Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode pembelajaran GI lebih baik dari pada metode pembelajaran CIRC, baik dilihat dari
kategori umum maupun dilihat dari masing-masing kategori kedisiplinan belajar siswa. Kalau ditinjau pada mereka yang mempunyai kedisiplinan rendah,
penggunaan metode GI lebih baik prestasinya dari pada metode CIRC. Tetapi untuk mereka yang mempunyai kedisiplinan tinggi, penggunaan metode GI dan CIRC sama
jeleknya atau tidak ada perbedaan prestasi belajar.
6. Hipotesis Keenam
Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi tiga jalan dengan frekuensi sel tak sama
diperoleh harga F
obsBC
sebesar 0.803 lebih kecil dari F
tabel
3.98 sehingga hipotesis nol di terima dan hipotesis alternatif di tolak, maka interaksi
antara minat dengan kedisiplinan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Karena tidak ada interaksi antara minat dengan kedisiplinan belajar
siswa maka perbandingan untuk setiap minat belajar tinggi dan minat belajar rendah dengan kedisiplinan tinggi dan rendah mengikuti perbandingan linier. Oleh karena
tidak terdapat interaksi minat belajar dengan kedisiplinan belajar siswa, maka tidak dilakukan uji lanjut antara sel pada kolom dan baris.
Minat belajar siswa ditandai dengan antusia siswa dalam mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran sehingga akan menarik perhatian siswa
untuk mempelajari pengetahuan yang lebih dalam lagi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan merangsang siswa untuk berpikir mencari jawaban yang akan
membentuk konsep baru dalam diri siswa. Selanjutnya, siswa akan melakukan penganalisisan lebih mendalam lagi guna mendapatkan jawaban yang tepat dan dapat
memuaskan keingintahuannya dengan cara: bertanya pada teman ataupun guru, mencari dari buku, browsing internet, dan lain-lain. Siswa yang berusaha mencari
jawaban dari keingintahuannya, secara tidak sadar telah melatih kedisiplinan dirinya. Kedisisplinan belajar ini sangat penting karena merupakan kesadaran akan sikap dan
perilaku yang tertanam dalam diri untuk mengerjakan sesuatu dengan penuh tanggung jawab. Terkait dengan interaksi antara minat dengan kedisiplinan belajar
siswa, Ibnu Hizam 2007 dalam jurnal penelitian keislaman menyatakan bahwa ā€¯Variabel minat belajar sejarah dan kemampuan klarifikasi nilai sejarah secara
bersama-sama memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan sikap nasionalisme siswa. Minat belajar dapat menumbuhkan suatu dorongan untuk
melakukan suatu tindakan untuk mengklarifikasi nilai-nilai sejarah yang telah dipelajari dan pada akhirnya akan berdampak pada sikap nasionalisme.
Tindakan seseorang yang disertai minat ini akan menghadirkan perhatian dengan serta merta, berkonsentrasi dan pelibatan diri sepenuhnya dalam
mengkaji materi sejarah yang telah disampaikan.
Ditolaknya hipotesis alternatif kemungkinan terjadi karena kedisiplinan belajar yang dimiliki siswa cenderung merupakan kebiasaan yang terbawa oleh siswa
kerena penanaman pendidikan dalam keluarga sejak kecil, sedangkan minat belajar tumbuh dalam diri siswa karena faktor rangsangan dari luar dikala menginjak
sekolah. Sehingga kurang adanya minat untuk meraih prestasi menyebabkan nilai prestasinya rendah sekalipun siswa tersebut mempunyai tingkat kedisiplinan tinggi,
sebaliknya meskipun siswa mempunyai minat tinggi tetapi tidak ditunjang dengan kedisiplinan belajar tinggi maka prestasinya pun rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
tingginya minat dan kedisiplinan belajar siswa bukan merupakan faktor penentu keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya karena masih terdapat
faktor internal lain seperti: motivasi, kecerdasan emosional, kreativitas, gaya belajar dan lain-lain yang dimiliki siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.
7. Hipotesis Ketujuh