7
Direktorat Pembinaan SMK 2013
B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
b. Uraian Materi
alam sebuah organisasiperusahaan faktor sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting. Sumber daya yang produktif
sangat diperlukan untuk menunjang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Produktif tidaknya tenaga kerja dalam pekerjaannya, selain ditentukan
oleh ketrampilan dan motivasi yang dimilikinya, juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pekerjaan dalam bentuk keselamatan dan
kesehatan kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan di dalam suatu proses produksi barang dan jasa. Masalah
keselamatan dan kesehatan kerja ternyata bukan masalah kecil, akibat yang ditimbulkannya telah mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Kecelakaan
kerja, misalnya kebakaran akan merugikan bagi pengusaha, tenaga kerja, pemerintah dan masyarakat, antara lain: korban jiwa manusia, hilang atau
berkurangnya kesempatan kerja, tenaga terampil, modal yang tertanam dan lain- lain. Oleh karena itu dalam setiap kesempatan kerja, masalah keselamatan dan
kesehatan kerja termasuk penanggulangannya parlu mendapat perhatian sepenuhnya.
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja merupakan sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja atau
D
Siswa dapat mendeskripsikan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Siswa memahami pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. Siswa mampu menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja K3.
Siswa mampu memberikan pertolongan darurat bila terjadi kecelakaan di tempat kerja workshop atau sekolah.
8
Direktorat Pembinaan SMK 2013
penyakit akibat kerja. Setelah dilaksanakan selama 13 tahun, sejak tahun 1984 pemerintah menggerakkan kampanye nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja
atau K3, melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP.13MEN84 tentang Pola Kampanye Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tujuan program
kampanye nasional di bidang K3 ialah menanamkan dan meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat pengusaha, tenaga kerja, aparatur
pemerintah dan masyarakat luas mengenai hakekat dan makna K3 untuk dilaksanakan. Hal ini menunjukkan timbulnya kesadaran yang sangat tinggi akan
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk lebih meningkatkan pengembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, melalui Konvensi Nasional
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tahun 1989 mengharapkan menjadikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai bagian dari hidup dan kehidupan kita,
sehingga tahap demi tahap K3 akan meningkatkan kualitas tenaga kerja dan membudaya dalam kehidupan kita. Pengalaman membuktikan bahwa
pelaksanaan K3 yang baik oleh suatu organisasiperusahaan menjadi pendukung yang sangat penting dan bermanfaat dalam menerapkan suatu teknologi.
Kesadaran yang tinggi akan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan, produktivitas perusahaan dan
kualitas manusia Indonesia.
1 Pengertian dan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat
kerjaperusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi digunakan secara aman dan efisien.
Norma standar yang menjadi pegangan pokok adalah:
Norma keselamatan kerja meliputi: keselamatan kerja yang bertalian
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan meliputi: pemeliharaan
dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit,
mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang memenuhi syarat hygiene perusahaan dan kesehatan kerja untuk mencegah
penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan syarat kesehatan bagi perumahan untuk tenaga kerja.
Norma kerja meliputi: perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian
dengan waktu kerja, sistim pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak dan orang muda, tempat kerja, perumahan, kebersihan, kesusilaan,
ibadah dan kepercayaan masing-masing yang diakui pemerintah, kewajiban sosialkemasyarakatan dan sebagainya guna memelihara
kegairahan dan moril kerja yang menjamin daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan
moral agama.