dapat dan mudah keluar masuk kedalam pasar. Kondisi ini menyebabkan perusahaan tidak memiliki daya tawar yang baik dan hanya berperan sebagai
si ini menunjukkan bahwa, produksi pasir besi telah melebihi kapasitas optim
akan dilanjutkan pada tujuan keempat subbab selanjutnya mengenai litas.
penerima harga. Perusahaan tidak dapat menentukan jumlah total penerimaan sesuai keinginan mereka. Untuk lebih jelasnya dapat melihat kembali Tabel 14,
terlihat bahwa peningkatan produksi dari 1.960 ton ke 27.296 ton pada tahun 2007 tidak diikuti dengan peningkatan harga dengan kelipatan yang sama. Bahkan
semakin banyak produksi pasir besi peningkatan harga mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan produksi tidak memberikan peningkatan
keuntungan rata-rata pertonase pasir besi. Situa
al yang mengikuti situasi pasar. Pada Tabel 14 juga menunjukkan ekstraksi pasir besi tidak mengikuti kaidah tingkat ekstraksi optimal kegiatan penambangan
sumberdaya alam. Kaidah optimasi ekstraksi mensyaratkan bahwa laju ekstraksi akan menurun dengan semakin menurunnya jumlah cadangan pasir besi. Dimana
volume ekstraksi haruslah menunjukkan kecenderungan menurun setiap periodenya. Dapat dipastikan dengan kondisi aktual ini, keputusan ekstraksi yang
semakin meningkat setiap periode tidak akan memberikan keuntungan yang maksimal sepanjang waktu. Untuk melihat volume ekstraksi yang optimal
pembahasan laju ekstraksi optimal dengan dan tanpa adanya eksterna
63
64
BAB VII EKSTERNALITAS, LAJU EKSTRAKSI OPTIMAL DAN PAJAK
LINGKUNGAN PENAMBANGAN PASIR BESI 7.1 Penurunan Produksi Perikanan Tangkap
Pemanfaatan potensi bisnis kelautan Kabupaten Tasikmalaya masih sangat kecil, yaitu kurang dari 3 dibandingkan dengan potensi sesungguhnya.
Kontribusi sektor kelautan terhadap PDRB sangat rendah jika dibandingkan dengan sektor lain yaitu kurang dari 3, padahal potensi bisnis kelautan
khususnya perikanan cukup besar. Tabel 15 memperlihatkan bagaimana sektor perikanan Kabupaten Tasikmalaya tidak mampu memberikan kontribusi
signifikan pada struktur PDRB. Tabel 15 Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tasikmalaya Menurut
Lapangan Usaha No Lapangan Usaha
2008 2009
2010 1
45,8 44,9
45,01 a. Tanaman Bahan Makanan
30,2 29,57 29,55 b. Tanaman Perkebunan
6,01 6,07
6,13 c. Peternakan dan hasilnya
3,46 3,4
3,4 d. Kehutanan
3,66 3,51
3,49 e. Perikanan
2,49 2,44
2,44 2
Pertambangan dan Penggalian 0,24
0,23 0,23
3 Industri Pengolahan
7,45 7,48
7,37 4
Listrik, Gas dan Air Bersih 0,98
1,02 1,04
5 Bangunan
0,73 0,74
0,73 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran 21,3 22,14 22,14
7 Pengangkutan dan Komunikasi
4,72 4,66
4,85 8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,8
3,84 3,83
9 Jasa - Jasa
15 14,87 14,77
Produk Domestik Regional Bruto
100 100
100
Sumber. BPS Kabupaten Tasikmalaya 2011
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Pemanfaatan potensi bisnis kelautan merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat Tasikmalaya Selatan yang masih
sangat rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15 diatas, pada tahun
65
2008 – 2010, kontribusi sektor perikanan hanya berkisar 2.4 atau yang terkecil jika d
nan dan juga petern
yang cukup besar, sehingga sulit terjangkau oleh nelayan kecil. Disam
dengan lautan samudra hindia yaitu Kecamatan Cipatujah, Karangnunggal dan Cikalong yang merupakan termasuk dalam daerah pesisir, sehingga banyak
masyarakat di daerah ini bermata pencaharian nelayan. Di daerah ini terdapat dua TPI Tempat Pelelangan Ikan, TPI Pamayangsari berdiri pada tahun 2009, TPI
Cimanuk yang baru didirikan tahun 2011 dan masih tahap pra operasi. Kedua TPI ini dikelola oleh Koperasi Mina Bangkit. Koperasi ini sendiri memiliki program
yaitu pelelangan ikan dan simpan pinjam bagi nelayan di daerah Pamayangsari. Jumlah anggota koperasi sekitar 30 orang bakul 2500 nelayan. Selama ini
Koperasi Mina Bangkit sangat berperan penting dalam pengembangan pembangunan nelayan di Pamayangsari dengan bantuan dan sokongan dana dari
pemerintah. Beberapa tahun lalu daerah Pamayangsari Kecamatan Cipatujah menjadi
salah satu tempat korban bencana tsunami yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan perahu nelayan mengalami kerusakan. Hal ini juga yang mendasari
kucuran dana APBN dari pemerintah pusat untuk para nelayan Pamayangsari berupa bantuan perahu. Pemberian bantuan perahu ini ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan produksi nelayan di Pamayangsari. Produksi ikan di amayangsari tiap bulannya tidak menentu, selain sangat tergantung musim,
ibandingkan dengan PDRB tanaman bahan makanan, tanaman perkebu
akan.
Permasalahannya pengembangan bisnis kelautan berkaitan dengan investasi ping
ketersediaan sarana dan prasarana seperti perahu, dermaga dan alat pancing masih minim. Kondisi ini sebenarnya adalah peluang bagi penanam modal dalam dan
luar negeri untuk memanfaatkannya. Pembangunan sektor kelautan atau lebih banyak dikenal sebagai bisnis kelautan merupakan salah satu program prioritas
pemerintah propinsi Jawa Barat, termasuk Kabupaten Tasikmalaya. Kabupaten Tasikmalaya memiliki tiga Kecamatan yang berbatasan langsung
P faktor kondisi perairan juga berperan terhadap jumlah produksi perikanan.
Kegiatan penambangan pasir besi mengakibatkan turunnya kualitas perairan, hal ini berdampak kepada kehidupan beberapa jenis biota perairan tangkapan nelayan.
66