Teknologi Informasi dan Komunikasi
pertama yang “bermandikan” teknologi digital. 4 Generasi Z generation Next Generasi yang lahir dalam rentang Januari 1998
– saat ini. Generasi ini juga disebut dengan generasi Z. Generasi ini adalah generasi yang
sedang tumbuh dan belum memasuki dalam pasar kerja. Generasi ini juga disebut sebagai Digital Natives komunitas asli digital karena mereka
dilahirkan dan dibesarkan dalam era digital, sehingga generasi ini menerima pengaruh dunia digital yang sangat kuat seperti generasi net.
Generasi ini umumnya merasa nyaman dan bahkan tergantung pada teknologi dan mampu mengerjakan beberapa hal dengan teknologi digital
dalam waktu yang bersamaan.Umumnya mereka selalu terhubung dengan berbagai alat komunikasi dan jejaring sosial yang sering mempengaruhi
keputusan-keputusan mereka. Karena generasi ini cenderung memiliki informasi yang lebih banyak maka mereka lebih cerdas, fleksibel, dan
lebih toleran terhadap keragaman budaya. c.
Penggunaan TIK dalam Konteks Pendidikan di Indonesia Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi sebuah
cara yang efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi. Teknologi informasi dan konumikasi memiliki potensi besar untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Banyak hal abstrak atau imajinatif yang sulit dipikirkan murid, dapat dipresentasikan melalui simulasi komputer.
Latihan dan percobaan-percobaan virtual dapat dilakukan siswa dengan menggunakan program-program sederhana untuk penanaman dan
penguatan konsep bahan pelajaran dalam memecahkan masalah sehari-hari Siahaan, 2012:14.
Fitriyadi 2012:216 meyatakan bahwa pengunaan TIK di lingkungan pendidikan di Indonesia telah teridentifikasi, meliputi:
Penggunaan TIK yang paling dominan yaitu email, TIK dimasukkan dalam kurikulum di beberapa sekolah, Pusat pelatihan swasta menawarkan
kursus singkat terkait TIK contoh: MS Office, desain web dan animasi, Anggaran telah dialokasikan untuk fasilitas TIK dan koneksi internet di
sekolah, dan pelatihan komputer dasar disediakan untuk guru. Dengan demikian Indonesia bertekad untuk memanfaatkan penggunaan TIK untuk
meningkatkan daya saing nasional. Menurut Mahendra 2012:4 pengggunaan media dan TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat mengembangkan sumber belajar yang dinamis, serta menarik bagi indra yang berbeda dan beragam
gaya belajar peserta didik. Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan
motivasi, menfasilitasi belajar aktif, menfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada siswa, dan menuntun untuk
belajar lebih baik. Pada kenyataan saat ini masih banyak guru yang memiliki kendala
dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Hal ini dikarenakan beban kerja guru terlalu banyak sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk
mengembankan materi mengajar yang kreatif. Ketidaksiapan guru untuk mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran yang dikarenakan kurangnya
kompetensi guru dalam memanfaatkan TIK. Padahal kompetensi guru dalam
menggunakan TIK
sangat mempengaruhi
potensi pengimplementasikan TIK dalam pembelajaran Restiyani, dkk,. 2014:2.
Namun demikian
sebenarnya pemerintah
sendiri telah
mengeluarkan peraturan mengenai pemanfaatan TIK ini ke dalam sebuah peraturan pemerintah yang isinya mengenai standar proses dan standar
sarana dan prasarana pelaksanaan pendidikan untuk mencapai standar kopentensi lulusan. Di dalam permen tersebut tersurat juga penggunaan
TIK dalam proses pendidikan nasional. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan:
1. dari peserta didik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu; 2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar; 3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah; 4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi; 5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; 8. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal hardskills
dan keterampilan mental softskills; 9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat 10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
ing ngarso sung tulodo, membangun kemauan ing madyo mangun
karso, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran tut wuri handayani;
11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat; 12.
pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;
13. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan 14.
pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Selain itu saat ini penerapan standar proses sudah semakin disempurnakan di setiap perubahan kurikulum. Ini dilakukan untuk
peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Teknologi Informasi dan Komuniakasi sendiri juga menjadi salah satu
bagian penting dalam standar proses ini. Hal ini terlihat jelas pada lampiran penyusunan RPP yang mencantumkan TIK sebagai salah satu poinnya.
Prinsip-prinsip penyusunan RPP menurut Permendiknas nomor 41 tahun 2007 Memperhatikan perbedaan individu peserta didik; 2 Mendorong
partisipasi aktif peserta didik; 3 Mengembangkan budaya membaca dan menulis; 4 Memberikan umpan balik dan tindak lanjut; 5 Keterkaitan
dan keterpaduan; 6 Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi; Selain standar proses pemerintah juga mengatur standar sarana dan
prasarana melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 24
Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Prasarana Untuk Sekolah DasarMadrasah
Ibtidaiyah SDMI,
Sekolah Menengah
PertamaMadrasah Tsanawiyah SMPMTs, dan Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah SMAMA yang mengatur perlunya ruang
laboratorium komputer yang berfungsi berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi. Peraturan-peraturan ini merupakan bentuk dan sekali gus dasar dari difusi TIK dalam pembelajaran di sekolah.
d. Pentingnya TIK dalam Pembelajaran Ekonomi
Pentingnya TIK dalam pembelajaran ekonomi bisa dikaitkan dengan Ragam pengalaman belajar menurut Peter Shea yang dikutip oleh
Munir 2008: 57-58 berikut ini:
Gambar 2.1 : Pengalaman Belajar menurut Peter Shea Sumber : Munir, 2008:57
Diagram tersebut menunjukkan, bahwa sebanyak 90 dari yang peserta didik menjalani pembelajaran dengan mengatakan dan melakukan,
70 dari yang peserta didik mengatakan, 50 dari yang peserta didik melihat dan mendengar, 30 dari yang peserta didik melihat, 20 dari
yang peserta didik mendengar, dan hanya 10 dari yang peserta didik membaca. Kerucut pengalaman mengungkap bahwa pembelajaran secara
verbalisme atau ucapan dengan kata-kata ceramah merupakan pengalaman belajar rendah. Untuk meningkatkan pengalaman belajar
peserta didik, pengajar perlu memberikan variasi dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran tertentu, sehingga pengalaman
belajar tersebut tidak telalu abstrak. Dari gambaran di atas sangatlah jelas bagaimana peran TIK
terhadap setiap proses pembelajaran, begitu pula dalam pembelajaran ekonomi. Bayangkan ketika siswa hanya dipaksa membaca dan
mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru dikelas, maka daya tangkap dan pemahaman mereka akan materi yang disampaikan sangatlah rendah.
Namun dengan adanya TIK proses pembelajaran yang tadinya hanya satu arah dari guru ke siswa kini bisa disimulasikan, siswa tidak hanya belajar
ekonomi dengan membaca dan mendengarkan tapi juga bisa mensimulasikan konsep dan materi ekonomi dengan berbagai media TIK
yang interaktif dan komunikatif. Hal ini akan memberikan pemahaman dan pengalaman yang berkalilipat lebih baik daripemahaman ketika siswa
hanya mempelajari dengan cara yang konvensional.