6. Batas Minimal Hasil Belajar
Menentukan batas minimum keberhasilan belajar merupakan upaya untuk menentukan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat
keberhasilan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Norma-norma pengukuran tersebut adalah norma skala angka dari 0 sampai 10 dan norma skala
angka dari 0 sampai 100. Angka terendah yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar passing grade skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk
skala 0-100 adalah 55 atau 60. Selain norma skala angka, pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan melalui simbol huruf-huruf dengan kriteria A, B, C, D dan E. Simbol
huruf-huruf dapat dipandang sebagai simbol angka-angka Syah, 2010.
Tabel 2.3 Batas Minimal Hasil Belajar di Akbid Kholisatur Rahmi Binjai
Angka Huruf Predikat
80 A
Sangat Baik 75-79 B
Baik 60-74 C
Cukup 55-59 D
Kurang 54
E Gagal
7. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hamid 2009 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
keefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran dan daya tarik pembelajaran. Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingat pencapaian pebelajar
pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, efisiensi biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktubiaya yang terpakai. Aspek ketiga, daya
Universitas Sumatera Utara
tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecendrungan pebelajar untuk tetapterus belajar.
Ada 7 indikator penting yang dapat digunakan untuk mendapatan keefektifan pembelajaran, yaitu 1 kecermatan penguasaan perilaku tingkat
kesalahan kerja. Makin cermat pebelajar menguasai perilaku yang dipelajari, makin efektif pembelajaran. 2 Kecepatan unjuk kerja efisiensi waktu. Makin
cepat seorang pebelajar menampilkan hasil kerjanya, semakin efektif pembelajaran. 3 Kesesuaian dengan prosedur, pebelajar dikatakan efektif apabila
pebelajar dapat menampilkan hasil kerja yang sesuai dengan prosedur baku yang telah ditetapkan. 4 Kuantitas hasil kerja mengacu pada banyaknya hasil kerja
yang mampu ditampilkan oleh pebelajar dalam waktu tertentu yang telah ditetapkan. 5 Kualitas hasil akhir apakah memuaskan atau tidak. 6 Tingkat alih
belajar yaitu kemampuan pebelajar melakukan alih belajar dari apa yang telah dikuasainya ke hal lain yang serupa. 7 Tingkat retensi yaitu jumlah hasil kerja
yang masih mampu ditampilkan pebelajar setelah selang beberapa periode waktu. Semakin tinggi retensi maka semain efetif pembelajaran itu.
Dalam mengukur efisiensi pembelajaran, indikator utama diacukan kepada waktu, personalia, sumber belajar yang dipakai. Efisiensi hanya dapat diukur
apabila setiap pebelajar dapat belajar sesuai dengan jumlah waktu yang dibutuhkan. Jumlah personalia yang dilibatkan dalam perancangan, pelaksanaan,
penilaian pembelajaran dan juga dipakai untuk mempreskripsikan efisiensi. Penggunaaan sumber belajar lain, selain guru juga dapat dijadikan ukuran tingkat
efisiensi pembelajaran, seperti: berupa ruang yang dipakai, apakah melibatkan penggunaan laboratorium, komputer, jumlah buku tes, dan penyampaian buku
kerja atau sumber-sumber lain yang ada kaitannya dengan biaya pembelajaran.
Universitas Sumatera Utara
Daya tarik sebagai hasil pembelajaran berkaitan dengan daya tarik bidang studi. Namun, daya tarik bidang studi dalam penyampaiannya banyak bergantung
pada kualitas pembelajarannya. Pengukuran daya tarik pembelajaran dapat dilakukan dengan mengamati apakah pebelajar ingin terus belajar atau tidak.
Kecendrungan pebelajar untuk tetap terus belajar bisa terjadi arena daya tarik bidang studi itu sendiri atau bisa juga karena kualitas pembelajarannya.
G. Materi Pokok 1. Atonia Uteri