7 Support system. Anak diajarkan untuk mengenal sistem sosial atau
lembaga yang dapat membantu mereka untuk pelaporan jika terjadi pelecehan seksual.
8 Blame. Anak diajarkan bahawa mereka tidak bersalah jika mereka
menjadi korban atau hampir menjadi korban. Kesalahan tersebut terdapat pada orang yang lebih dewasa.
Garis besar pedoman dari personal safet skill yang diajarkan pada anak adalah mencakup
„Yell-Go-Tell‟ sequence James et al., 2013; Springer dan Misurell, 2015. Namun, sebelumnya anak perlu diajarkan tentang
body ownership kepemilikan tubuh karena hal ini adalah bagian penting dari pendidikan personal safety skill. Anak diajarkan bahwa tubuhnya
adalah milik pribadi dirinya sehingga mereka mempunyai hak atas diri mereka sendiri untuk memutuskan tubuh mereka apakah boleh atau tidak
boleh diakses orang lain. Anak juga diajarkan bahwa bagian privasi tubuh mereka seperti penis, vagina, payudara, dan bokong adalah penting dan
tidak ada seorangpun yang boleh meyakiti tubuh mereka Kendall, 2012. Setelah mengajarkan body ownership, anak diajarkan tentang
perbedaan sentuhan yang baik dan sentuhan yang tidak baik. Sentuhan baik seperti pelukan, berjabat tangan, dan tos. Sedangkan sentuhan tidak
baik contohnya seperti gasakan dan pencoblosan, pelukan dari orang yang lebih besar tidak dikenal maupun sentuhan seksual oleh orang dewasa atau
sesama anak Kendall, 2012.
Akhirnya anak diajarkan Yell-Go- Tell‟ sequence. Pertama, mereka
harus teriak ―Tidak‖ atau ―Tidak mau‖ dengan keras semampu mereka. Kedua, mereka harus pergi atau lari dan meninggalkan tempat tersebut.
Terakhir, mereka harus menceritakan kejadian tersebut kepada orang yang lebih dewasa walaupun ada orang yang meminta mereka merahasiakan
kejadian tersebut Springer dan Misurell, 2015.
D. Kekerasan Seksual pada Anak
1. Pengertian
Kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan
kerusakan fisik atau barang orang lain, atau dapat juga disebut sebagai paksaan KBBI, 2015. Seksualitas menurut KBBI adalah berkenaan
dengan seks jenis kelamin; berkenaan dengan perkara persetubuhan antara laki-laki dan perempuan KBBI, 2015. Seksualitas menurut
World Health Organization WHO pada tahun 2006 adalah pusat aspek manusia sepanjang hidup meliputi jenis kelamin, identitas
gender dan peran, erotisme, kesenangan, keintiman dan reproduksi Eko et al, 2013. Sorensen 1997 menjelaskan bahwa kekerasan
seksual adalah perilaku yang menjurus pada seks yang tidak diharapkan, baik secara verbal atau nonverbal Astuti, 2011.
Definisi kekerasan seksual pada anak menurut pemimpin hukum pemerintahan Inggris:
“Involves forcing or enticing a child or young person to take part in sexual activities, not necessarily involving a high
level of violence, whether or not the child is aware of what is
happening. The activities may involve physical contact, including assault by penetration for example, rape or oral sex or non-
penetrative acts such as masturbation, kissing, rubbing and touching outside of clothing. They may also include non-contact activities, such
as involving children in looking at, or in the production of, sexual images, watching sexual activities, encouraging children to behave in
sexually inappropriate ways, or grooming a child in preparation for abuse including via the internet. Sexual abuse is not solely
perpetrated by adult males. Women can also commit acts of sexual abuse, as can other children HM Government, 2015: p.93 dalam
National Society for the Prevention of Cruelty to Children NSPCC, 2013. The National Child Traumatic Stress Network NCTSN
menjelaskan bahwa pelecehan seksual pada anak adalah interaksi yang terjadi antara anak dan orang dewasa dimana anak dimanfaatkan
sebagai pelaku perangsang seksual atau sebagai pengamat seks NCTSN, 2009.
Bentuk kekerasan seksual pada anak terjadi dengan sentuhan dan tanpa sentuhan. Perilaku yang menggunakan sentuhan mencakup
sentuhan pada area privasi dari korban seperti vagina, penis, payudara, bokong, kontak mulut dengan alat kelamin, atau hubungan seksual.
Sedangkan, perilaku yang tidak menggunakan sentuhan seperti menyuruh anak untuk telanjang agar pelaku mendapat kepuasan atau
memperlihatkan sesuatu yang bersifat pornografi pada anak NCTSN, 2009. Kekerasan seksual pada anak mencakup hubungan seksual,