Personal Safety Skill TINJAUAN TEORI

happening. The activities may involve physical contact, including assault by penetration for example, rape or oral sex or non- penetrative acts such as masturbation, kissing, rubbing and touching outside of clothing. They may also include non-contact activities, such as involving children in looking at, or in the production of, sexual images, watching sexual activities, encouraging children to behave in sexually inappropriate ways, or grooming a child in preparation for abuse including via the internet. Sexual abuse is not solely perpetrated by adult males. Women can also commit acts of sexual abuse, as can other children HM Government, 2015: p.93 dalam National Society for the Prevention of Cruelty to Children NSPCC, 2013. The National Child Traumatic Stress Network NCTSN menjelaskan bahwa pelecehan seksual pada anak adalah interaksi yang terjadi antara anak dan orang dewasa dimana anak dimanfaatkan sebagai pelaku perangsang seksual atau sebagai pengamat seks NCTSN, 2009. Bentuk kekerasan seksual pada anak terjadi dengan sentuhan dan tanpa sentuhan. Perilaku yang menggunakan sentuhan mencakup sentuhan pada area privasi dari korban seperti vagina, penis, payudara, bokong, kontak mulut dengan alat kelamin, atau hubungan seksual. Sedangkan, perilaku yang tidak menggunakan sentuhan seperti menyuruh anak untuk telanjang agar pelaku mendapat kepuasan atau memperlihatkan sesuatu yang bersifat pornografi pada anak NCTSN, 2009. Kekerasan seksual pada anak mencakup hubungan seksual, inses, perkosaan, sodomi, prostitusi, pornografi, rangsangan seksual, perabaan, memperlihatkan kemaluan pada anak untuk kepuasan seksual, memaksa anak memegang kemaluan orang lain, dan memaksa anak untuk melihat kegiatan seksual Erlinda, 2014.

2. Dampak

Dampak dari korban kekerasan seksual biasanya terlihat beberapa tahun kemudian setelah kekerasan tersebut terjadi. Dampak yang terjadi dapat pada fisik dan psikis. Dampak psikologi akan memberi dampak yang lebih panjang daripada dampak yang terjadi pada fisik NSPCC, 2013. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual biasanya menunjukkan tanda dan gejala dengan perubahan perilaku sehari-hari seperti mimpi buruk, masalah tidur, ketakutan tanpa alasan yang jelas; perubahan kepribadian seperti cemas, marah, menarik diri, murung, perubahan kebiasaan makan; depresi; anak yang lebih besar biasanya bertingkah seperti anak kecil seperti mengompol atau menghisap jempol; ketakutan pada suatu tempat tanpa alasan yang jelas atau menolak untuk bersama orang yang lebih dewasa tanpa alasan; menunjukkan perlawanan terhadap rutinitas seperti mandi, toileting, atau melepaskan baju walaupun pada situasi yang tepat; bermain, menulis, bermimpi atau menggambar sesuatu tentang seks atau sesuatu yang menakutkan; menolak untuk menceritakan rahasianya kepada orang lain; perut, mulut, alat kelamin sering terasa sakit tanpa alasan; terkadang berdiskusi yang berbau seks; menjalin hubungan spesial dengan orang yang lebih tua; melakukan hal yang membahayakan dirinya NCTSN, 2009.

E. Anak Prasekolah

1. Pengertian

Anak usia prasekolah adalah anak dalam rentang usia 3-6 tahun Wong et al., 2008 dan Potter dan Perry, 2005. Usia prasekolah adalah usia transisi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan yang berada dalam usia 3-6 tahun Davies, 2011. Kliegman et al., 2011 menyebutkan dalam bukunya bahwa rentang usia anak prasekolah adalah 3-5 tahun.

2. Tumbuh Kembang

a. Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Biologis Pertumbuhan fisik anak prasekolah cenderung akan stabil dibandingkan sebelumnya Kliegman et al., 2011. Penambahan berat badan mencapai 2-3 kg setiap tahunnya dan penambahan tinggi badan mencapai 5-5,7 cm setiap tahunnya Wong et al., 2008. Kepala anak prasekolah hanya tumbuh 5 cm setiap tahunnya sampai berusia 18 tahun Kliegman et al, 2011. Anak usia 5 tahun terlihat lebih ramping dengan kaki yang proporsional Davies, 2011. Koordinasi otot mengalami peningkatan sehingga anak menjadi lebih seimbang dalam berjalan, berlari, naik dan turun tangga, dapat mengendarai sepeda roda tiga, bahkan melompat. Motorik halus mulai berkembang menjadikan anak prasekolah sudah mulai dapat memakai baju sendiri dan membuat bentuk seperti lingkaran, segiempat, segitiga, dan lainnya sehingga anak prasekolah dapat belajar untuk menulis huruf dan angka. Perkembangan dan pertumbuhan tulang masih belum matur sehingga aktivitas atau olahraga yang terlalu berat dapat mencederai jaringan yang halus. Anak juga belajar toilet training Wong et al., 2008; Potter dan Perry, 2005. b. Perkembangan Psikososial Perkembangan psikososial menurut Erikson dalam bukunya Kliegman et al., 2011 anak prasekolah memasuki fase inisiatif versus rasa bersalah. Anak berada pada masa belajar, energik, semangat untuk bermain, bekerja, mempelajari lingkungan sekitarnya, dan membuat pertemanan baru. Rasa bersalah muncul saat anak telah melampaui batas kemampuan mereka atau karena anak bersikap yang tidak benar dan tidak sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Anak sudah mulai belajar dari kesalahan menandakan perkembangan superego atau kesadaran sudah mulai berkembang. Permainan anak prasekolah telah berkembang dari permainan pararel ke permainan asosiatif. Bermain membuat anak belajar sambil beraktivitas fisik, meningkatkan imajinasi, bersosialisasi dengan teman sebaya, dan berlatih peran menjadi orang dewasa Wong et al., 2008 dan Potter dan Perry, 2005.

Dokumen yang terkait

BUKU CERITA DAN BONEKA JARI SEBAGAI MEDIA PENGENALAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KOTA TEGAL

0 9 85

Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi

0 9 348

PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK (Studi Perbandingan antara Pemikiran Abdullah Nasih Ulwan dan Hasan Hathout).

0 1 18

Perbandingan Handwashing Promotion dengan Metode Bernyanyi dan Handwashing Dance Terhadap Pengetahuan Teknik Mencuci Tangan Anak Usia Prasekolah.

6 18 55

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA.

0 0 10

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER GROUP TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI

0 1 6

Efektivitas Personal Safety Skill Terhadap Peningkatan Kemampuan Mencegah Kekerasan Seksual Pada Anak Ditinjau Dari Jenis Kelamin

0 0 9

EFEKTIVITAS BERMAIN PERAN SANDIWARA BONEKA DALAM PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PGRI NANGGULAN KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Efektivitas Bermain Peran Sandiwara Boneka dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Prasekolah di TK PGRI N

0 0 13

Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orangtua dengan Pengetahuan tentang Pelecehan Seksual pada Anak Remaja di Surakarta

0 0 7

Efektivitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Video dengan Media Cerita Bergambar Terhadap Keterampilan Menggosok Gigi Anak Usia Prasekolah - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 122