Analisis Bivariat HASIL PENELITIAN

cerita boneka menggunakan independent t-test dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 5.6 Distribusi Beda Rata-rata Nilai Pengetahuan Tentang Personal Safety Skill pada Kelompok Video dan Kelompok Cerita Boneka di TK Nurul Amal Tahun 2016 Variabel Intervensi N Mean Standar deviasi SD Standart Error SE Sig. 2- tailed Pengetahuan Video 15 2.93 2.154 0.556 0.715 Cerita Boneka 13 3.31 3.172 0.880 Tabel di atas menunjukkan rata-rata pengetahuan anak prasekolah dengan intervensi metode video adalah 2.93 dengan standar deviasi 2.154, sedangkan untuk anak prasekolah dengan intervensi metode cerita boneka rata-rata pengetahuannya adalah 3.31 dengan standar deviasi 3.172. Hasil uji statistik didapatkan nilai sig. 2-tailed adalah 0.715 p0.05. 79

BAB VI PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan penjelasan mengenai hasil penelitian tentang perbandingan efektivitas antara metode video dan cerita boneka dalam pendidikan seksual terhadap pengetahuan anak prasekolah tentang personal safety skill. Hasil penelitian akan dibandingkan dengan teori, penelitian sebelumnya dan kekurangan serta keterbatasan dalam penelitian.

A. Karakteristik Responden

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan sesorang salah satunya adalah usia menurut Mubarak 2007. Semakin bertambahnya usia terjadi perubahan fisik dan psikologis. Perubahan psikologis ini akan mempengaruhi perubahan mental sesorang dalam taraf berpikir untuk semakin matang dan dewasa. Usia responden pada penelitian ini disamakan dalam katogori usia prasekolah agar daya tangkap terhadap sesuatu juga sama sehingga faktor yang mempengaruhi pengetahuan berdasarkan usia ini dapat dikendalikan. Usia responden berkisar 4 sampai 6 tahun, dimana mayoritas berusia 5 tahun sebanyak 14 orang, 4 tahun sebanyak 7 orang dan 3 tahun sebanyak 7 orang. Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah informasi dimana informasi dapat membantu sesorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru Mubarak, 2007. Informasi tentang personal safety skill belum pernah didapatkan oleh responden baik dari orang tua maupun sekolah, terlihat dari tabel 5.1 yang menunjukkan bahwa semua responden yang mengikuti penelitian ini belum pernah mendapat informasi tersebut sehingga pengetahuan responden pada kelompok video maupun kelompok cerita boneka sebelum dilakukan penelitian adalah sama.

B. Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah diberikan Pendidikan

Seksual tentang Personal Safety Skill Melalui Metode Video dan Cerita Boneka Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah seseorang mendapat informasi melalui panca indera, terutama dari mata dan telinga. Pengetahuan saat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan pengetahuan adalah dengan pendidikan kesehatan Nursalam dan Efendi, 2008. Dalam penelitin ini pendidikan yang diberikan adalah pendidikan seksual pada anak prasekolah dengan video dan cerita boneka di TK Nurul Amal. Kelompok intervensi metode video memiliki nilai rata-rata pengetahuan tentang personal safety skill sebelum diberikan pendidikan seksual melalui intervensi video adalah 11.80 dengan nilai terendah 7 dan nilai tertinggi 16. Sedangkan setelah diberikan pendidikan seksual nilai rata-ratanya menjadi 14.73 dengan nilai terendah 9 dan nilai tertinggi 17. Artinya pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan seksual melalui intervensi video meningkat dari sebelumnya. Penelitian Nurfalah et al., 2014 yang memberikan pendidikan kesehatan tentang menyikat gigi pada anak sekolah dasar menggunakan metode video berhasil meningkatkan pengetahuan anak tentang penyikatan gigi. Peningkatan pengetahuan anak sekolah tentang makanan jajanan sehat setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan media video juga terjadi pada penelitian Miftahusaadah 2016. Didukung oleh penelitian Maria 2013 bahwa kelompok responden anak sekolah dasar yang mendapat intervensi video pengetahuan tentang demam berdarah meningkat dari sebelum diberikan intervensi. Dengan demikian, metode video merupakan metode yang baik dalam menyampaikan informasi pendidikan bagi anak prasekolah. Kelompok yang mendapat pendidikan seksual melalui metode cerita boneka rata-rata nilai pengetahuannya sebelum intervensi adalah 11.69 dengan nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 17, sedangkan setelah mendapat pendidikan seksual nilai rata-ratanya adalah 15.00 dengan nilai terendah 8 dan nilai tertinggi 17. Dengan demikian, dapat dilihat peningkatan rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan setelah diberikan pendidikan seksual melalui intervensi cerita boneka. Hasil ini selaras dengan penelitian Rachmayanti 2013 dan Pangesti 2014 yang melakukan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pada anak sekolah dasar dengan metode panggung boneka dan story telling menggunakan media boneka, terdapat peningkatan nilai pengetahuan dari sebelum dan setelah diberikan intervensi. Anam 2014 juga menyebutkan dalam hasil penelitiannya bahwa responden yang mendapat pendidikan dengan media panggung boneka pengetahuannya meningkat dari sebelum intervensi tentang kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan anak prasekolah tentang mencuci tangan juga meningkat setalah dilakukan pendidikan kesehatan melalui story telling menggunakan boneka Darajat et al., 2015. Dengan demikian, metode cerita boneka juga merupakan metode yang tepat untuk memberikan pendidikan kepada anak prasekolah disamping metode video. Hasil penelitian ini pada kedua kelompok menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan metode atau media apapun dapat meningkatkan pengetahuan responden. Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartanti 2015 yang meneliti pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode poster dan cerita pada anak prasekolah menghasilkan peningkatan pengetahuan responden tentang cara merawat gigi. Pendidikan kesehatan tentang kecacingan juga dilakukan oleh Presska et al., 2012 dengan metode cerita bergambar dan ceramah juga meningkatkan pengetahuan respoden tentang kecacingan. Nurhidayat 2012 dengan bantuan media power point dan flip chart menyebutkan terjadi peningkatan nilai pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan. Peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan seksual sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan yaitu dapat terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Nursalam dan Efendi, 2008. Peningkatan pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah informasi Notoatmodjo, 2010. J. Guilbert menyebutkan ada 4 faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu materi yang dipelajari, lingkungan, instrumen, dan kondisi penerima materi Nursalam dan Efendi, 2008. Materi yang dipelajari dalam penelitian ini adalah tentang personal safety skill. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui video dan cerita boneka. Lingkungan yang tercipta saat proses pembelajaran terjadi sangat kondusif dimana respoden memperhatikan saat intervensi berlangsung sehingga materi yang diberikan dapat diterima dengan baik yang menghasilkan peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi.

C. Pengaruh Metode Video dan Metode Cerita Boneka dalam

Pendidikan Seksual tentang Personal Safety Skill Hasil yang diperoleh dari penelitian ini didapatkan selisih rata-rata nilai pengetahuan responden antara sebelum dan setelah diberikan intervensi melalui metode video adalah -2.933 dengan standar deviasi 2.154. Nilai negatif pada rata-rata menunjukkan bahwa rata-rata nilai sebelum intervensi lebih kecil dibandingkan rata-rata nilai setelah intervensi sehingga terlihat peningkatan rata-rata nilai pengetahuan responden setelah diberikan intervensi melalui video. Hasil uji statistik dengan Paired t-test didapatkan nilai Asymp. Sig 2-tailed adalah 0.000 yang berarti p0.05 atau terdapat perbedaan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode video dalam pendidikan seksual terhadap pengetahuan anak prasekolah. Hasil dari intervensi lain dalam penelitian ini, yaitu cerita boneka didapatkan selisih rata-rata nilai pengetahuan antara sebelum dan setelah diberikan intervensi melalui metode cerita boneka adalah -3.308 dengan standar deviasi 3.172. Hasil uji statistik dengan Paired t-test didapatkan

Dokumen yang terkait

BUKU CERITA DAN BONEKA JARI SEBAGAI MEDIA PENGENALAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KOTA TEGAL

0 9 85

Perbedaan Pengaruh Metode Cerita dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Perawatan Gigi di Paud Pertiwi dan Paud Ardika Jaya Bekasi

0 9 348

PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK (Studi Perbandingan antara Pemikiran Abdullah Nasih Ulwan dan Hasan Hathout).

0 1 18

Perbandingan Handwashing Promotion dengan Metode Bernyanyi dan Handwashing Dance Terhadap Pengetahuan Teknik Mencuci Tangan Anak Usia Prasekolah.

6 18 55

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA.

0 0 10

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER GROUP TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI

0 1 6

Efektivitas Personal Safety Skill Terhadap Peningkatan Kemampuan Mencegah Kekerasan Seksual Pada Anak Ditinjau Dari Jenis Kelamin

0 0 9

EFEKTIVITAS BERMAIN PERAN SANDIWARA BONEKA DALAM PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PGRI NANGGULAN KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Efektivitas Bermain Peran Sandiwara Boneka dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Prasekolah di TK PGRI N

0 0 13

Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orangtua dengan Pengetahuan tentang Pelecehan Seksual pada Anak Remaja di Surakarta

0 0 7

Efektivitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Video dengan Media Cerita Bergambar Terhadap Keterampilan Menggosok Gigi Anak Usia Prasekolah - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 122