Pendahuluan Dampak globalisasi antara lain adalah penyebaran

Khazanah Bahasa, Sastra dan Budaya Serumpun himpunan tulisan 286 Khairil Anwar ..... Sastra lisan berperan meneruskan nilai-nilai luhur kebudayaan, tergantung kepada khalayak mengambil makna darinya, seperti sebagai pedoman dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Dalam sastra lisan terdapat pedoman bahkan dijadikan sebagai norma kehidupan. Bahkan, seperti apa yang dikatakan oleh Aristoteles, karya sastra pada masa lalu Yunani merupakan kitab suci yang dijadikan acuan dan norma hukum. Sama halnya dengan di Minangkabau, yang menjadikan tambo sebagai norma adat. Selain isi yang terdapat dalam teks, konteks sastra lisan mengandung perilaku sosial masyarakat. Sifat sastra lisan itu spontan, maka teks sastra lisan itu lahir dari konteks peristiwa penuturan sastra lisan. Konteks mengandung berbagai aktiitas yang merujuk kepada norma-norma adat tempatan. Dalam sastra lisan bagurau contohnya, sangat kental terlihat interaksi khalayak yang selalu mengacu kepada sopan santun, tatakrama, dan cara hidup orang Minangkabau. Seperti, aturan adat datang nampak muko pulang nampak pungguang saat datang kelihatan muka, ketika pulang kelihatan punggung diberlakukan bahkan dijadikan norma bagurau. Setiap orang atau khalayak bebas keluar masuk arena penuturan, mau datang di awal waktu atau sesaat setelah berlangsung tidak jadi persoalan. Atau ingin meninggalkan arena penuturan sebelum acara selesai bukanlah halangan. Khazanah Bahasa, Sastra dan Budaya Serumpun himpunan tulisan 287 Khairil Anwar ..... Akan tetapi semua khalayak memahami bahwa eksistensi dirinya pada arena penuturan merupakan pertaruhan harga diri. Oleh karena itu, kehadirannya di tempatan penuturan harus diketahui oleh panitia pelaksana penuturan dan khalayak lainnya. Caranya, adalah dengan mengucapkan salam kedatangan dan pamit dengan menyertakan nama khalayak pada teks pesan yang disampaikan, seperti terlihat pada teks yang ditebalkan berikut:

3. Tukang oyak: “Op,

iko pamintaan nan patamu, ko dari Tikam Tuo bana, ‘duo kali pik,’ kato Tikam Tuo bana pik, duo puluah ribu rupiah, maucapkan, ‘salamaik bagurau samalam suntuak ka bakeh Mamak Dunsanak nan hadir pado malam kini,’ agiah pik duo puluh ribu Tikam Tuo Uda Pangulu.”

3. Tukang oyak: “Op, ini permintaan pertama, berasal dari

Tikam Tuo, ‘dua kali Pik,’ kata Tikam Tuo Pik, dua puluh ribu rupiah, mengucapkan selamat bergurau semalam suntuk kepada Mamak Dunsanak yang hadir pada malam kini, agih Pik dua puluh ribu, Tikam Tuo Uda Pangulu.” Anwar, 2010:137 Teks di atas merupakan resitasi dari teks tulis yang dibuat oleh khalayak. Teks itu mengandung pesan yang berisi ucapan selamat melaksanakan penampilan bagurau, yang disampaikan oleh khalayak Khazanah Bahasa, Sastra dan Budaya Serumpun himpunan tulisan 288 Khairil Anwar ..... yang bernama Tikam Tuo. Ucapan selamat itu adalah pertanda kehadiran Tikam Tuo dalam acara penuturan bagurau. Sekaligus juga dinyatakan juga jumlah sumbangan yang diberikan. Begitu pula sebaliknya, ketika akan meninggalkan arena penuturan, khalayak pagurau juga akan menyampaikan pesan berisi permintaan pamit melalui tukang oyak, seperti teks berikut:

150. Tukang Oyak: Sudah tu, dari Man Kabuik Supir Gumarang, sarato

Dagang Sakato, ‘Ateh ati nan taragak, Mintaklah lagu sarato pantun, Barampek biduan nan mandendangan, Ikolah pasan kami nan basamo, Jikok tasingguang Mamak sambia ka naiak, Kok talantuang sambia ka turun, Maaf jo rila kami mohon, Dek kami gurau sainggo iko, Tali lah jaleh tigo sapilin, Tungku jaleh tigo sajarangan, Itu nan indak kito lupokan, Mohon maaf laia jo batin, Nan usah kami bari bautang, Dek kito ka masuak bulan Ramadan,’ tarimo kasih Man Kabuik, Supir Gumarang Dagang Sakato, sapuluah ribu rupiah. Tambah pulo, sapuluah dari Pak Nofrizon, ‘salamaik jalan Man Kabuik Supir Gumarang sarato Dagang Sakato,’ ko dari Pak Nofrizon, ‘salamaik jalan Mamak Rumah.’ Ko dari Sati Kumando, ‘ulang juo lah pantun si