3. Butir instrumen mana saja yang teridentifikasi rendah sebagai dasar tindak
lanjut program pelatihan pengembangan kompetensi profesional Guru BK di Yayasan IPEKA Jakarta?
4. Permasalahan–permasalahan apa saja yang dihadapi Guru BK Yayasan
IPEKA Jakarta dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan tingkat upaya–upaya Guru BK Yayasan IPEKA Jakarta Tahun Ajaran 20152016 dalam meningkatkan kompetensi profesional-
nya.
2. Mengetahui aspek kompetensi profesional yang paling dominan diupaya-
kan dan ditingkatkan oleh Guru BK Yayasan IPEKA Jakarta Tahun Aja-
ran 20152016.
3. Mengetahui butir–butir instrumen yang teridentifikasi rendah sebagai da-
sar tindak lanjut program pelatihan dan pengembangan kompetensi profe-
sional Guru BK di Yayasan IPEKA Jakarta.
4. Mengetahui permasalahan–permasalahan yang dihadapi oleh Guru BK di
Yayasan IPEKA Jakarta dalam meningkatkan kompetensi profesional.
F. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini. Manfaat pe- nelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis yang memberikan
penjelasan sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkem- bangan ilmu pengetahuan. Pembahasan dari penelitian ini terkait dengan
berbagai upaya yang perlu ditempuh Guru BK dalam memperoleh kom- petensi profesionalnya di lembaga pendidikan, sehingga hal tersebut dapat
mempengaruhi cara pandang kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru kelas, staff sekolah, dan peserta didik serta lembaga pendidikan dalam
mendukung kinerjanya sebagai petugas layanan bimbingan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Lembaga Penyelenggara Pendidikan Guru BK
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi lembaga pen- didikan Bimbingan dan Konseling Indonesia, terkhususnya bagi Pro-
gram Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Pe- nelitian ini bertujuan agar lembaga pendidikan memberikan perhatian,
motivasi, dan dukungan kepada setiap guru dan mahasiswa Bimbing- an dan Konseling dalam meningkatkan kompetensi profesional di
lembaga pendidikan.
b. Bagi Pihak Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat juga bagi pihak sekolah, terkhusus bagi kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah dan
wakil dari penyelenggara pendidikan. Penelitian ini bertujuan agar ke- pala sekolah memberikan arahan, motivasi dan dukungan kepada Gu-
ru BK dalam meningkatkan profesionalnya sebagai tenaga bimbingan di sekolah. Bentuk dukungan yang perlu dilakukan kepala sekolah a-
dalah mengikutsertakan Guru BK dalam berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah, sehingga Guru
BK memperoleh pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan keahlian baru yang dapat menunjang profesinya sebagai petugas layanan bim-
bingan dan konseling.
c. Bagi Guru BK
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan motivasi bagi Guru BK agar terus meningkatkan kompetensi dengan mengembang-
kan wawasan, keterampilan, dan pengetahuan yang lebih luas, sehing- ga Guru BK mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin maju.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti dalam rangka untuk melatih diri menjadi seorang Guru BK yang profesional. Selain itu,
peneliti dapat mengetahui langkah –langkah yang seharusnya dilaku-
kan dalam mencapai gelar Guru BK yang profesional.
G. Definisi Variabel
Supaya tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran dari judul penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan penegasan-penegasan melalui batasan istilah
dalam judul Upaya –Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Meningkat-
kan Kompetensi Profesional Studi Deskriptif Analitis pada Guru –Guru
Bimbingan dan Konseling di Yayasan IPEKA Jakarta Tahun Ajaran 20152016
adalah sebagai berikut: 1.
Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling adalah upaya memberikan bantuan kepada kon-
seli secara sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram, dan memfasilitasi konseli dengan berbagai aktivitas pengembangan diri
yang sesuai prinsip, komponen, dan jenis layanan bimbingan dan kon- seling, sehingga konseli mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan
memecahkan permasalahannya sendiri.
2. Guru BK
Guru BK adalah pendidik yang memiliki wewenang, keahlian, wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang ke
–BK–an, serta memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan S1 di bidang bim-
bingan konseling, dan memiliki tanggung jawab serta kontribusi penting dalam mendukung keberhasilan peserta didik.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran yang sesuai dengan konsep dan metode disiplin keilmuan,
teknologi, dan seni yang secara konseptual dapat menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan kelompok mata
pelajaran yang akan diampunya, sehingga dapat memungkinkan guru da- pat memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan.
4. Upaya Peningkatan Kompetensi Profesional
Upaya peningkatan kompetensi profesional adalah upaya seorang tenaga profesional, terkhususnya Guru BK, dalam mentransformasi kemampuan
diri di bidang kependidikan melalui penguasaan materi secara konseptual dan dapat menaungi, melengkapi, dan mempersatukan program
–program kependidikan, sehingga dapat memenuhi standar kompetensi yang telah
ditetapkan.
13
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memaparkan hakikat Guru Bimbingan dan Konseling, hakikat kom- petensi profesional, permasalahan yang dihadapi Guru BK, dan hakikat upaya gu-
ru BK dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya di lembaga pendidikan.
A. Hakikat Guru Bimbingan dan Konseling
1. Guru
Pada dasarnya, guru merupakan tenaga profesional yang mengabdi- kan dirinya di dunia pendidikan dengan tugas pokoknya sebagai pengajar,
pendidik, dan pembimbing bagi peserta didik agar menjadi pribadi yang menanamkan nilai
–nilai Pancasila. Dengan demikian, guru mempunyai kedudukan dan tanggung jawab dalam menentukan berhasil atau tidaknya
suatu program pendidikan dalam Rahman dan Amri: 2014: 18. Selain itu, guru merupakan salah satu komponen dari perangkat sistim
yang ada di sekolah, tenaga pendidik yang profesional, dan memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang dianggap sangat
potensial dalam membentuk dan membangun karakter, pola pikir, sikap, pola pandang, suara hati, dan komunikasi yang positif, sehingga guru perlu
memiliki kemampuan untuk menempatkan diri yang berperan aktif sebagai tenaga yang profesional di bidang pendidikan dalam Rahman dan Amri:
2014: 45. Mulyasa 2013: 5, berpandangan bahwa guru merupakan kom- ponen yang paling menentukan dalam sistim pendidikan secara menyelu-