Upaya Guru BK yang Paling Jarang

jari, memahami, menguasai, dan mempraktikkan seluruh makna, kon- sep, praksis, teknik, metode, media, teknologi, dan asesmen dalam BK; 9 sampai dengan mengukur tingkat keberhasilan layanan BK dalam menumbuhkembangkan tugas perkembangan siswa.

b. Upaya Guru BK yang Paling Jarang

Pada hasil analisis aspek yang telah dipaparkan di atas, terungkap bahwa pada aspek 2, yaitu menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling, merupakan aspek yang paling jarang diupa- yakan oleh Guru BK dalam meningkatkan kompetensi profesional di Yayasan IPEKA Jakarta, karena minat membaca Guru BK masih ren- dah, Guru BK tidak atau kurang meng –update berbagai informasi yang berkembang, dan keterbatasan Guru BK dalam mempelajari, memaha- mi, dan mencerna isi kerangka teoritik dan praksis yang sesuai dengan bidangnya. Namun demikian, permasalahan ini bukan hanya dihadapi oleh Guru BK saja, melainkan guru mata pelajaran lainnya pun meng- hadapi permasalahan yang sama, terkhususnya bagi guru mata pelaja- ran yang memiliki tanggung jawab dan tugas ganda sebagai Guru BK Kepala Bidang ILDC . Pada hasil wawancara dengan Guru BK menunjukkan kesesuaian dengan permasalahan yang telah dijabarkan di atas yang dimana Guru BK tidak hanya kesulitan menguasai kerangka teoritik dan praksis da- lam BK, melainkan juga mengalami kesulitan dalam mempelajari filo- sofi, konsep dasar, tujuan, metode, dan teknik dalam BK yang menye- babkan Guru BK mengalami keraguan, kebingungan, ketidakpahaman, dan ketidaksiapan dalam. Salah satu Guru BK mengungkapkan bahwa penyebab dari permasalahan di atas adalah ketidakaktivan Guru BK itu sendiri dalam mencari buku literatur dan informasi yang relevan, serta membaca, mempelajari, mencermati, memahami, dan mempersiapkan- nya dengan sebaik mungkin. Selain itu, kurangnya kolaborasi, relasi dan kerjasama, serta solida- ritas Guru BK dengan rekan sekerja dapat menyebabkannya tidak menguasai kerangka teoritik dan praksis dalam BK. Jejen, 2011: 4 –6 mengungkapkan bahwa kurangnya sarana dan prasarana belajar; ku- rangnya keahlian, kedisiplinan, motivasi, dan kemauan bekerja dalam tim dengan rekan sesama guru; masih rendahnya kualitas, kualifikasi, dan kompetensi guru; dan rendahnya motivasi guru dalam meraih pen- didikan yang lebih tinggi dapat mempengaruhi kurangnya penguasaan para Guru BK terhadap kerangka teoritik dan praksis dalam BK. Dari permasalahan di atas, dapat dipahami bahwa terdapat Guru BK yang kurang berkeinginan untuk membagikan informasi, ilmu, ke- terampilan, dan keahliannya dalam mengajarkan dan menjelaskan ke- rangka teoritik dan praksis dalam BK kepada Guru BK yang kurang mampu menguasainya, sehingga rekan Guru BK lainnya mengalami kesulitan untuk menguasai lebih dalam setiap teori dan praksis dalam BK. Tapi Guru BK pun harus inisiatif mencari informasi, membaca, mempelajari, mengamati, mencermati, dan memahami sendiri setiap kerangka teori dan praksis dalam BK, sehingga Guru BK bersangkutan dapat menguasai sendiri dan menemukan kerangka teoritik dan praksis BK yang sesungguhnya. Selain itu, dukungan, bimbingan, dan pengarahan dari pihak Yaya- san IPEKA sangat penting dalam membantu Guru BK menguasai ke- rangka teoritik dan praksis dalam BK. Pada pembahasan sebelumnya, Yayasan IPEKA memiliki suatu lembaga yang dapat memberikan ban- tuan, dukungan, dan bimbingan kepada guru, termasuk Guru BK dalam mencari, mempelajari, mencermati, dan memahami, serta mempersiap- kan berbagai penguasaan terhadap bidang –bidang pengajaran dan pem- belajaran yang sesuai dengan tugas, peran, dan tanggung jawab setiap guru, termasuk Guru BK. Lembaga yang dimaksud adalah ILDC. Hal ini tentu dapat membantu Guru BK dalam menguasai kerangka teoritik dan praksis dalam BK, namun hal tersebut kembali lagi pada diri setiap pribadi Guru BK, karena tanpa usaha, kerja keras, dan dorongan dari Guru BK itu sendiri, maka semua hal yang telah dilakukan oleh pihak Yayasan IPEKA tidak akan membuahkan hasil yang maksimal Kepa- la Bidang ILDC .

3. Butir Instrumen Termasuk Kategori Rendah Sebagai Dasar Tindak