh kesukarelaan terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran

ekonomi Secara parsial variabel kesukarelaan berpengaruh secara signifikan terhadap Adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi pada guru ekonomi SMA se eks RSBI di Yogyakarta. Jika dilihat dari koefisien regresi yang bernilai positif, menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kesukarelaan maka adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi juga akan semakin tinggi. Kesukarelaan dalam penggunaan Voluntariness of use atau hanya disebut kesukarelaan valuntaries adalam tingkat sejauh mana penggunaan inovasi dianggap sebagai sukarela atau kehendak bebas Moore dan Benbasat, 191: 195; Venkantesh dkk., 2003:431. Keputusan untuk mengadopsi suatu inovasi bisa bersifat bebas bisa juga bersifat tidak bebas karena sistem sosial yang berlaku. Adopsi yang bersifat tidak bebas seperti anjuran dari pimpinan untuk menggunakan TIK dalam pembelajaran ekonomi. Dengan anjuran atau sangat menganjurkan atau mewajibkan akan mendorong penggunaan TIK Dalam pembelaran ekonomi, karena kebijakan mewajibkan penggunaan TIK di satu sisi menutut guru untuk menggunakan TIK namun di sisi yang lain menuntuk pimpinan sekolah untuk melengkapai sarana TIK. Selain itu mewajibkan memberikan kesan yang kuat bahwa TIK sudah merupakan tuntutan jaman dan TIK sangat membantu serta sangat mendukung tujuan pembelajaran dan dengan mewajibkan akan memberikan kesan bahwa penggunaan TIK sudah merupakan tuntutan profesi, sudah seharusnya guru memaksanakan diri untuk bisa menggunakan Haryoso, 2014 Hasil penelitian mendukung peneltiian Yohanes Harsoyo 2014 yang menemukan bahwa kesukarelaan berpengaruh signifikan positif terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi.

5. Pengaruh Citraterhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi

Secara parsial variabel Citra tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi pada guru ekonomi SMA se eks RSBI di Yogyakarta. Hal ini berarti citra yang melekat pada adopsi TIK tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat adopsi. Dalam hal ini citra yang dimaksud adalah meningkatkan citranya dalam organisasi, meningkatkan gengsi, memiliki profil yang tinggi dan memiliki TIK merupakan sibol status. Di kalangan guru ekonomi SMA se eks RSBI di Yogyakarta citra pengguna TIK tidak terlalu kuat kalah kuat jika dibandingkan citra guru yang memiliki jabatan, guru tetap, guru negeri, guru profesional bersertifikasi dan guru dengan pendidikan S2. Bahkan citra melek teknologi bisa ditunjukan dengan cara yang lain misalnya memiliki handphone yang canggih tetap tidak terkait dengan pembelajaran. Penggunaan TIK dalam pembelajaran ekonomi juga sudah menjadi hal yang baru di kalangan guru, dan sudah menjadi kesan “biasa”, sehingga belum mampu mempengaruhi tingkat adopsi. Hasil penelitian mendukung peneltiian Yohanes Harsoyo 2014 yang menemukan bahwa citra tidak berpengaruh signifikan positif terhadap adopsi TIK dalam pembelajaran ekonomi.