Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Biologi dengan menerapkan metode
group investigation
dan metode
Cooperative integrated reading composition
belum terlihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Padahal dengan menerapkan metode pembelajaran yang bertumpu pada keaktivan siswa dalam
kelompok dapat menjadi sarana untuk mengembangkan minat sesama anggota kelompok untuk memperoleh informasi atau pengetahuan yang lebih mendalam.
Oleh sebab itu, dalam pelaksanakan pembelajaran guru seharusnya memperhatikan minat siswa dan dapat memilih metode pembelajaran yang tepat agar dapat
mengembangkan minat siswa sehingga prestasi belajarnya pun meningkat.
5. Hipotesis Kelima
Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi tiga jalan dengan frekuensi sel tak sama diperoleh harga F
obsAC
sebesar 4.894 lebih besar dari F
tabel
3.98 sehingga hipotesis nol di tolak dan hipotesis alternatif di diterima, maka interaksi
antara penggunaan metode GI dan CIRC dengan kedisiplinan memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Oleh karena terdapat interaksi penggunaan
model pembelajaran dengan kedisiplinan belajar, maka dilakukan uji lanjut antara sel pada kolom dan baris.
Adanya interaksi antara kedisiplinan belajar siswa dengan metode pembelajaran disebabkan dalam proses pembelajaran yang menerapkan metode
group investigation
dan metode
Cooperative integrated reading composition
yang merupakan salah satu metode kooperatif, lebih menekankan pada pembentukan sikap
atau perilaku untuk bekerjasama dalam kelompok. Hal ini akan menuntut siswa dalam meningkatkan pengendalian tingkah laku, memenuhi tuntutan secara tepat,
teliti dan mengarahkan diri sendiri dalam mengambil keputusan secara bertanggung jawab sehingga interaksi antara metode pembelajaran dengan kedisiplinan belajar
akan meningkatkan pencapaian prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian Suprayekti 2006 yang menyatakan bahwa teknik pembelajaran kooperatif adalah
prosedur membelajarkan siswa melalui kelompok kecil dengan melibatkan interdependensi tugas, interdependensi ganjaran, interaksi siswa dengan sumber
belajar, dan kompetisi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh rataan prestasi belajar aspek kognitif
x
A C
= 78.17,
x
A C
1
= 71.52,
x
A
1
C = 67.65 dan
x
A C
1
= 75.00, setelah dilakukan uji
scheffe
diperoleh F
hitung
µA C
vs µA
1
C sebesar 4.984 lebih besar dari
F
tabel
= 3.98, hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara sel A
C dan sel A
1
C sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar
siswa yang diberi pembelajaran metode pembelajaran GI lebih baik daripada metode pembelajaran CIRC dengan memperhatikan kedisiplinan berkategori rendah,
sedangkan F
hitung
µA C
vs µA
1
C
1
, µA C
1
vs µA
1
C , µA
C
1
vs µA
1
C
1
diperoleh hasil lebih kecil dari F
tab
sehingga tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara metode pembelajaran dengan kedisiplinan rendah dan kedisiplinan tinggi. Penelitian
tentang penggunaan metode pembelajaran dan kedisiplinan belajar dilakukan oleh Wagiman 2009: 148 memperoleh hasil bahwa siswa yang mendapat pembelajaran
kooperatif model CIRC selalu mempunyai prestasi belajar aspek kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif model Time
Token, tanpa memperhatikan variable kedisiplinan siswa dalam menyelesaikan tugas.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode pembelajaran GI lebih baik dari pada metode pembelajaran CIRC, baik dilihat dari
kategori umum maupun dilihat dari masing-masing kategori kedisiplinan belajar siswa. Kalau ditinjau pada mereka yang mempunyai kedisiplinan rendah,
penggunaan metode GI lebih baik prestasinya dari pada metode CIRC. Tetapi untuk mereka yang mempunyai kedisiplinan tinggi, penggunaan metode GI dan CIRC sama
jeleknya atau tidak ada perbedaan prestasi belajar.
6. Hipotesis Keenam