Kegiatan Penambangan Pasir Besi .1 Sumberdaya Pasir Besi

17

2.4 Solusi Eksternalitas

Fauzi 2010 mengemukakan model dasar untuk membangun prinsip kebijakan ekonomi dalam memecahkan masalah eksternalitas. Ia mengemukakan contoh hubungan ekonomi antara perusahaan penambang emas dengan usaha perikanan. Meski tidak ada hubungan keputusan ekonomi dari dua unit usaha tersebut, namun keduanya menjadi terkait karena adanya sungai sebagai barang publik. Penambang emas tersebut membuang limbahnya berupa zat merkuri ke dalam sungai yang menjadi sumber mata pencaharian. Pada dasarnya Fauzi 2010 menyatakan untuk meredam eksternalitas negatif, tidak terkecuali dalam kegiatan penambangan terdapat tiga alternatif kebijakan yang dapat digunakan : internalisasi, perpajakan dan memfungsikan pasar. Nicholson 1999 menjelaskan dua pemecahan tradisional terhadap eksternalitas. Yaitu perpajakan dan internalisasi biaya. Dalam menggunakan perpajakan sebagai penyelesaian eksternalitas, Nicholson 1999 berpendapat bahwa pemerintah dapat mengenakan pajak cukai yang sesuai terhadap perusahaan yang menghasilkan disekonomi eksternal. Pajak ini dapat dianggap keluaran atau produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan menjadi berkurang. Pemecahan klasik terhadap masalah eksternalitas ini pertama kali diajukan oleh A.C. Pigou pada dasawarsa 1920-an. Walaupun telah sedikit dimodifikasi, solusi ini tetap merupakan jawaban standar untuk masalah eksternalitas yang dibuat oleh ahli ekonomi. Masalah utama bagi regulator adalah mendapatkan informasi empiris yang memadai sehingga pajak yang tepat dapat dikenakan secara langsung kepada perusahaan yang menyebabkan polusi. Pemecahan tradisional kedua adalah internalisasi, merupakan upaya untuk “menginternalkan” dampak yang ditimbulkan dengan cara menyatukan proses pengambilan keputusan dalam satu unit usaha.

2.5 Teori Pemanfaatan Sumberdaya Secara Optimal

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar pengambilan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui menjadi lebih optimal. Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah terdapatnya pasar persaingan sempurna dengan tercapai suatu tingkat efisiensi yang optimum pada saat harga barang sama dengan biaya 18 marginalnya. Pada kasus sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, efisiensi optimum akan dicapai apabila harga barang sumberdaya sama dengan biaya marginal ditambah biaya alternatif. Biaya alternatif adalah kelebihan nilai yang bersedia dibayarkan oleh konsumen dengan nilai lebih besar daripada biaya marginal untuk menghasilkan barang sumberdaya tersebut. Biaya alternatif ini juga disebut manfaat sosial bersih, rent, atau royalty. Syarat kedua dari pengambilan sumberdaya secara optimal menyangkut tingkah laku dari biaya alternatif atau royalty itu sepanjang waktu. Biaya alternatif harus selalu meningkat sebesar tingkat bunga yang berlaku dari waktu kewaktu, atau dengan kata lain bila royalty itu dinyatakan dengan nilai sekarang present value, maka ia tidak akan berubah sepanjang waktu. Syarat terakhir adalah ekstraksi sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui sangat tergantung pada kendala stok yang terbatas. Sebagai dasar dari teori ekstraksi sumberdaya alam tidak terbaharui yang optimal adalah model Hotelling yang dikembangkan oleh Harold Hotelling pada 1931 Fauzi 2010. Tujuan perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya minerba adalah memaksimumkan keuntungan.Tujuan ini dicapai dengan memilih tingkat ekstraksi optimal selama masa izin. Jika ada komponen biaya yang dapat dihindari atau dapat dibebankan kepada pihak lain, maka tanpa regulasi yang efektif komponen biaya tersebut tidak akan ditanggung oleh perusahaan. Hal seperti ini dapat menghasilkan kondisi dimana pemanfaatan sumber daya minerba menguntungkan secara finansial tetapi merugikan secara ekonomi. Untuk sederhananya, jika present value dari penjualan hasil tambang adalah S dan present value dari biaya eksplorasi, eksploitasi, dan reklamasi adalah C, maka present value dari pemanfaatan sumber daya minerba adalah W = S –C Jika W 0, maka pemanfaatan sumber daya minerba secara finansial layak atau menguntungkan bagi pelakunya.Tetapi apakah hal ini juga menguntungkan secara sosial masih perlu dikaji lebih jauh karena biaya yang diperhitungkan masih belum tentu mencakup seluruh biaya yang ditimbulkan oleh pemanfaatan sumber daya minerba tersebut. Seperti umum terjadi, pemanfaatan sumber daya minerba sering menimbulkan dampak lingkungan, khususnya yang bersifat negatif.