VIII. ANALISIS KEBIJAKAN ATAS PERUBAHAN HARGA OUTPUT INPUT, PENGELUARAN RISET JAGUNG
DAN INFRASTRUKTUR JALAN
8.1. Pengaruh Perubahan Harga Output dan Harga Input terhadap Penawaran Output dan Permintaan Input
Model yang digunakan dalam analisis kebijakan ini adalah model yang telah digunakan oleh Fulginiti and Ferrin 1990 seperti telah dirumuskan pada
persamaan 47. Untuk melakukan analisis kebijakan ini digunakan nilai elastisitas penawaran output dan permintaan input Tabel 13 dan Tabel 14.
Analisis dipilah yaitu untuk Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat. Beberapa perubahan yang ingin dianalisis pengaruhnya terdapat 10
sepuluh skenario yaitu: 1 harga jagung naik 10 persen, 2 harga jagung turun 10 persen, 3 harga benih naik 10 persen, 4 harga pupuk naik 10 persen, 5
kombinasi 1,3,4, 6 kombinasi 2,3,4, 7 pengeluaran riset dan pengembangan jagung naik 10 persen, 8 infrastruktur jalan meningkat 10 persen, 9 kombinasi
1,3,4,7,8, dan 10 kombinasi 2,3,4,7,8. Hasil perhitungan dari beberapa perubahan tersebut diatas dan
pengaruhnya terhadap penawaran output dan permintaan input di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat disajikan pada Tabel 18 dan 19.
8.1.1. Pengaruh Perubahan Harga Output
Di Provinsi Jawa Timur seperti disajikan pada Tabel 18, perubahan harga jagung yaitu berupa peningkatan sebesar 10 persen skenario 1 menyebabkan
jumlah jagung yang ditawarkan meningkat sebesar 16.645 persen. Kenaikan harga jagung ini juga diikuti dengan peningkatan permintaan jumlah input benih,
146
pupuk urea, pupuk TSP dan tenaga kerja yang relatif berimbang dengan peningkatan output yaitu masing-masing sebesar 15.534 persen, 16.269 persen,
16.676 persen dan 14.530 persen. Seperti halnya diketahui, bahwa kebijakan pengaturan harga jagung sudah
tidak ada sejak tahun 1990. Harga jagung dibebaskan dan ditentukan oleh mekanisme pasar. Harga jagung secara rata-rata dari tahun 1985-2009 meningkat
sekitar 10 persen baik di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat. Tabel 18. Pengaruh Perubahan Berbagai Faktor terhadap Penawaran dan
Permintaan Input Jagung di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2009
Perubahan Perubahan Jumlah Penawaran Output dan Permintaan Input
Jagung Benih Pupuk Urea Pupuk TSP
T. Kerja 1. Harga jagung+10
16.645 15.534
16.269 16.676
14.530 2. Harga Jagung-10
-16.645 -15.534
-16.269 -16.676
-14.530 3. Harga Benih+15
-4.992 -8.941
-4.338 -3.957
-1.830 4. Harga pupuk+10
-5.027 -3.200
-7.064 -6.840
-1.857 5. Kombinasi 1,3,4
6.626 3.393
4.867 5.879
10.843 6. Kombinasi 2,3,4
-26.664 -27.675
-27.671 -27.473
-18.217 7. Pengel.Riset jagung
+10 9.880
9.057 9.160
8.642 7.421
8. Infrastruktur Jalan +10
13.025 14.795
15.532 16.512
11.686 9. Kombinasi 1,3,4,7,8
29.531 27.475
29.559 30.993
29.950 10.Kombinasi
2,3,4,7,8 -3.759
-3.823 -2.979
-2.319 0.890
Jika terdapat penurunan harga jagung sebesar 10 persen, maka akan
berdampak menurunnya penawaran jagung di Jawa Timur sebesar 16.645 persen. Penurunan harga jagung ini juga diikuti dengan penurunan permintaan benih,
pupuk urea, pupuk TSP dan tenaga kerja yang relatif berimbang dengan penurunan output yaitu masing-masing sebesar 15.534, 16.269, 16.676 dan 14.530
persen. Penurunan permintaan input tersebut sebagai akibat penurunan harga
147
jagung yang menyebabkan menurunnya motivasidorongan untuk meningkatkan usahatani jagung.
Di Provinsi Jawa Barat seperti disajikan pada Tabel 19, jika terdapat peningkatan harga jagung sebesar 10 persen skenario 1 menyebabkan jumlah
jagung yang ditawarkan meningkat sebesar 17.637 persen. Kenaikan harga jagung ini juga diikuti dengan peningkatan permintaan jumlah input benih, pupuk
urea, pupuk TSP dan tenaga kerja yang relatif berimbang dengan peningkatan output yaitu masing-masing sebesar 14.336, 16.859, 15.807 dan 15.332 persen.
Tabel 19. Pengaruh Perubahan Berbagai Faktor terhadap Penawaran dan Permintaan Input Jagung di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2009
Perubahan Perubahan Jumlah Penawaran Output dan Permintaan Input
Jagung Benih
Pupuk Urea Pupuk TSP T. Kerja 1. Harga jagung+10
17.637 14.336
16.859 15.807
15.332 2. Harga Jagung-10
-17.637 -14.336
-16.859 -15.807
-15.332 3. Harga Benih+15
-4.329 -4.773
-5.147 -2.256
-1.651 4. Harga pupuk+10
-4.981 -3.166
-5.559 -7.155
-1.567 5. Kombinasi 1,3,4
8.327 6.397
6.153 6.396
12.114 6. Kombinasi 2,3,4
-26.947 -23.845
-27.565 -25.218
-18.550 7. Pengel. Riset
jagung +10 9.884
9.000 9.151
8.811 6.687
8. Infrastruktur Jalan +10
13.022 14.733
15.731 15.552
11.401 9. Kombinasi 1,3,4,7,8
31.233 30.130
31.035 30.759
30.202 10. Kombinasi 2,3,4,7,8
-4.041 -0.112
-2.724 -0.855
-0.462
Di Provinsi Jawa Barat, jika terdapat penurunan harga jagung sebesar 10 persen, akan berdampak menurunnya penawaran jagung sebesar 17.637 persen.
Penurunan harga jagung ini juga diikuti dengan penurunan permintaan input benih, pupuk urea, pupuk TSP dan tenaga kerja yang relatif berimbang dengan
penurunan output yaitu masing-masing sebesar 14.336, 16.859, 15.807 dan 15.332 persen. Penurunan permintaan input tersebut juga sebagai akibat penurunan harga
148
jagung yang menyebabkan menurunnya motivasidorongan untuk meningkatkan usahatani jagung.
8.1.2. Pengaruh Perubahan Harga Input dan Harga Output