Limbah Tekstil Kegiatan Belajar
38
Direktorat Pembinaan SMK 2013
c Dissolved Oxygen DO adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob
mikro organisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperatur dan salinitas.
d Ammonia NH3 Ammonia adalah penyebab iritasi dan korosi, meningkatkan
pertumbuhan mikro organisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor Soemirat, 1994. Ammonia terdapat dalam larutan dan
dapat berupa senyawa ion ammonium atau ammonia.tergantung pada pH larutan.
e Sulfida Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan dapat
mengganggu proses pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasinya melebihi 200 mgL. Gas H2S bersifat korosif terhadap
pipa dan dapat merusak mesin.
f Fenol Fenol mudah masuk lewat kulit. Keracunan kronis menimbulkan gejala
gastero intestinal, sulit menelan, dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, serta dapat menimbulkan kematian.
g Derajat keasaman pH pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu
rendah atau
terlalu tinggi
dapat mematikan
kehidupan mikroorganisme.Ph normal untuk kehidupan air adalah 6–8.
h Logam Berat Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik
sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam berat. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh
manusia yang dalam skala tertentu membantu kinerja metabolisme tubuh dan mempunyai potensi racun jika memiliki konsentrasi yang
terlalu tinggi.
Berdasarkan sifat racunnya logam berat dapat dibagi menjadi 3 golongan:
Sangat beracun dapat mengakibatkan kematian atau gangguan kesehatan yang tidak
pulih dalam jangka waktu singkat, logam tersebut antara lain: Pb,Hg, Cd, Cr, As, Sb, Ti dan U.
Moderat mengakibatkan gangguan kesehatan baik yang dapat pulih maupun
yang tidak dapat pulih dalam jangka waktu yang relatif lama, logam tersebut antara lain: Ba, Be, Au, Li, Mn, Sc, Te, Va, Co dan Rb.
Kurang beracun namun dalam jumlah yang besar logam ini dapat menimbulkan
gangguan kesehatan antara lain :Bi, Fe, Mg, Ni, Ag, Ti dan Zn.
h1
h2
h3
39
Direktorat Pembinaan SMK 2013
3 Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama adalah banyaknya mikro organisme yang terkandung dalam air limbah. air
yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan.
Penentuan kualitas biologi ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme terlarut dalam air seperti kandungan bakteri, algae, cacing, serta
plankton.penentuan kualitas mikro organisme dilatarbelakangi dasar pemikiran bahwa air tersebut tidak akan membahayakan kesehatan.
Dalam konteks ini maka penentuan kualitas biologi air didasarkan pada analisis kehadiran mikro organisme indikator pencemaran.
e Metode Pengolahan Limbah Industri Tekstil
Gambar 2.5 Unit pengolahan limbah
40
Direktorat Pembinaan SMK 2013
Gambar 2.6 Contoh air baku sampai dengan air hasil olahan
Dalam mengolah air limbah tekstil, dilakukan 3 proses, yaitu:
a Proses Pre-Treatment Proses ini bertujuan mengkondisikan karakteristik air limbah yang akan diolah,
mulai dari: penyaringan partikel kasar, penghilangan warna decolouring, equalisasi penyeimbangan debit, penyaringan halus, dan penyesuaian suhu.
1 Penyaringan partikel kasar Tujuan dari tahap penyaringan partikel kasae ini adalah menahan sisa benang
dan kain yang memungkinkan ada dalam aliran air limbah. Saringan kasar ini berdiameter 50-20 mm. Air limbah yang tidak berwarna bias lanjut ke tanki
berikutnya, sementara air limbah yang berwarna spesifik harus melalui proses decolouring terlebih dahulu.
2 Penghilangan warna decolouring Fitriani2012 mengatakan bahwa:
“Air limbah yang berwarna akan mengalami koagulasi dengan koagulan khusus biasanya FeSO
4
– Ferro sulphate, konsentrasi = 600-700 ppm untuk mengikat warna,
lalu air limbah mengalami penyesuaian pH dengan penambahan kapur lime, konsentrasi = 150-300 ppm akibat pencampuran
koagulan Ferro Sulphate sebelumnya. Dan kemudian air limbah masuk ke tangki flokulasi dengan penambahan polymer konsentrasi = 0,5-0,2 ppm
sehingga terbentuk flok-flok yang dapat mengendap dalam tangki sedimentasi.”
41
Direktorat Pembinaan SMK 2013
3 Penyesuaian suhu Penyesuaian suhu air limbah dari pencelupanpencapan mutlak dilakukan
dalam Cooling Tower. Karakteristik limbah produksi tekstil umumnya bersuhu 350-400
o
C, sehingga Cooling Tower dibutuhkan untuk menurunkan suhu agar kerja bakteri proses biologis dapat optimal.
b Proses Primer Dalam proses ini dilakukan main treatment pengolahan utama, bisa secara
biologis dan diikuti proses pengendapan sedimentasi. 1 Proses Biologis
Apabila digunakan proses biologis sebagai proses primer pengolahannya, beberapa proses yang terbukti efektif antara lain: lumpur aktif, laguna aerob,
dan parit oksidasi.
Hal ini disebabkan karena sistem dalam bak aerasi ini berjalan dengan laju aliran rendah dan penggunaan energi rendah sehingga biaya operasi dan
pemeliharaanpun rendah. Untuk memperoleh BOD, COD, DO, Jumlah Padatan Tersuspensi, Warna dan beberapa parameter lain dengan kadar yang
sangat rendah, telah digunakan pengolahan yang lebih unggul yaitu dengan menggunakan Karbon Aktif, Saringan Pasir, Penukar Ion dan Penjernihan
Kimia.
Parameter-parameter tersebut dijaga
kestabilannya sehingga
penguraian polutan dalam limbah oleh bakteri dapat maksimal. 2 Proses Sedimentasi,
Bak sedimentasi didisain sedemikian rupa untuk memudahkan proses pengendapan partikel dalam air. Biasanya mempunyai bentuk bundar di
bagian atas dan koniskerucut di bagian bawah. Desain ini untuk
mempermudah pengeluaran endapan lumpur di dasar bak. Sistem return sludge cukup optimal dilakukan pada pengolahan limbah, sehingga sebagian
besar sludge akan dikembalikan ke bak aerasi. Pemantauan ketinggian endapan lumpur dari permukaan air dan MLSS selalu dilakukan.
c Proses Sekunder Proses ini merupakan tahap lanjutan proses biologi dan sedimentasi dalam rangka
mempersiapkan air limbah olahan memasuki badan air penerima, sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan Proses ini merupakan tahap lanjutan proses biologi
dan sedimentasi dalam rangka mempersiapkan air limbah olahan memasuki badan air penerima, sesua dengan baku mutu yang ditetapkan. Beberapa
parameter yang dicek pada outlet bak sedimentasi menjadi tolok ukur boleh tidaknya air limbah olahan ini dibuang ke badan air penerima. Beberapa kasus
memerlukan penambahan Aluminium sulphate Al
2
SO
4 3
konsentrasi 150-33 ppm, Polymer konsentrasi 0,5-2,0 ppm dan Antifoam silicon base untuk mengurangi
padatan tersuspensi yang masih terdapat dalam air.
42
Direktorat Pembinaan SMK 2013