10Sambil membawa ibu ke tempat rujukan, teruskan tindakan KBI dan infus cairan hingga ibu tiba di tempat rujukan. Infus 500 ml pertama dihabiskan dalam
waktu 10 menit.Berikan tambahan 500 mljam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah cairan yang diinfuskan mencapai 1,5 L dan kemudian
lanjutkan dalam jumlah 125ccjam. Jika cairan infus tidak cukup, infuskan 500 ml botol kedua cairan infus dengan tetesan sedang dan ditambah dengan
pemberian cairan secara oral untuk rehidrasi.
2. Retensio Plasenta a Pengertian Retensio Plasenta
Retensio Plasenta adalah tertinggalnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah kelahiran bayi Prawihardjo, 2008.
Retensio Plasenta adalah plasenta yang tidak dapat terpisah dan menimbulkan hemorrhage yang tidak tampak, dan juga didasari pada lamanya waktu yang berlalu
antara kelahiran bayi dan keluarnya plasenta yang diharapkan Varney, 2007.
b Etiologi Retensio Plasenta
Secara fungsional dapat terjadi karena his kurang kuat penyebab terpenting, dan Plasenta sukar terlepas karena tempatnya insersi di sudut tuba, bentuknya
plasenta membranaseae, plasenta anularis dan ukurannya plasenta yang sangat kecil. Plasenta yang sukar terlepas karena implatasinya yang terlalu dalam seperti:
plasenta adhesiva, plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta, plasenta inkarserata.
Universitas Sumatera Utara
c Diagnosis retensio plasenta
Plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik. Gejala yang kadang-kadang timbul yaitu uterus berkontraksi baik tetapi tinggi
fundus tidak berkurang.
d Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Sikap umum bidan: melakukan pengkajian data secara sebjektif dan objektif antara lain : keadaan umum penderita, apakah ibu anemis, bagaimana jumlah
pendarahannya, keadaan fundus uteri, mengetahui keadaan plasenta, apakah plasenta inkarserata, melakukan tes plasenta dengan metode kustner, metode klein, metode
starsman, memasang infus, memberikan cairan pengganti. Sikap khusus bidan : pada kejadian retensio plasenta atau plasenta tidak keluar
dalam waktu 30 menit bidan dapat melakukan tindakan manual plasenta yaitu tindakan untuk megeluarkan atau melepas plasenta secara manual menggunakan
tangan dari tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya keluar dari kavum uteri JNPK, 2008.
Prosedur plasenta manual yaitu persiapan dengan melakukan pemasangan set dan cairan infus, menjelaskan kepada ibu prosedur dan tujuan tindakan, melakukan
anastesi verbal dan anastesi rektal, menyiapkan dan menjalankan prosedur pencegahan infeksi.
Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri meliputi: memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong, menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari
vulva, tegangkan dengan satu tangan sejajar lantai, secara obstetrik masukkan tangan lainnya punggung tangan menghadap ke bawah ke dalam vagina dengan
menelusuri sisi bawah pusat, setelah mencapai bukaan serviks minta seorang asistenpenolong lain untuk memegangkan klem tali pusat kemudian pindahkan
Universitas Sumatera Utara
tangan luar untuk menahan fundus uteri, sambil menahan fundus uteri masukkan tangan dalam hingga ke kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta,
dan bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti memberi salam ibu jari merapat ke jari telunjuk dan jari-jari saling merapat.
Sebelum melepaskan plasenta dari dinding uterus, tentukan implantasi plasenta paling bawah dan setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding
uterus maka perluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan kekanan dan ke kiri sambil digerakkan ke atas cranial ibu hingga semua perlekatan plasenta
terlepas dari dinding uterus. Cara mengeluarkan plasenta yaitu dengan satu tangan masih di dalam kavum
uteri dan melakukan eksplorasi untuk menilai tidak ada plasenta yang tertinggal, pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simfisis tahan segmen bawah uterus
kemudian instruksikan asistenpenolong untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam membawa plasenta kelua hindari terjadinya percikan darah, melakukan
penekanan dengan tangan yang menahan suprasimfisis uterus ke arah dorsokranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plsenta di wadah yang telah disediakan.
Pencegahan infeksi pasca tindakan yaitu: dekontaminasi sarung tangan sebelum dilepaskan, dan peralatan lain yang digunakan, melepaskan dan merendam sarung
tangan dan peralatan lainnya di dalam larutan klorin 0,5 selama 10 menit, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, mengeringkan tangan dengan handuk
bersih dan kering. Pemantauan pascatindakan yaitu: memeriksa kembali tanda vital ibu,
mencatat kondisi ibu dan membuat laporan tindakan, menuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan asuhan lanjutan, memberitahukan
pada ibu dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai tetapi ibu masih memerlukan
Universitas Sumatera Utara
pemantauan dan asuhan lanjutan, melanjutkan pemantauan hingga 2 jam pasca tindakan sebelum dipindahkan ke ruang rawat gabung JNPK, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini pada pada dasarnya kerangka perbandingan dari konsep-konsep yang diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan, yaitu menjelaskan tentang model pembelajaran NHT dengan tanya jawab terhadap hasil evaluasi belajar mahasiswa.
. VARIABEL
INDEPENDEN VARIABEL
DEPENDEN
Skema 1. Kerangka Konseptual Penelitian Perbandingan Model Pembelajaran NHT
Dengan Tanya Jawab Terhadap Hasil Evaluasi Belajar Mahasiswa Semester IV Pada Mata Kuliah
Kegawatdaruratan Kebidanan
B. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori dan uraian sebelumnya, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah ada perbedaan hasil belajar mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together NHT dengan tanya jawab terhadap
evaluasi hasil belajar mahasiswa semester IV pada mata kuliah Kegawatdaruratan Kebidanan di Akbid Kholisatur Rahmi Binjai.
a. Model Pembelajaran
NHT b. Model
Pembelajaran Tanya Jawab
Evaluasi Hasil Belajar Mahasiswa Semester IV
pada mata kuliah Kegawatdaruratan
Kebidanan
Universitas Sumatera Utara