Tujuan Pembelajaran Penguasaan Bahan Pembelajaran Kegiatan Belajar Mengajar Tujuan Pembelajaran

Lampiran 1: Instrumen Penelitian 1. Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS I AP 2 SMK MURNI 2 SURAKARTA Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran menulis dikelas pada prasikus. Nama Guru : Dra. Sri Sumaryamti Bidang studi : Bahasa Indonesia Materi : Menulis karangan narasi Waktu : 2 x 45 menit 27 Januari 2009 Komponen yang Diamati Hasil Pengamatan

A. Tujuan Pembelajaran

1. Penyampaian tujuan pembelajaran. 2. Ketepatan tujuan dengan waktu yang tersedia.

B. Penguasaan Bahan Pembelajaran

1. Penyampaian materi ajar pada siswa 2. Sistematika pemberian materi pada siswa

C. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Metode mengajar 2. Kegiatan belajar siswa 3. Alat peraga atau alat bantu pengajaran 4. Kegiatan guru selama mengajar 5. Kesimpulan pelajaran

D. Penilaian

1. Pelaksanaan penilaian 2. Isi pertanyaan 3. Hasil yang dicapai siswa 4. Tindak lanjut 27 Januari 2009 Pengamat

2. Pedoman Wawancara dengan Guru PEDOMAN WAWANCARA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran di kelas. Bentuk : Wawancara Responden : Guru Bahasa Indonesia kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta Nama : Dra. Sri Sumaryamti Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana pendapat Ibu tentang pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan di kelas? 2. Apakah Ibu membuat skenario pembelajarannya secara rinci dan detail atau hanya secara garis besar saja? 3. Bagaimana metode pemberian materi yang dilakukan Ibu di kelas? 4. Bagaimana cara Ibu memberikan contoh serta latihan dalam pembelajaran menulis di kelas? 5. Bagaimana pendapat Ibu tentang keaktifan siswa di kelas? 6. Bagaimana Ibu menilai hasil pekerjaan siswa? Kesimpulan dan Refleksi Januari 2009 Pengamat

3. Pedoman Wawancara Prasiklus dengan Siswa PEDOMAN WAWANCARA

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menulis di kelas. Bentuk : Wawancara Responden : Siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta Nama : ____________________ Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana pendapat Anda tentang pembelajaran menulis yang dilaksanakan guru di kelas? 2. Apakah guru memberikan materi secara rinci dan terstruktur? 3. Bagaimana metode pemberian materi yang dilakukan guru di kelas? 4. Bagaimana cara guru memberikan contoh serta latihan dalam pembelajaran menulis di kelas? 5. Apakah Anda termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran di kelas? 6. Bagaimana cara guru menilai hasil pekerjaan Anda? Kesimpulan dan Refleksi Januari 2009 Pengamat,

4. Pedoman Catatan Lapangan Pedoman Catatan Lapangan

Tempat : Kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta TglWkt :______________________ Catatan Refleksi 5. Pedoman Penilai A n Proses Pembelajara

6. Pedoman Penilaian Hasil Pembelajaran

Tabel Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval No Aspek Penilaian Skor Kriteria 1. ISI 27-30 22-26 17-21 13-16 SANGAT BAIK-SEMPURNA: padat informasi, substansif, pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan dan tuntas. CUKUP-BAIK: informasi cukup, substansi cukup, pengembangan tesis terbatas, relevan dengan permasalahan tetapi tidak lengkap. SEDANG-CUKUP: informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tak cukup, permasalahan tak cukup. SANGAT KURANG: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis, tidak ada permasalahan. 2. ORGANISASI 18-20 14-17 10-13 7-9 SANGAT BAIK-SEMPURNA: ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, kohesif. CUKUP-BAIK: kurang lancar, kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan logis tetapi tidak lengkap. SEDANG-CUKUP: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong- potong, urutan dan pengembangan tidak logis. SANGAT KURANG: tidak komunikatif, tidak terorganisasi, tidak layak nilai. 3. KOSAKATA 18-20 14-17 10-13 7-9 SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata. CUKUP-BAIK: pemanfaatan potensi kata agak canggih, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu. SEDANG-CUKUP: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna. SANGAT KURANG: pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosa kata rendah, tidak layak nilai. 4. PENGEMBA NGAN BAHASA 22-25 18-21 11-17 5-10 SANGAT BAIK-SEMPURNA: konstruksi kompleks tetapi efektif, hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. CUKUP-BAIK: konstruksi sederhana tetapi efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur. SEDANG-CUKUP: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur. SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, tidak layak nilai. 5. MEKANIK 5 4 3 2 SANGAT BAIK-SEMPURNA: menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. CUKUP-BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna. SEDANG-CUKUP: sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan atau kabur. SANGAT KURANG: tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbaca, tidak layak nilai. Sumber: Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307-308 Lampiran 2: Perangkat Pembelajaran 1. Materi Pembelajaran Siklus I RINGKASAN MATERI MENULIS KARANGAN NARASI 1 Narasi adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Cerpen, novel, roman, dan semua prosa imajinatif merupakan contoh karangan narasi. 2 Narasi merupakan sebuah cerita. Cerita ini didasarkan atas urutan kejadian atau peristiwa. Narasi dapat bersifat fakta cerita sebenarnya maupun fiksi cerita rekaan. Contoh: Narasi yang berisi fakta: biografi dan autobiografi. Narasi yang berupa fiksi: cerpen dan novel. 3 Ciri-ciri narasi: Bersumber dari fakta maupun fiksi rekaan Berupa rangkaian peristiwa Bersifat menceritakan 4 Langkah-langkah menulis karangan narasi: a. Menentukan tema karangan b. Menentukan tujuan karangan c. Mengumpulkan bahan-bahan karangan Berdasarkan pengalaman pribadi atau orang lain Berdasarkan khayalan atau imajinasi d. Menyusun kerangka karangan Tentukan tujuan secara jelas Hanya satu gagasan setiap paragraf Disusun secara logis dan wajar e. Mengembangkan keraangka karangan Narasi atau cerita dapat disusun dengan memperhatikan alur cerita atau jalannya cerita dapat alur maju, alur mundur atau flash back, atau gabungan keduanya Bahasa yang digunakan dapat ragam bahasa baku pengalaman, peristiwa, atau ragam bahasa nonbaku cerpen, novel. 5 Contoh narasi: Rekreasi di Pantai Baron Hari minggu jam 09.00, tanggal 7 Desember 2008, kami sekeluarga berangkat menuju Pantai Baron. Pemandangan menuju Pantai Baron sungguh indah, apalagi waktu kendaraan kami melewati jalan di atas bukit, kami bisa melihat pemandangan dibawah yang sangat indah. Menjelang siang kami sampai di Pantai baron, di sana sudah banyak turis, baik domestik maupun wisatawan asing. Selanjutnya kami mencari tempat yang aman dan nyaman untuk beristirahat. Dengan menggunakan tikar sewaan, kami semua duduk sambil menikmati bekal yang kami bawa dari rumah. Setelah selesai makan, kami sekeluarga ada yang bermain ditepi pantai, melihat burung, berbelanja ikan goreng, dan ada pula yang hanya duduk menikmati pemandangan di Pantai baron. Setelah puas menikmati indahnya pantai Baron, kami bersiap-siap untuk pulang.

2. Materi Pembelajaran Siklus II RINGKASAN MATERI

MENULIS KARANGAN DESKRIPSI 1 Pengertian deskripsi Pengertian deskripsi adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai melihat, mendengar, merasakan apa yang dilukiskan sesuai citra penulisnya. 2 Tujuan deskripsi Orang menulis deskripsi bertujuan menggambarkan sesuatu sesuai dengan apa yang dilihat sendiri oleh pengarang. Jadi, orang yang membaca karangan deskripsi tersebut dapat merasakan seperti yang dirasakan pengarang dalam tulisannya. Objek yang dilukiskan sesuai dengan yang kita lihat, kita cermati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya. Dalam penulisan karangan deskripsi ini panca indra kita berperan penting, misalnya melukiskan kelas, keramaian lomba panjat pinang, arena pemancingan, dan sebagainya. 3 Ciri-ciri deskripsi: Gambaran apa adanya dan dilukiskan dengan sehidup-hidupnya. Tidak ada pertimbangan atau pendapat. 4 Contoh karangan deskripsi: Deskripsi 1 Ruang kamar itu berukuran 3 x 3 meter. Mempunyai satu pintu dan satu jendela, serta dicat biru muda dengan kuning. Dinding ruang dicat merah muda dan eternitnya putih. Ubinnya dari keramik berwarna putih dan ada bunga transparan berwarna biru. Di dalam kamar itu bagian barat berisi meja belajar Olympic diisi buku-buku yang tertata rapi, sebuah komputer, kipas angin, lampu belajar, boneka-boneka kecil, kotak yang terbuat dari plastik untuk menaruh pernak-pernik, dan ada sebuah kursi. Sebagian pojok utara dan timur terdapat sebuah tempat tidur yang diatur rapi, diberi sprei serta sarung bantal dengan dasar putih dihiasi kembang-kembang warna biru. Sedangkan dinding sebelah selatan ada sebuah kaca rias lengkap dengan alat untuk merias wajah. Sebelah timurnya terdapat sebuah meja untuk menaruh mini compo Polytrin dan sebuah televisi 14 inchi bermerk Panasonic. Deskripsi 2 Ruang kamar itu berukuran 3 x 3 meter. Mempunyai satu pintu dan satu jendela, serta dicat biru muda dengan kuning. Dinding ruang dicat merah muda dan eternitnya putih. Ubinnya dari keramik berwarna putih dan ada bunga transparan berwarna biru. Sungguh serasi warnanya antara cat dinding, pintu, maupun ubin yang ada di dalam kamar itu. Di dalam kamar itu bagian barat berisi meja belajar Olympic diisi buku-buku yang tertata rapi, sebuah komputer, kipas angin, lampu belajar, boneka-boneka kecil, kotak yang terbuat dari plastik untuk menaruh pernak-pernik, dan ada sebuah kursi. Sebagian pojok utara dan timur terdapat sebuah tempat tidur yang diatur rapi, diberi sprei serta sarung bantal dengan dasar putih dihiasi kembang-kembang warna biru. Sedangkan dinding sebelah selatan ada sebuah kaca rias lengkap dengan alat untuk merias wajah. Sebelah timurnya terdapat sebuah meja untuk menaruh mini compo Polytrin dan sebuah televisi 14 inchi bermerk Panasonic. Ternyata di dalam kamar ukuran kecil itu isinya bermacam-macam. Pada dua contoh deskripsi yang isinya sedikit berbeda. Dalam contoh deskripsi pertama dilukiskan keadaan sebuah kamar apa adanya. Pengembangan sebuah paragraf deskripsi tanpa memasukkan opini atau pendapat penulis dinamakan pengembangan paragraf deskripsi objektif. Sedangkan contoh deskripsi kedua tertulis: Sungguh serasi warnanya antara cat dinding, pintu, maupun ubin yang ada di dalam kamar itu. Ternyata di dalam kamar ukuran kecil itu isinya bermacam-macam. Kalimat yang dicetak miring adalah contoh opini atau pendapat penulis yang dimasukkan dalam paragraf deskripsi. Pengembangan sebuah paragraf deskripsi dengan menambahkan opini atau pendapat penulis dinamakan pola pengembangan paragraf deskripsi subjektif.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I Mata Diklat : Bahasa Indonesia KelasSemester : X II Alokasi Waktu : 2 x pertemuan 4 x 45 menit Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana Kompetensi Dasar : 1. 10 Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat. Indikator : Menyusun karangan sesuai dengan pilihan jenis karangan tertentu narasi, deskripsi, eksposisi dengan pemilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menyusun karangan sesuai dengan pilihan jenis karangan tertentu narasi, deskripsi, eksposisi dengan pemilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

II. Materi Ajar MENULIS KARANGAN NARASI

1 Narasi adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Cerpen, novel, roman, dan semua prosa imajinatif merupakan contoh karangan narasi. 2 Narasi merupakan sebuah cerita. Cerita ini didasarkan atas urutan kejadian atau peristiwa. Narasi dapat bersifat fakta cerita sebenarnya maupun fiksi cerita rekaan. Contoh: Narasi yang berisi fakta: biografi dan autobiografi. Narasi yang berupa fiksi: cerpen dan novel. 3 Ciri-ciri narasi: Bersumber dari fakta maupun fiksi rekaan Berupa rangkaian peristiwa Bersifat menceritakan 4 Langkah-langkah menulis karangan narasi: a. Menentukan tema karangan b. Menentukan tujuan karangan c. Mengumpulkan bahan-bahan karangan Berdasarkan pengalaman pribadi atau orang lain Berdasarkan khayalan atau imajinasi d. Menyusun kerangka karangan Tentukan tujuan secara jelas Hanya satu gagasan setiap paragraf Disusun secara logis dan wajar e. Mengembangkan keraangka karangan Narasi atau cerita dapat disusun dengan memperhatikan alur cerita atau jalannya cerita dapat alur maju, alur mundur atau flash back, atau gabungan keduanya Bahasa yang digunakan dapat ragam bahasa baku pengalaman, peristiwa, atau ragam bahasa nonbaku cerpen, novel. 5 Contoh narasi: Rekreasi di Pantai Baron Hari minggu jam 09.00, tanggal 7 Desember 2008, kami sekeluarga berangkat menuju Pantai Baron. Pemandangan menuju Pantai Baron sungguh indah, apalagi waktu kendaraan kami melewati jalan di atas bukit, kami bisa melihat pemandangan dibawah yang sangat indah. Menjelang siang kami sampai di Pantai baron, di sana sudah banyak turis, baik domestik maupun wisatawan asing. Selanjutnya kami mencari tempat yang aman dan nyaman untuk beristirahat. Dengan menggunakan tikar sewaan, kami semua duduk sambil menikmati bekal yang kami bawa dari rumah. Setelah selesai makan, kami sekeluarga ada yang bermain ditepi pantai, melihat burung, berbelanja ikan goreng, dan ada pula yang hanya duduk menikmati pemandangan di Pantai baron. Setelah puas menikmati indahnya pantai Baron, kami bersiap-siap untuk pulang.

III.Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah Metode ceramah dilakukan ketika guru menyampaikan materi. 2. BertanyaQuistioning Metode ini dilakukan guru dengan memberikan apersepsi maupun kesempatan tanya jawab kepada siswa. 2. PemodelanModelling Metode ini dilakukan guru ketika memberikan model berupa berbagai jenin bentuk informasi nonverbal yang dapat dijadikan sebagai contoh pada siswa sekaligus contoh dalam menjelaskan materi. 3. Teknik Koreksi Teman Sebaya Metode ini dilakukan dengan meminta siswa untuk saling mengoreksi karangan temannya, sehingga mereka dapat berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran serta dapat belajar lebih dalam dengan memahami berbagai kesalahan yang dilakukan oleh temannya.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan pertama:

a. Kegiatan Awal 1 Guru membuka pelajaran. 2 Guru memberikan apersepsi. b. Kegiatan Inti 1 Guru menyampaikan meteri menulis narasi. 2 Guru memberi contoh karangan narasi. 3 Guru menyampaikan langkah-langkah dalam koreksi teman sebaya serta memberikan pedoman hal-hal yang dikoreksi pada karangan dalam bentuk fotokopi materi. 4 Guru menugasi siswa untuk menulis karangan narasi pada kertas yang disediakan. 5 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan karangan narasinya. 6 Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa. c. Kegiatan Penutup 1 Guru memberikan refleksi berkaitan dengan pembelajaran yang telah berlangsung. 2 Guru menutup pelajaran. Pertemuan kedua: A. Kegiatan Awal 1 Guru membuka pelajaran. 2 Guru memberikan apersepsi. B. Kegiatan Inti 1 Guru memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang harus dikoreksi oleh siswa, yaitu berkaitan dengan isi, organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik; 2 Guru membagikan karangan siswa yang pada pertemuan sebelumnya sudah dikumpulkan kemudian siswa diminta menukarkan karangannya tersebut dengan temannya; 3 Di bawah bimbingan guru, masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap tulisan temannya berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan serta pedoman pengoreksian yang telah diberikan; 4 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan- kesulitan yang dialami selama melakukan koreksi; 5 Guru meminta siswa untuk mengembalikan karangan yang dikoreksinya pada siswa yang bersangkutan; 6 Guru memberikan penegasan kembali tentang penulisan karangan yang baik dan benar, baik dari segi isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekaniknya; 7 Guru menugasi siswa untuk memperbaiki karangannya dengan menulis ulang serta menambahkan hal-hal yang dianggap kurang dalam karangan kemudian dikumpulkan; C. Kegiatan Penutup 1 Guru memberikan refleksi berkaitan dengan pembelajaran yang telah berlangsung. 2 Guru menutup pelajaran

V. AlatBahanSumber Bahan

1. Modul Bahasa Indonesia 2. Kumpulan materi menulis narasi dari berbagai sumber. 3. Pedoman pengoreksian karangan.

VI. Penilaian

1. Penilaian Proses Penilaian proses dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung menggunakan lembar pengamatan, secara garis besar penilaian proses meliputi pengamatan terhadap keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi siswa secara individu dalam mengikuti pembelajaran. Lembar Penilaian Nama:_________________ Nilai Aspek Pernyataan Pernyataan 1 2 3 4 5 Total A. Keaktifan siswa selama pembelajaran B. Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran C. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Jumlah Keterangan Pernyataan: A. Keaktifan Siswa Selama Pembelajaran. 1. Mengajukan pertanyaan. 2. Mengungkapkan pendapat. 3. Menjawab pertanyaan guru. 4. Memperhatikan pertanyaan orang lain. 5. Menanggapi pertanyaan. B. Perhatian dan Konsentrasi Siswa Selama Pembelajaran. 1. Memperhatikan penjelasan guru. 2. Mencatat penjelasan guru. 3. Mempelajari kembali materi yang diberikan. 4. Tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri di kelas. 5. Tidak mengobrol dengan teman lain. C. Minat dan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran. 1. Mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu. 2. Semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 3. Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asal- asalan. 4. Tidak bermalas-malasan di kelas dengan bertopang dagu, meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain. 5. Tidak mengucapkan keluhan saat pembelajaran. Keterangan Penilaian: Setiap pernyataan mendapat nilai 1-5 berdasarkan aspek-aspek pernyataan yang dilakukan oleh siswa, dan setiap aspek dalam pernyataan memiliki bobot nilai 1. Kriteria nilai pernyataan 1,00 – 1,99 : kurang 2,00 – 2,99 : sedang 3,00 – 3,99 : cukup 4,00 – 4,99 : baik 5,00 : sangat baik Kriteria nilai total 1,00 – 3,99 : kurang 4,00 – 6,99 : sedang 7,00 – 9,99 : cukup 10,00 – 12,99 : baik 13,00 – 15,00 : sangat baik 2. Tugas Siswa Buatlah sebuah karangan narasi dengan tema bebas PEDOMAN PENILAIAN KARANGAN Adaptasi model penilaian menulis skala interval Burhan Nurgiyantoro No. Aspek Karangan yang Dinilai Bobot Penilaian 1. ISI Relevansi jusul dengan isi 13 – 30 2. ORGANISASI ISI 7 – 20 3. KOSA KATA 7 – 20 4. PENGEMBANGAN BAHASA Struktur kalimat 5 – 25 5. MEKANIK Pemakaian ejaan 2 – 5 Jumlah Rentangan Nilai 34 - 100 Surakarta, 27 Januari 2009 Guru Dra. Sri Sumaryamti

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Mata Diklat : Bahasa Indonesia KelasSemester : X II Alokasi Waktu : 2 x pertemuan 4 x 45 menit Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana Kompetensi Dasar : 1. 10 Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat. Indikator : Menyusun karangan sesuai dengan pilihan jenis karangan tertentunarasi,deskripsi, eksposisi dengan pemilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menyusun karangan sesuai dengan pilihan jenis karangan tertentu narasi, deskripsi, eksposisi dengan pemilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.

II. Materi Ajar MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

1 Pengertian deskripsi Pengertian deskripsi adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai melihat, mendengar, merasakan apa yang dilukiskan sesuai citra penulisnya. 2 Tujuan deskripsi Orang menulis deskripsi bertujuan menggambarkan sesuatu sesuai dengan apa yang dilihat sendiri oleh pengarang. Jadi, orang yang membaca karangan deskripsi tersebut dapat merasakan seperti yang dirasakan pengarang dalam tulisannya. Objek yang dilukiskan sesuai dengan yang kita lihat, kita cermati sampai pada hal yang sekecil- kecilnya. Dalam penulisan karangan deskripsi ini panca indra kita berperan penting, misalnya melukiskan kelas, keramaian lomba panjat pinang, arena pemancingan, dan sebagainya. 3 Ciri-ciri deskripsi: Gambaran apa adanya dan dilukiskan dengan sehidup-hidupnya. Tidak ada pertimbangan atau pendapat. 4 Contoh karangan deskripsi: Deskripsi 1 Ruang kamar itu berukuran 3 x 3 meter. Mempunyai satu pintu dan satu jendela, serta dicat biru muda dengan kuning. Dinding ruang dicat merah muda dan eternitnya putih. Ubinnya dari keramik berwarna putih dan ada bunga transparan berwarna biru. Di dalam kamar itu bagian barat berisi meja belajar Olympic diisi buku-buku yang tertata rapi, sebuah komputer, kipas angin, lampu belajar, boneka-boneka kecil, kotak yang terbuat dari plastik untuk menaruh pernak- pernik, dan ada sebuah kursi. Sebagian pojok utara dan timur terdapat sebuah tempat tidur yang diatur rapi, diberi sprei serta sarung bantal dengan dasar putih dihiasi kembang-kembang warna biru. Sedangkan dinding sebelah selatan ada sebuah kaca rias lengkap dengan alat untuk merias wajah. Sebelah timurnya terdapat sebuah meja untuk menaruh mini compo Polytrin dan sebuah televisi 14 inchi bermerk Panasonic. Deskripsi 2 Ruang kamar itu berukuran 3 x 3 meter. Mempunyai satu pintu dan satu jendela, serta dicat biru muda dengan kuning. Dinding ruang dicat merah muda dan eternitnya putih. Ubinnya dari keramik berwarna putih dan ada bunga transparan berwarna biru. Sungguh serasi warnanya antara cat dinding, pintu, maupun ubin yang ada di dalam kamar itu. Di dalam kamar itu bagian barat berisi meja belajar Olympic diisi buku-buku yang tertata rapi, sebuah komputer, kipas angin, lampu belajar, boneka-boneka kecil, kotak yang terbuat dari plastik untuk menaruh pernak- pernik, dan ada sebuah kursi. Sebagian pojok utara dan timur terdapat sebuah tempat tidur yang diatur rapi, diberi sprei serta sarung bantal dengan dasar putih dihiasi kembang-kembang warna biru. Sedangkan dinding sebelah selatan ada sebuah kaca rias lengkap dengan alat untuk merias wajah. Sebelah timurnya terdapat sebuah meja untuk menaruh mini compo Polytrin dan sebuah televisi 14 inchi bermerk Panasonic. Ternyata di dalam kamar ukuran kecil itu isinya bermacam-macam. Pada dua contoh deskripsi yang isinya sedikit berbeda. Dalam contoh deskripsi pertama dilukiskan keadaan sebuah kamar apa adanya. Pengembangan sebuah paragraf deskripsi tanpa memasukkan opini atau pendapat penulis dinamakan pengembangan paragraf deskripsi objektif. Sedangkan contoh deskripsi kedua tertulis: Sungguh serasi warnanya antara cat dinding, pintu, maupun ubin yang ada di dalam kamar itu. Ternyata di dalam kamar ukuran kecil itu isinya bermacam- macam. Kalimat yang dicetak miring adalah contoh opini atau pendapat penulis yang dimasukkan dalam paragraf deskripsi. Pengembangan sebuah paragraf deskripsi dengan menambahkan opini atau pendapat penulis dinamakan pola pengembangan paragraf deskripsi subjektif.

III. Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah Metode ceramah dilakukan ketika guru menyampaikan materi. 2. BertanyaQuistioning Metode ini dilakukan guru dengan memberikan apersepsi maupun kesempatan tanya jawab kepada siswa. 3. PemodelanModelling Metode ini dilakukan guru ketika memberikan model berupa berbagai jenin bentuk informasi nonverbal yang dapat dijadikan sebagai contoh pada siswa sekaligus contoh dalam menjelaskan materi. 4. Teknik Koreksi Teman Sebaya Metode ini dilakukan dengan meminta siswa untuk saling mengoreksi karangan temannya, sehingga mereka dapat berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran serta dapat belajar lebih dalam dengan memahami berbagai kesalahan yang dilakukan oleh temannya.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan pertama:

A. Kegiatan Awal 1 Guru membuka pelajaran. 2 Guru memberikan apersepsi. B. Kegiatan Inti 1 Guru menjelaskan hasil refleksi karangan siswa pada siklus I; 2 Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis karangan pada siklus I; 3 Guru menyampaikan materi menulis karangan deskripsi dan langkah-langkah pembelajaran menulis karangan dengan teknik koreksi teman sebaya seperti pada siklus I; 4 Guru memberikan latihan pada siswa untuk mengoreksi karangan yang telah disiapkan; 5 Guru menegaskan pokok-pokok penilaian dalam sebuah karangan; 6 Guru menugaskan siswa untuk menulis karangan deskripsi dengan tema bebas pada lembar kertas yang telah disediakan; 7 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan karangannya. C. Kegiatan Penutup 1 Guru memberikan refleksi berkaitan dengan pembelajaran yang telah berlangsung. 2 Guru menutup pelajaran. Pertemuan kedua: A. Kegiatan Awal 1 Guru membuka pelajaran. 2 Guru memberikan apersepsi. B. Kegiatan Inti 1 Guru memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang harus dikoreksi oleh siswa, yaitu berkaitan dengan isi, organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik; 2 Guru membagikan karangan siswa yang pada pertemuan sebelumnya sudah dikumpulkan kemudian siswa diminta menukarkan karangannya tersebut dengan temannya; 3 Di bawah bimbingan guru, masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap tulisan temannya berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan serta pedoman pengoreksian yang telah diberikan; 4 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan- kesulitan yang dialami selama melakukan koreksi; 5 Guru meminta siswa untuk mengembalikan karangan yang dikoreksinya pada siswa yang bersangkutan; 6 Guru memberikan penegasan kembali tentang penulisan karangan yang baik dan benar, baik dari segi isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekaniknya; 7 Guru menugasi siswa untuk memperbaiki karangannya dengan menulis ulang serta menambahkan hal-hal yang dianggap kurang dalam karangan kemudian dikumpulkan; C. Kegiatan Penutup 1 Guru memberikan refleksi berkaitan dengan pembelajaran yang telah berlangsung. 2 Guru menutup pelajaran

V. AlatBahanSumber Bahan

1. Modul Bahasa Indonesia 2. Kumpulan materi menulis narasi dari berbagai sumber. 3. Pedoman pengoreksian karangan.

VI. Penilaian

1. Penilaian Proses Penilaian proses dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung menggunakan lembar pengamatan, secara garis besar penilaian proses meliputi pengamatan terhadap keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi siswa secara individu dalam mengikuti pembelajaran. Lembar Penilaian Nama:_________________ Nilai Aspek Pernyataan Pernyataan 1 2 3 4 5 Total A. Keaktifan siswa selama pembelajaran B. Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran C. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Jumlah Keterangan Pernyataan: D. Keaktifan Siswa Selama Pembelajaran. 1. Mengajukan pertanyaan. 2. Mengungkapkan pendapat. 3. Menjawab pertanyaan guru. 4. Memperhatikan pertanyaan orang lain. 5. Menanggapi pertanyaan. E. Perhatian dan Konsentrasi Siswa Selama Pembelajaran. 1. Memperhatikan penjelasan guru. 2. Mencatat penjelasan guru. 3. Mempelajari kembali materi yang diberikan. 4. Tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri di kelas. 5. Tidak mengobrol dengan teman lain. F. Minat dan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran. 1. Mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu. 2. Semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 3. Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asalasalan. 4. Tidak bermalas-malasan di kelas dengan bertopang dagu, meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain. 5. Tidak mengucapkan keluhan saat pembelajaran. Keterangan Penilaian: Setiap pernyataan mendapat nilai 1-5 berdasarkan aspek-aspek pernyataan yang dilakukan oleh siswa, dan setiap aspek dalam pernyataan memiliki bobot nilai 1. Kriteria nilai pernyataan 1,00 – 1,99 : kurang 2,00 – 2,99 : sedang 3,00 – 3,99 : cukup 4,00 – 4,99 : baik 5,00 : sangat baik Kriteria nilai total 1,00 – 3,99 : kurang 4,00 – 6,99 : sedang 7,00 – 9,99 : cukup 10,00 – 12,99 : baik 13,00 – 15,00 : sangat baik 3 Tugas Siswa Buatlah sebuah karangan deskripsi dengan tema bebas PEDOMAN PENILAIAN KARANGAN Adaptasi model penilaian menulis skala interval Burhan Nurgiyantoro No. Aspek Karangan yang Dinilai Bobot Penilaian 1. ISI Relevansi jusul dengan isi 13 – 30 2. ORGANISASI ISI 7 – 20 3. KOSA KATA 7 – 20 4. PENGEMBANGAN BAHASA Struktur kalimat 5 – 25 5. MEKANIK Pemakaian ejaan 2 – 5 Jumlah Rentangan Nilai 34 - 100 Surakarta, 7 Februari 2009 Guru Dra. Sri Sumaryamti

5. Silabus

6. Materi KebahasaanEjaan

Lampiran 3: Data Penelitian 1. Hasil Observasi Pembelajaran Prasiklus HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS I AP 2 SMK MURNI 2 SURAKARTA Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran menulis di kelas sebelum tindakan prasiklus. Nama Guru : Dra. Sri Sumaryamti Bidang studi : Bahasa Indonesia Materi : Menulis karangan narasi Waktu : 2 x 45 menit Selasa, 20 Januari 2009 Komponen yang Diamati Hasil Pengamatan

A. Tujuan Pembelajaran

1.Penyampaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran disampaikan secara garis besarnya. 2. Ketepatan tujuan dengan waktu yang tersedia. Pembelajaran menulis dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, 30 menit penyampaian materi, 50 menit untuk menulis karangan, dan 10 menit untuk refleksi. B.Penguasaan Bahan Pembelajaran 1.Penyampaian materi ajar pada siswa. Penyampaian materi dengan ceramah, garis besar materi di tulis di papan tulis, dan guru mendikte materi pada siswa. 2.Sistematika pemberian materi pada siswa. 1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan. 2. Guru menyampaikan materi dengan ceramah. 3. Guru meminta siswa untuk mengarang. 4. Karangan dikumpulkan. 5. Karangan dinilai oleh guru. C.Kegiatan Belajar Mengajar 1. Metode mengajar Metode mengajar secara konvensional, yakni dengan ceramah, serta pemberian tugas mengarang pada siswa untuk dikerjakan di kelas kemudian dikumpulkan sebelum pembelajaran berakhir. 2. Kegiatan belajar siswa Kegiatan siswa adalah mendengarkan penjelasan guru. Pada saat kegiatan menulis karangan, siswa sangat tenang, sibuk dengan imajinasinya sendiri-sendiri, dan hanya sesekali satu dua siswa yang berbisik-bisik mengobrol dengan teman sebangkunya. Namun beberapa saat kemudian, siswa mulai sedikit gaduh, siswa saling lempar tipe-x. guru duduk di kursi meja guru menunggu siswa selesai mengerjakan karangannya, sambil sesekali guru berkeliling untuk melihat pekerjaan siswa namun tanpa memberi arahan apapun. Siswa yang sudah selesai memngerjakan dibiarkan menmunggu, sehingga tidak sedikit dari mereka yang mengobrol dan sibuk dengan kegiatannya sendiri 3. Alat peraga atau alat bantu pengajaran Tidak ada alat peraga khusus kecuali kapur dan papan tulis. 4. Kegiatan guru selama mengajar Kegiatan guru selama pembelajaran adalah memberikan penjelasan tentang materi menulis karangan narasi dengan ceramah, kemudian mengamati siswa saat mengarang, serta membaca beberapa karangan siswa yang sudah jadi dan tanpa memberikan komentar apapun. 5. Kesimpulan pelajaran Guru menjelaskan kembali secara singkat pembelajaran yang telah dilaksanakan secara lisan.

D. Penilaian

1.Pelaksanaan penilaian Penilaian dilaksanakan sendiri oleh guru. 2. Isi pertanyaan Pertanyaan berisi tentang perintah untuk membuat sebuah karangan menulis narasi dengan tema bebas. 3. Hasil yang dicapai siswa Seluruh siswa mengerjakan perintah guru. Siswa menulis karangannya pada lembar kertas yang sudah disediakan. Dan hasilnya di bawa oleh guru, dan tanpa diberi komentar maupun masukan apapun. 4. Tindak lanjut Tidak ada tindak lanjut dari guru tentang hail karangan yang telah dikumpulkan oleh siswa. Guru hanya menilainya dan kemudian dibagikan kembali. 20 Januari 2009 Pengamat,

1. Jhkjh

2. Hasil Catatan Lapangan pada Siklus I

Catatan Lapangan Siklus I Tempat : Kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta HariTglWkt : Selasa, 27 Januari 2009 dan 3 Februari 2009 pukul 07.45 – 09.15 Catatan Pada saat observasi, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di bangku belakang, sesekali peneliti berada di samping kelas untuk mengambil gambar. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan pembelajaran menulis karangan dengan teknik koreksi teman sebaya yakni, saat masuk kelas guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam setelah seluruh siswa tenang. Selanjutnya guru menanyakan siswa yang tidak masuk, mengabsen kehadiran siswa satu per satu serta mengisi buku presensi siswa. Kelas sedikit ramai meskipun tidak terlalu gaduh karena beberapa siswa masih ada yang mengobrol dengan teman semejanya. Setelah itu, guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran menulis karangan jenis narasi. Selain itu guru juga mengevaluasi hasil karangan minggu lalu yang telah dinilai. Dalam evaluasi tersebut guru menyatakan bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki dalam karangan siswa, baik dari isi, organisasi, kosakata, pengembangan bahasa, maupun mekaniknya. Pada awalnya siswa terlihat asing dan kurang paham dengan yang dimaksudkan guru, akan tetapi guru kemudian menjelaskannya secara lebih menyeluruh. Pejelasan tersebut misalnya, pengembangan bahasa berkaitan dengan struktur maupun penyusunan kalimatnya, serta ejaan berkaitan dengan aspek mekaniknya. Setelah itu guru menjelaskan tentang penerapan teknik koreksi teman sebaya yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran menulis karangan dan siswa tampak sangat paham. Selanjutnya, guru menyampaikan materi tentang menulis karangan narasi serta pedoman pengoreksian dalam sebuah karangan. Pedoman pengoreksian ini diberikan dalam bentuk lembar fotokopian yang sudah disiapkan guru sebelumnya. Sambil mendengarkan penjelasan guru dan mencermati pedoman pengoreksian, siswa diminta mengevaluasi sendiri karangannya dari pembelajaran prasiklus pada minggu lalu. Meskipun karangan tersebut sudah dikoreksi dan dinilai guru akan tetapi siswa diminta mencermati kesalahan- kesalahannya yang telah ditunjukkan oleh guru dengan coretan maupun lingkaran pada bagian yang salah. Dari kegiatan tersebut banyak siswa yang merasa malu karena sadar bahwa kerangannya terdapat banyak kesalahan. Kemudian, guru meminta siswa membuat karangan jenis narasi dengan tema bebas pada lembar kertas yang telah disediakan guru, akan tetapi karangan ini harus beda dengan karangan pada kegiatan prasiklus minggu lalu. Pada kegiatan ini siswa sangat antusias dan konsentrasi dalam menulis karangan, sambil membaca kembali karangannya minggu lalu dan memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Ada beberapa siswa yang membuat sedikit gaduh dengan saling melempar tipe-x pada temannya, beberapa juga berbisik-bisik mengobrol dengan teman semejanya. Kegaduhan tersebut hanya terjadi sebentar, siswa kemudian tampak menikmati kegiatan mengarangnya hingga kelas sangat tenang dan tampak sepi. Setelah sekitar 30 menit berlalu, siswa mulai gaduh lagi, mereka mengobrol dengan teman semejanya, kemudian guru menegur dan mereka mulai tenang. Saat guru menanyakan hasil karangannya, beberapa siswa sudah menyatakan selesai, kemudian guru memintannya untuk dibaca dan dicermati lagi yang kemudian dikumpulkan. Siswa yang sudah mengumpulkan karangannya diminta menunggu temannya yang belum selesai. Pada kegiatan ini, beberapa siswa yang sudah selesai cenderung sibuk dengan aktivitasnya sendiri, mengobrol dengan teman semejanya atau bahkan tidur-tiduran dengan meletakkan kepalanya di atas meja. Hal seperti ini membuat suasana kelas tidak terlalu kondusif bahkan mengganggu siswa lain yang belum selesai dengan karangannya. Setelah semua selesai, guru memberikan refleksi atas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada kegiatan ini guru melakukan sedikit tanya jawab dengan siswa kemudian memberikan penegasan kembali atas materi yang telah disampaikan. Kemudian guru memberi sedikit gambaran tentang pembelajaran minggu depan, yakni mengoreksi hasil karangan dengan teknik koreksi teman sebaya, kemudian guru menutup pelajaran. Pada pertemuan kedua, gambaran pelaksanaannya adalah sebagai berikut, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran siswa. Guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, yakni mengoreksi karangan yang telah ditulis pada minggu lalu. Pada kegiatan ini, guru juga menjelaskan kembali tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoreksian, misalnya dalam pemakain ejaan, pemakaian tanda baca, penulisan singkatan dan pemakaiannya, pemilihan kata, kejelasan isi serta penyusunan kalimatnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut tentunya berkaitan dengan lima aspek penilaian yang ditonjolkan dalam sebuah karangan, yang meliputi isi, organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa, serta mekanik. Pada kegiatan tersebut siswa mendengarkan penjelasan guru dengan sangat antusias. Hal ini terlihat dari suasana kelas yang hening karena seluruh siswa memperhatikan poin-poin yang ditekankan guru dalam mengoreksi karangan. Setelah penjelasan dirasa cukup, guru membagikan karangan siswa yang telah dikumpulkan pada minggu lalu. Karangan tersebut tidak dikoreksi oleh guru, akan tetapi pada saat memanggil setiap siswa, guru memberi sedikit komentar dengan hasil karangan siswa. Misalnya guru mengomentari panjang karangan yang masih kurang, penulisannya yang kurang rapi, acak-acakan, banyak tipe-x, dan sebagainya. Hal ini dilakukan guru untuk memberi penjelasan lebih konkrit dari hal-hal yang perlu dikoreksi sekaligus memberi contoh pada siswa agar nantinya saat mengoreksi karangan temannya lebih cermat. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menukarkan karangannya dengan diputar ke kanan sebanyak lima kali hitungan. Seluruh siswa sangat paham kemudian melakukannya atas arahan guru. Setelah itu, siswa mengoreksi karangan temannya. Pada kegiatan ini siswa terlihat sangat antusias mengoreksi, mereka terlihat semangat dapat menyalahkan kemudian membetulkan pekerjaan temannya. Ada beberapa siswa yang secara bersama-sama mengoreksi dengan saling membantu. Hal ini memang sedikit membuat gaduh karena mereka berbisik-bisik akan tetapi itu tidak mengganggu proses pembelajaran. Dengan keadaan tersebut justru siswa terlihat lebih aktif dan mampu bekerja sama dengan teman yang lain. Selain itu ada juga beberapa siswa yang bertanya kepada guru tentang kesulitannya dalam mengoreksi. Setelah koreksi selesai, guru meminta siswa untuk mengembalikan karangan tersebut pada siswa yang bersangkutan. Setelah siswa menerima hasil karangannya masing- masing yang telah dikoreksi temannya, siswa diminta mencermati kembali karangan tersebut. Kegiatan selanjutnya, siswa diminta memperbaiki karangan yang telah dikoreksi. Karangan tersebut diperbaiki dan ditulis ulang pada lembar kertas yang masih kosong yang telah disediakan guru. Hasil karangan yang telah diperbaiki tersebut yang nantinya akan dinilai dan menjadi hasil dari siklus siklus I. Kemudian, setelah siswa selesai memperbaiki karangannya, guru meminta siswa mengumpulkan karangan tersebut. Selanjutnya guru memberi penegasan kembali tentang materi yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian guru menutup pelajaran. Refleksi Bagi guru untuk direfleksi dapat dinyatakan bahwa: 1 Untuk mendorong siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran maupun saat melakukan koreksi, guru hendaknya memberikan motivasi, pengarahan serta penjelasan bahwa penilaian pembelajaran tidak hanya dari hasil, akan tetapi juga dari keaktifan saat proses pembelajaran; 2 Guru perlu memperbaiki cara mengajar yang diterapkan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjadikan siswa yang tidak memperhatikan menjadi lebih memperhatikan. Pada awalnya guru hanya menegurnya disela-sela menjelaskan materi, sebaiknya guru menegurnya dengan memberikan pertanyaan sehingga akan lebih mengena pada siswa; 3 Guru memberikan lebih banyak latihan pada siswa mengenai pembetulan kesalahan dalam koreksi. Hal ini dilakukan agar siswa tidak hanya mampu menyalahkan, akan tetapi juga mampu membetulkan.; 4 Guru memberikan materi menulis karangan yang berbeda dari jenis narasi. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan karena beberapa pertemuan berturut- turut membahas materi yang sama. Selain itu, berkaitan dengan indikator pembelajaran dalam silabus juga mencakup tiga jenis karangan yang harus dikuasai yakni narasi, deskripsi, serta eksposisi. Dengan demikian langkah ini tidak menyimpang dari silabus pembelajaran; serta 5 Untuk lebih memaksimalkan kemampuan siswa dalam mengarang, guru hendaknya lebih menegaskan kembali pokok-pokok penilaian dalam sebuah karangan. Dengan demikian nilai karangan siswa akan lebih baik atau paling tidak mencapai batas minimal ketuntasan sebesar 65. Refleksi bagi siswa dapat dinyatakan: 1 Siswa diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran, terutama saat kegiatan koreksi teman sebaya: 2 Siswa diharapkan lebih memperhatikan dan sungguh-sungguh dalam melakukan koreksi, serta tidak melakukan aktivitas sendiri diluar kegiatan pembelajaran; dan 3 Siswa diharapkan mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri sehingga akan timbul rasa senang mengikuti pembelajaran. Motivasi yang muncul dari dalam diri siswa akan mendorong siswa untuk tidak lagi berpikir bahwa belajar adalah kewajiban melainkan kebutuhan bagi dirinya sendiri.

3. Hasil Catatan Lapangan pada Siklus II

Catatan Lapangan Siklus II Tempat : Kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta HariTglWkt : Selasa, 10 Februari 2009 dan 17 Februari 2009 Pukul 07.45 – 09.15 Catatan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh gambaran jalannya kegiatan pembelajaran menulis karangan dengan teknik koreksi teman sebaya sebagai berikut: Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam setelah seluruh siswa tenang. Selanjutnya guru menanyakan siswa yang tidak masuk, mengabsen kehadiran siswa serta mengisi buku presensi siswa. Setelah itu, guru memberikan hasil refleksi karangan siswa pada siklus I. Hasil perbaikan karangan siswa yang sudah dinilai dikoreksi secara sekilas di depan kelas oleh guru. Guru memanggil siswa satu persatu, hal ini dimaksudkan agar siswa lebih memperhatikan penjelasan guru. Selanjutnya, guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengarang pada siklus I. Dalam kegiatan ini guru dan siswa bertanya jawab tentang masalah-masalah yang membuat siswa kesulitan mengarang. Dari kesulitan-kesulitan yang disampaikan siswa tersebut, guru memberikan solusi atau pemecahan masalahnya. Pemberian solusi dengan menjelaskan kembali hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengarang, misalnya pemilihan kata, penyusunan kalimat, serta penulisan ejaan. Setelah refleksi dari siklus I, sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disepakati kemudian guru memberikan materi menulis karangan jenis deskripsi. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari refleksi guru dan peneliti pada siklus I bahwa siswa merasa bosan dengan materi yang sama, selain itu juga berkaitan dengan keterbatasan waktu yang diberikan untuk setiap pembahasan materi. Mengingat, dalam silabus pembelajaran Bahasa Indonesia, dihadapkan pada materi yang padat untuk waktu yang terbatas. Kegiatan selanjutnya, guru memberikan latihan pada siswa untuk mengoreksi karangan yang sudah disiapkan. Latihan ini dimaksudkan agar siswa mengenali kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada karangan. Setelah itu, guru menugasi siswa untuk membuat karangan deskripsi pada lembar kertas yang sudah disediakan. Setelah seluruh siswa selesai, karangan dikumpulkan pada guru. Guru menutup pembelajaran dan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Pada pertemuan kedua, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kemudian mengabsen kehadiran siswa. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab atas pembelajaran yang telah dilakukan pada minggu lalu. Kemudian guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, yakni koreksi teman sebaya. Pada siklus I kegiatan ini sudah pernah dilaksanakan sehingga guru hanya memberikan penegasan-penegasan kembali tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengoreksi. Setelah penjelasan dirasa cukup, guru membagikan karangan siswa yang telah dikumpulkan pada minggu lalu. Karangan tersebut diberi sedikit komentar oleh guru secara lisan sambil memanggil siswa yang bersangkutan. Misalnya guru mengomentari panjang karangan yang masih kurang, penulisannya yang kurang rapi, acak-acakan, banyak tipe-x, dan sebagainya. Hal ini dilakukan guru untuk memberi penjelasan sekaligus contoh pada siswa agar nantinya saat mengoreksi karangan temannya lebih cermat. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menukarkan karangannya dengan diputar ke kanan sebanyak lima kali hitungan. Seluruh siswa sudah sangat paham dengan kegiatam ini karena sudah pernah dilakukan pada siklus I, kemudian siswa dengan cekatan menukarkan karangannya sesuai arahan guru. Setelah itu, siswa mengoreksi karangan temannya. Ada beberapa siswa yang secara bersama-sama mengoreksi dengan saling membantu. Dalam kegiatan koreksi pada siklus II ini siswa terlihat lebih antusias daripada saat siklus I, hal ini karena siswa sudah sangat paham dengan hal-hal yang harus dikoreksi. Setelah koreksi selesai, guru meminta siswa untuk mengembalikan karangan tersebut pada siswa yang bersangkutan. Pada kegiatan tersebut siswa diminta mencermati kembali karangan yang telah dikoreksi temannya tadi kemudian diperbaiki dengan ditulis ulang pada lembar kertas yang telah disediakan guru. Kemudian guru meminta siswa mengumpulkan karangan yang telah diperbaiki kemudian memberi penegasan kembali tentang materi yang telah dipelajari, setelah itu guru menutup pelajaran. Refleksi Tindakan pada siklus II dapat dinyatakan telah berhasil. Meskipun tindakan hanya terjadi sebanyak dua siklus akan tetapi seluruh indikator keberhasilan penelitian telah terpenuhi, yakni adanya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan. Selain itu, semua kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus II.

4. Hasil Wawancara dengan Guru pada Prasiklus

HASIL WAWANCARA Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran menulis di kelas. Bentuk : Wawancara Responden : Guru Bahasa Indonesia kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta Nama : Dra. Sri Sumaryamti Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana pendapat Ibu tentang pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan di kelas? Pembelajaran yang saya lakukan saya pikir sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai yakni menulis karangan. 2. Apakah Ibu membuat skenario pembelajarannya secara rinci dan detail atau hanya secara garis besar saja? Untuk pembelajaran di tiap pertemuan saya hanya membuat garis besarnya saja mengenai hal-hal yang akan disampaikan. 3. Bagaimana metode pemberian materi yang dilakukan Ibu di kelas? Materi saya berikan dengan ceramah dan penjelasan kembali kepada siswa mengenai bagian-bagian yang penting. 4. Bagaimana cara Ibu memberikan contoh serta latihan dalam pembelajaran menulis di kelas? Contoh saya berikan dengan memberikan bacaan yang sekiranya sesuai dengan karangan narasi, dan latihan dengan pemberian tugas mengarang pada siswa sekaligus untuk dinilai. 5. Bagaimana pendapat Ibu tentang keaktifan siswa di kelas? Siswa memang tidak terlalu aktif, karena mungkin di kelas ini siswanya juga berasal dari anak-anak yang tidak diterima di sekolah negeri. 6. Bagaimana Ibu menilai hasil pekerjaan siswa? Pekerjaan siswa saya nilai sesuai hasil dari karangan tersebut, biasanya meliputi isi dan ejaan. Kesimpulan dan Refleksi Kesimpulan: Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru untuk memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran menulis di kelas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Menurut pendapat guru pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. 2. Skenario pembelajaran dibuat hanya garis besarnya saja. 3. Materi diberikan dengan ceramah. 4. Contoh diberikan melalui bacaan,serta latihan diberikan dengan penugasan pada siswa. 5. Siswa tidak terlalu aktif dalam pembelajaran karena berasal dari siswa dengan nilai rendah di SMP nya dan tidak diterima di sekolah negeri. 6. Pekerjaan siswa dinilai guru secara individu. Refleksi: Dari kesimpulan hasil wawancara tersebut, peneliti berpendapat bahwa guru belum mampu mengupayakan kegiatan pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif,efektif, dan m. guru masih sangat dominan dalam proses pembelajaran di kelas, dan siswa cenderung pasif. Dengan demikian, proses pembelajaran ini perlu dibenahi supaya hasil yang akan dicapai nantinya juga lebih maksimal. 20 Januari 2009 Pengamat,

5. Hasil Wawancara dengan Siswa pada Prasiklus

HASIL WAWANCARA Tujuan : Memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menulis di kelas. Bentuk : Wawancara Responden : Siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta Nama : Minda Leli Maryani Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana pendapat Anda tentang pembelajaran menulis yang dilaksanakan guru di kelas? Pembelajaran membosankan, apalagi saat mengarang dan menunggu yang lain yang belum selesai. 2. Apakah guru memberikan materi secara rinci dan terstruktur? Guru memberi materi singkat dan garis besarnya saja. 3. Bagaimana metode pemberian materi yang dilakukan guru di kelas? Guru memberi materi dengan ceramah. 4. Bagaimana cara guru memberikan contoh serta latihan dalam pembelajaran menulis di kelas? Contoh diberikan dari bacaan dan dibacakan oleh guru. Latihan dengan membuat karangan dan dikumpulkan. 5. Apakah Anda termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran di kelas? Sedikit. Ketika guru bertanya saya menjawab, tetapi jika tidak bertantanya saya diam saja. 6. Bagaimana cara guru menilai hasil pekerjaan Anda? Dinilai biasa dengan memberi angka pada karangan. Kesimpulan dan Refleksi Kesimpulan: Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa untuk memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran menulis di kelas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Siswa merasa bosan saat pembelajaran mengarang karena terlalu lama menunggu siswa yang lain yang belum selesai. 2. Guru memberi materi secara singkat. 3. Guru memberi materi dengan ceramah, yakni memberi catatan dan menjelaskan hal-hal yang penting. 4. Guru memberi contoh dari bacaan dan memberi latihan pada siswa dengan membuat karangan. 5. Siswa tidak termotivasi untuk aktif di kelas, aktif hanya ketika ditanya oleh guru saja. 6. Karangan dinilai secara individu oleh guru. Refleksi: Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa tersebut, peneliti berpendapat bahwa guru sangat dominan pada proses pembelajaran sehingga siswa tidak dapat berpartisipasi aktif mengikuti proses dan akhirnya mengalami kebosanan di dalam kelas. Dari gambaran tersebut, proses pembelajaran di kelas harus dibenahi sehingga siswa dapat ikut aktif dan tidak mengalami kebosanan. 20 Januari 2009 Pengamat, HASIL WAWANCARA Tujuan : Memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menulis di kelas. Bentuk : Wawancara Responden : Siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta Nama : Tri Susilowati Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana pendapat Anda tentang pembelajaran menulis yang dilaksanakan guru di kelas? Pembelajaran membosankan, apalagi saat mengarang dan menunggu yang lain yang belum selesai. 2. Apakah guru memberikan materi secara rinci dan terstruktur? Guru memberi materi singkat, meskipun jelas tetapi hanya sedikit. 3. Bagaimana metode pemberian materi yang dilakukan guru di kelas? Guru memberi materi dengan ceramah dan memberi catatan. 4. Bagaimana cara guru memberikan contoh serta latihan dalam pembelajaran menulis di kelas? Contoh dibacakan oleh guru. Latihan dengan membuat karangan dengan kertas yang dibagikan dan dikumpulkan. 5. Apakah Anda termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran di kelas? Tidak. Karena guru tidak menyuruh. 6. Bagaimana cara guru menilai hasil pekerjaan Anda? Menilai karangan dengan angka, tidak ada pembetulah ketika ada yang salah, dan kemudian dibagikan pada pertemuan berikutnya. Kesimpulan dan Refleksi Kesimpulan: Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa untuk memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran menulis di kelas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Siswa merasa bosan saat pembelajaran mengarang karena terlalu lama menunggu siswa yang lain yang belum selesai. 2. Guru memberi materi secara singkat dan hanya sedikit. 3. Guru memberi materi dengan ceramah dan catatan. 4. Guru memberi contoh dengan membacakan bacaan dan memberi latihan pada siswa dengan membuat karangan. 5. Siswa tidak termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas. 6. Karangan dinilai secara individu oleh guru. Refleksi: Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa tersebut, peneliti berpendapat bahwa guru masih sangat dominan pada proses pembelajaran di kelas sehingga siswa tidak dapat berpartisipasi aktif mengikuti proses dan akhirnya mengalami kebosanan di dalam kelas. Dari gambaran tersebut, proses pembelajaran di kelas harus dibenahi sehingga siswa dapat ikut aktif dan tidak mengalami kebosanan. 20 Januari 2009 Pengamat,

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 2 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009 (Penelitian Tindakan Kelas)

2 12 83

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AK 1 SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

3 15 200

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS X.2 SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2009 2010

1 10 86

EFEKTIVITAS TEKNIK INGATAN BAYANGAN MAJU TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SMA PARULIAN 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2008/2009.

0 0 45

PENGARUH ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Tahun Ajaran 2009/2010.

0 1 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI WIDYAWISATA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 2 7

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 2 DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 9

PENERAPAN STRATEGI KOMPOSISI, TERKENDALI DAN TERARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN Penerapan Strategi Komposisi, Terkendali Dan Terarah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Talak Broto 2 Tahun Ajaran

0 0 15

PENERAPAN STRATEGI KOMPOSISI, TERKENDALI DAN TERARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN Penerapan Strategi Komposisi, Terkendali Dan Terarah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Talak Broto 2 Tahun Ajaran

0 1 31

KIAT BEROLEH KEMAMPUAN MENULIS: KOREKSI KARANGAN OLEH TEMAN SEJAWAT

0 0 5