Strategi Harga Strategi Bauran Pemasaran Jasa

2. Heterogenityvariability: jasa bersifat non-standar dan sangat variabel 3. Inseparability: jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan dengan partisipasi konsumen dalam prosesnya. 4. Perishability: jasa tidak mungkin disimpan dalam bentuk inventori.

2.1.4.2. Strategi Harga

Menurut Laksana 2008: 105 harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang danatau jasa, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa. Sedangkan, menurut Kasmir dan Jafar 2003: 108 harga merupakan salah satu penyebab laku atau tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan, salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk dan jasa yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk dan jasa tersebut di pasar. Strategi penentuan harga pricing sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Pricing juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam pricing harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Menurut Lupiyoadi 2001: 61 dalam memutuskan strategi dalam pricing harus diperhatikan tujuan dari pricing. Dimana tujuan pricing tersebut antara lain: 1. Survival Merupakan usaha untuk tidak melaksanakan tindakan-tindakan untuk meningkatkan profit ketika perusahaan dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha tersebut cenderung dilakukan untuk bertahan. 2. Profit Maximization Penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan profit dalam periode tertentu. 3. Sales Maximization Penentuan harga bertujuan untuk menbangun pangsa pasar market share dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan. 4. Prestige Tujuan penentuan harga disini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan tesebut sebagai jasa yang eksekutif. 5. ROI Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian return on investment yang diinginkan ROI. Menurut Laksana 2008: 117 adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Demand for the product, perusahaan perlu memperhatikan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga sebuah produk. 2. Target share of market, yaitu market share yang ditargetkan oleh perusahaan. 3. Competitive reactiones, yaitu reaksi dari pesaing. 4. Use of creams-skimming pricing of penetration pricing, yaitu mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah. 5. Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan marketing mix kebijakan produk, kebijakan promosi dan saluran distribusi. 6. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk. 7. Product Line Pricing, yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan. 8. Berhubungan dengan permintaan: a. Cross elasticity positip elastisitas silang yang positif, yaitu kedua macam produk merupakan barang subtitusi atau pengganti. b. Cross elasticity negatip elastisitas silang yang negatif, yaitu kedua macam produk merupakan barang komplamenter atau hubungan satu sama lain. c. Cross elasticity Nol elastisitas silang yang nol, yaitu kedua macam produk tidak saling berhubungan. 9. Berhubungan dengan biaya: penetapan harga dimana kedua macam produk mempunyai hubungan dalam biaya. Contohnya: biaya produk minyak kelapa turun maka biaya produksi bungkil naik. 10. Mengadakan penyesuaian harga: a. Penurunan harga, dengan alasan: 1 Kelebihan kapasitas 2 Kemerosotan pangsa pasar 3 Gerakan mengejar dominasi dengan biaya lebih rendah. b. Mengadakan kenaikan harga, dengan alasan: 1 Inflasi biaya yang terus-terusan di bidang ekonomi 2 Permintaan yang berlebihan. Sedangkan menurut Kasmir 2004: 154 faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga dalam perbankan antara lain: 1. Kebutuhan dana Apabila bank kekurangan dana jumlah simpanan sedikit, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank untuk menutupi agar kekurangan dana tersebut cepat dipenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Dengan demikian kebutuhan dana dapat dipenuhi. Sebaliknya, jika bank kelebihan dana, dimana simpanan banyak akan tetapi permohonan kredit sedikit, maka bank akan menurunkan bunga simpanan sehinngga mengurangi minat nasabah untuk menyimpan. Atau dengan cara menurunkan juga bunga kredit sehingga permohonan kredit meningkat. 2. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama yaitu pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan, pesaing rata-rata 16 pertahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan diatas bunga pesaing, misalnya 17 pertahun. Namun sebaliknya, untuk bunga pinjaman harus berada dibawah bunga pesaing, meskipun margin laba mengecil. 3. Kebijaksanaan pemerintah Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target laba yang diinginkan Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, pihak bank harus serius dalam menentukan persentase laba atau keuntungan yang diinginkan. 5. Jangka waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan oleh besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relative rendah. 6. Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh dengan jaminan sertifikat deposito bunga pinjaman akan lebih rendah jika dibandingkan dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pancairan pinjaman apabila kredit yang diberika bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah. 7. Reputasi perusahaan Reputasi perusahaan atau bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil. 8. Produk yang kompetitif Produk yang kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku dipasaran. Untuk produk kompetitif, bunga kredit yang diberikan relative rendah jika dibandingkan produk yang kurang kompetitive. Hal ini disebabkan tingkat pengambilan kredit terjamin, karen produk yang dibiayai laku dipasaran. 9. Hubungan baik Dalam praktiknya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu: nasabah utama primer dan nasabah sekunder. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dari nasabah biasa. 10. Jaminan pihak ketiga Dalam hal ini, pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuannya membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank, bunga yang dibebankan pun berbeda. Demikian pula sebaliknya, jika permintaan pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh perbankan. Dalam Kasmir 2004:152 pada perbankan konvensional sehari-hari, ada tiga macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu: 1. Bunga simpanan rekening Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah bank pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uangnya dibank. Sebagi contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. 2. Bunga pinjaman kredit Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminajm tasa harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga pinjaman merupakan harga jual. 3. Biaya-biaya Biaya-biaya yang ditentukan oleh bank seperti biaya administrasi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran, dan biaya-biaya lainnya yang dikenal dengan nama fee based. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik demikian juga sebaliknya.

2.1.4.3. Strategi Place