I. PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG
Komoditas hortikultura merupakan salah satu komoditas hasil pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu komoditas
hortikultura yang potensial adalah buah-buahan. Penanganan pra-panen maupun pasca-panen menjadi hal penting dalam peningkatan produksi buah-
buahan. Kurang lebih 20 – 40 buah-buahan mengalami kerusakan setelah panen. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan teknologi yang tepat dalam hal
pemanenan dan penanganan pasca-panen agar kehilangan loss dapat ditekan serendah mungkin.
Sifat mudah rusak pada buah-buahan disebabkan masih berlangsungnya aktivitas pernapasan dan penguapan setelah panen. Proses
kerusakan semakin dipercepat dengan adanya perubahan fisik, kimia, dan biokimia akibat aktivitas enzim dan mikroba Harris, 1989.
Beberapa jenis buah-buahan yang potensial tetapi mudah rusak adalah pepaya, belimbing, dan nanas. Ketiga buah tersebut sangat potensial untuk
dikembangkan karena sangat digemari dan juga bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, ketiganya juga memiliki rasa yang enak dan aroma yang khas.
Buah-buahan ini adalah salah satu komoditas ekspor non migas yang potensial Sosrodihardjo, 1988. Hal ini dapat dilihat dari data Biro Pusat
Statistik pada Lampiran 1. Kesegaran dan keawetan komoditas buah-buahan dapat dipertahankan
melalui beberapa metode, diantaranya dengan pemberian lapisan lilin, metode CAS Control Atmosphere Storage, dan metode MAP Modified Atmosphere
Packaging . Meskipun dapat memperpanjang umur simpan, metode-metode
ini tetap mengalami kendala dalam aplikasinya, termasuk investasi yang terlalu mahal.
Produk manisan buah semi basah merupakan salah satu teknologi alternatif yang dinilai dapat dikembangkan untuk mengatasi hal tersebut.
Pengeringan buah dapat dilakukan dengan alat pengering dan sinar matahari. Metode pengeringan dan alat pengering yang digunakan berbeda-beda untuk
setiap buah olahan kering yang dihasilkan. Hasil pengeringan ini mungkin
akan mengalami perubahan warna dan tekstur karena air yang terkandung dalam buah akan berkurang. Berkurangnya kadar air buah inilah yang
menyebabkan produk akhir lebih tahan lama. Meskipun demikian, produk akhir yang dihasilkan juga harus mempunyai warna, tekstur, dan penampilan
yang baik atau mendekati penampakan awalnya, serta tidak terkontaminasi oleh kapang selama masa penyimpanan.
B. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan memformulasi teknologi proses pengolahan manisan semi basah yang dapat diaplikasikan pada industri kecil serta dapat
mengurangi kehilangan loss buah pepaya, belimbing, dan nanas pasca- panen.
C. MANFAAT PENELITIAN
Tersedianya teknologi pengolahan manisan buah semi basah yang dapat diaplikasikan pada industri kecil.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. PEPAYA