Proses Penambangan Pasir Besi

dan a hauling pasir besi ke stockpile pelabuhan, premi supir dan fee kepala desa, portal dan keamanan dapat diuraikan dalam biaya pengangkutan dan iuran desa. Kedua biaya ini proporsinya berbeda-beda antar perusahaan dan sangat tergantung kepada kesepakatan antara kepala desa setempat dengan investor penambangan pasir besi, namun secara rata-rata biaya pengangkutan Rp. 51.756 ton dan iuran desa Rp. 7.007ton.

6.2.2 Harga Penerimaan Penambangan Pasir Besi

Komoditas pasir besi yang dihasilkan dari Kabupaten Tasikmalaya masih dalam bentuk konsentrat yang telah dicuci. Konsentrat pasir besi memiliki harga jual yang cenderung meningkat setiap tahunnya, walaupun peningkatannya tidak sebanding dengan laju peningkatan produksi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel 14 berikut ini. Harga jual perton konsentrat pasir besi pada tahun 2007 adalah Rp.220.000. Peningkatan jumlah produksi hingga 13 kali pada tahun 2008 tidak diikuti kenaikan harga jual dengan kelipatan yang sama, dimana kenaikan arga ju lat berat yang dipergunakan untuk memindahkan raw material dari stockpile ke dalam hover, serta memindahkan konsentrat yang telah selesai dimurnikan ke stockpile . Royalti perusahaan pasir besi mengikuti aturan pemerintah yang mensyaratkan nilai royalti 3,75 dari total penerimaan penjualan pasir besi. Rata- rata untuk setiap ton pasir besi nilai royaltinya adalah Rp. 18.600. Biaya h al hanya 40 dari tahun 2007, atau menjadi Rp.301.724 pada tahun 2008. Tabel 14 Perkembangan Harga dan Penerimaan dari Penambangan Pasir Besi Tahun Harga Riil Rpton Jumlah Produksi ton Penerimaan Rp 2007 220.000 1.960,5 431.310.000 2008 301.724 27.296,5 8.236.012.931 2009 341.880 42.153,5 14.411.452.991 2010 365.854 183.113,6 66.992.765.854 2011 429.688 1.184.636,6 509.023.541. Sumber. Data primer dan sekunder 2012 211 Keuntungan penambangan pasir besi sangat tergantung kepada tingkat efisiensi penambangan, pencucian, biaya variabel lainnya serta harga jual pasir besi.Kegiatan penambangan pasir besi tidak membutuhkan modal sangat besar dan teknologi spesifik seperti dipertambangan secara umum, sehingga perusahaan 62 dapat dan mudah keluar masuk kedalam pasar. Kondisi ini menyebabkan perusahaan tidak memiliki daya tawar yang baik dan hanya berperan sebagai si ini menunjukkan bahwa, produksi pasir besi telah melebihi kapasitas optim akan dilanjutkan pada tujuan keempat subbab selanjutnya mengenai litas. penerima harga. Perusahaan tidak dapat menentukan jumlah total penerimaan sesuai keinginan mereka. Untuk lebih jelasnya dapat melihat kembali Tabel 14, terlihat bahwa peningkatan produksi dari 1.960 ton ke 27.296 ton pada tahun 2007 tidak diikuti dengan peningkatan harga dengan kelipatan yang sama. Bahkan semakin banyak produksi pasir besi peningkatan harga mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan produksi tidak memberikan peningkatan keuntungan rata-rata pertonase pasir besi. Situa al yang mengikuti situasi pasar. Pada Tabel 14 juga menunjukkan ekstraksi pasir besi tidak mengikuti kaidah tingkat ekstraksi optimal kegiatan penambangan sumberdaya alam. Kaidah optimasi ekstraksi mensyaratkan bahwa laju ekstraksi akan menurun dengan semakin menurunnya jumlah cadangan pasir besi. Dimana volume ekstraksi haruslah menunjukkan kecenderungan menurun setiap periodenya. Dapat dipastikan dengan kondisi aktual ini, keputusan ekstraksi yang semakin meningkat setiap periode tidak akan memberikan keuntungan yang maksimal sepanjang waktu. Untuk melihat volume ekstraksi yang optimal pembahasan laju ekstraksi optimal dengan dan tanpa adanya eksterna 63