Elastisitas Penawaran Output Elastisitas Penawaran Output dan Permintaan Input terhadap Harga Output dan Harga Input

117

6.2. Elastisitas Penawaran Output dan Permintaan Input terhadap Harga Output dan Harga Input

Pendugaan elstisitas penawaran output dan permintaan input jagung dihitung berdasarkan persamaan 52, 53, 54, 55, 56, 57 dan 58. Selanjutnya, untuk menguji apakah nilai elastisitas penawaran dan permintaan input berbeda nyata dengan nol digunakan uji t. Bila dianggap pangsa biaya variabel tetap pada tahun tertentu tetap, maka galat baku standar error untuk menguji elastisitas digunakan rumus: Se Seij = 1Si se ij dimana se seij adalah galat baku elastisitas penawaran output dan permintaan input komoditas jagung, Si adalah pangsa biaya variabel i , dan se ij adalah standar error untuk koefisien pangsa biaya variabel i pada komoditas jagung. Untuk kepentingan analisis kebijakan yang akan datang, maka nilai elastisitas dihitung pada tahun 2009. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai elastisitas penawaran dan permintaaan input di provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat disajikan pada Tabel 13 dan Tabel 14.

6.2.1. Elastisitas Penawaran Output

Elastisitas penawaran output jagung hasil pendugaan meliputi elastisitas penawaran terhadap harga input dan elastisitas terhadap harga sendiri. Di Provinsi Jawa Timur, nilai elastisitas penawaran output jagung terhadap harga sendiri bernilai positif yang signifikan pada taraf 5 persen. Elastisitas penawaran output terhadap harga sendiri mempunyai nilai yang elastis yaitu sebesar 1.6645 persen Tabel 13. Sementara hasil penelitian Hartoyo 1994 memperoleh elastisitas penawaran jagung terhadap harga jagung sendiri sebesar 0.911. Nilai elastisitas penawaran harga yang elastis tersebut mengindikasikan bahwa respon petani jagung di Jawa Timur terhadap perubahan harga sangat besar. Oleh karena 118 itu, perubahan harga jagung akan sangat menentukan kebijakan pengembangan jagung di Jawa Timur. Tabel 13. Dugaan Elastisitas Penawaran Output dan Permintaan Input Jagung di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2009 Peubah Jagung Benih Pupuk Urea Pupuk TSP T. Kerja Harga Jagung 1.6645 2.3211 1.5534 1.4851 1.6269 0.4101 1.6676 0.1799 1.4530 1.7788 Harga Benih -0.3328 -1.4851 -0.5961 -1.6797 -0.2892 -1.7931 -0.2638 -0.5022 -0.1220 -2.1024 Harga Urea -0.2489 -0.4101 -0.2807 -1.7931 -0.5528 -1.1206 -0.5007 -1.5139 -0.1335 -0.9403 Harga TSP -0.2538 -0.1799 -0.0393 -0.5022 -0.1538 -1.5139 -0.1833 -0.7696 -0.0522 -1.8676 Upah T. Kerja -0.8290 -1.7788 -0.6373 -2.1024 -0.6313 -0.9403 -0.7198 -1.4676 -1.1453 -1.8074 Biaya Lain -1.1980 -2.1968 -1.2922 -2.32 -1.3474 -2.3213 -1.4471 -1.8594 -1.0523 -1.0497 Luas Panen 1.6378 2.1870 1.6997 2.0880 1.5862 2.2251 1.0220 5.2188 1.3523 1.2729 Pengel. Riset Jagung 0.9880 1.3515 0.9057 1.3783 0.9160 1.3659 0.8642 1.4951 0.7421 1.0636 Infrastruktur jalan 1.3025 1.5448 1.4795 1.3601 1.5532 1.9214 1.6512 1.4695 1.1686 0.0437 Keterangan: Angka dalam kurung adalah t hitung signifikan pada taraf α = 1 persen signifikan pada taraf α = 5 persen signifikan pada taraf α = 10 persen Sementara itu, nilai elastisitas penawaran terhadap harga input: benih, pupuk urea, pupuk TSP dan tenaga kerja seluruhnya bernilai inelastis dan semuanya bertanda negatif, yaitu masing-masing sebesar -0.3328, -0.2489, - 0.2538, -0.8290. Hal ini berarti bahwa apabila harga input produksi variabel tersebut meningkat 1 persen, maka penawaran jagung akan menurun masing- 119 masing sebesar 0.3328, 0.2489, 0.2538, dan 0.8290 persen. Nilai elastisitas penawaran terhadap harga input variabel benih dan pupuk relatif kecil dan inelastis. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan subsidi input seperti subsidi pupuk dan benih kurang berpengaruh terhadap petani dalam menggunakan input tersebut. Petani akan berupaya menggunakan benih dan pupuk sesuai kebutuhannya dan sesuai kemampuan modal usahataninya. Selanjutnya dari keempat input variabel tersebut ternyata hanya benih dan tenaga kerja yang berpengaruh nyata 10 dan 5 persen terhadap output yang ditawarkan. Hal ini disebabkan karena peningkatan harga benih dan upah tenaga kerja akan sangat mempengaruhi usahatani jagung, mengingat harga benih dan upah tenaga kerja di Jawa Timur yang cenderung mahal dan sangat jauh diatas harga input pupuk. Harga benih dan upah tenaga kerja tahun 2009 di Jawa Timur masing-masing sebesar Rp 15 982kg dan Rp 18 145HK. Sementara itu, dari nilai elastisitas diatas juga dapat diketahui bahwa tenaga kerja memiliki pengaruh terbesar terhadap penawaran jagung, hal ini disebabkan proporsi biaya tenaga kerja terhadap biaya produksi mencapai 66 persen dan proporsinya paling tinggi dari seluruh input yang digunakan pada usahatani jagung di Jawa Timur Lampiran 10. Sementara itu, di Provinsi Jawa Barat Tabel 14, terlihat bahwa nilai elastisitas penawaran output terhadap harga sendiri juga elastis dengan nilai 1.7372 dan nyata pada taraf 1 persen. Hal ini berarti bahwa jika harga jagung meningkat 1 persen maka penawaran jagung akan meningkat sebesar 1.7637 persen. Nilai elastisitas penawaran harga yang elastis tersebut dalam hal ini juga mengindikasikan bahwa respon petani jagung di Jawa Barat terhadap perubahan 120 harga sangat besar. Oleh karena itu, perubahan harga jagung akan sangat menentukan kebijakan pengembangan jagung di Jawa Barat. Nilai elastisitas penawaran terhadap harga input benih, urea, dan TSP di Provinsi Jawa Barat juga seluruhnya bernilai inelastis dan bertanda negatif yaitu masing-masing sebesar -0.2886, -0.2656, dan -0.2325. Untuk tenaga kerja nilai elastisitasnya -0.9770 hampir elastis. Hasil penelitian Chaudary, et. al., 1998 memperoleh elatisitas penawaran output tanaman pangan terhadap tenaga kerja adalah elastis 1.12. Sementara itu, nilai elastisitas penawaran terhadap harga input variabel benih dan pupuk relatif kecil dan inelastis. Seperti telah dianalisis di Provinsi Jawa Timur, bahwa hal ini juga mengindikasikan bahwa kebijakan subsidi input seperti subsidi pupuk dan benih kurang berpengaruh terhadap petani dalam menggunakan input tersebut. Petani akan berupaya menggunakan benih dan pupuk sesuai kebutuhannya dan sesuai kemampuan modal usahataninya. Harga input benih dan tenaga kerja masing-masing nyata pada taraf 5 dan 10 persen terhadap penawaran jagung di Jawa Barat. Nilai elastisitas benih dan tenaga kerja sebesar -0.2886 dan -0.9880 menunjukan bahwa jika harga benih dan upah tenaga kerja masing-masing meningkat sebesar 1 persen, maka penawaran jagung akan menurun masing-masing sebesar 0.2886 persen dan 0.9770 persen. Adapun penyebabnya adalah karena peningkatan harga benih dan upah tenaga kerja akan sangat mempengaruhi usahatani jagung, mengingat harga benih dan upah tenaga kerja di Jawa Barat yang juga cenderung mahal dan sangat jauh diatas harga input pupuk. Harga benih dan upah tenaga kerja tahun 2009 di Jawa Barat masing-masing sebesar Rp 24 582kg dan Rp 19 689HK. Semakin meningkatnya upah tenaga kerja pada usahatani jagung dapat disebabkan oleh banyaknya tenaga 121 kerja terutama di kalangan generasi muda di pedesaan yang lebih memilih bekerja di sektor non pertanian, sehingga untuk memperoleh tenaga kerja usahatani di pedesaan relatif makin sulit. Oleh karena itu, upah tenaga kerja di sektor pertanian pangan semakin berkompetitif dengan upah di sektor non pertanian industri dan jasa. Seperti halnya di Jawa Timur, maka di Jawa Barat pun nilai elastisitas tenaga kerja memiliki pengaruh terbesar terhadap penawaran jagung, hal ini disebabkan proporsi biaya tenaga kerja terhadap biaya produksi mencapai 85 persen dan proporsinya paling tinggi dari seluruh input yang digunakan pada usahatani jagung di Jawa Timur Lampiran 11. Tabel 14. Dugaan Elastisitas Penawaran Output dan Permintaan Input Jagung di Provinsi Jawa Barat, Tahun 2009 Peubah Jagung Benih Pupuk Urea Pupuk TSP T. Kerja 1. Harga Jagung 1.7637 3.7154 1.4336 1.7765 1.6859 0.6564 1.5807 0.2879 1.5332 1.4467 2. Harga Benih -0.2886 -1.7765 -0.3182 -1.7277 -0.3431 -2.8703 -0.1504 -0.8040 -0.1101 -3.3654 3. Harga Urea -0.2656 -0.6564 -0.2577 -2.8703 -0.3473 -1.7938 -0.0763 -1.4629 -0.0983 -1.5052 4. Harga TSP -0.2325 -0.2879 -0.0589 -0.8040 -0.2086 -1.4629 -0.6392 -1.2320 -0.0584 -2.9895 5. Upah T. Kerja -0.9770 -1.4467 -0.7988 -3.3654 -0.7869 -1.5052 -0.7148 -2.9895 -1.2664 -2.8931 6. Biaya Lain -1.2525 -2.0701 -1.2781 -3.7209 -1.5609 -3.7157 -1.3781 -2.9763 -0.9245 -1.6803 7. Luas Panen 1.4032 1.9117 1.5938 2.2857 1.5586 2.3834 1.6557 2.3538 1.4120 1.2082 8. Pengeluaran Riset Jagung 0.9884 2.1314 0.9003 1.4585 0.9151 1.3535 0.8811 1.4682 0.6687 1.0348 9. Infrastruktur jalan 1.3022 1.3522 1.4733 1.3501 1.5731 1.4302 1.5552 1.4652 1.1401 1.1864 Keterangan: Angka dalam kurung adalah t hitung signifikan pada taraf α = 1 persen signifikan pada taraf α = 5 persen signifikan pada taraf α = 10 persen 122

6.2.2. Elastisitas Permintaan Input