Wawancara Kuesioner Metode Pengumpulan Data

Tabel 3 Jumlah Guru BK Yayasan IPEKA Jakarta No Nama Sekolah Laki –Laki Perempuan Total 1. SDK IPEKA Puri, Jakarta Barat - 2 2 2. SDK IPEKA Tomang, Jakarta Barat - 2 2 3. SDK IPEKA Pluit, Jakarta Utara - 2 2 4. SDK IPEKA Sunter, Jakarta Utara - 2 2 5. SMPK IPEKA Puri, Jakarta Barat 1 1 2 6. SMPK IPEKA Tomang, Jakarta Barat 2 1 3 7. SMPK IPEKA Pluit, Jakarta Utara - 3 3 8. SMPK IPEKA Sunter, Jakarta Utara - 2 9. SMPK IPEKA Grand Wisata, Bekasi - 1 10. SMPK IPEKA BSD, Tangerang - 2 2 11. SMAK IPEKA Puri, Jakarta Barat 1 1 2 12. SMAK IPEKA Tomang, Jakarta Barat 1 2 3 13. SMAK IPEKA Pluit, Jakarta Utara 1 2 3 14. SMAK IPEKA Sunter, Jakarta Utara 1 2 3 Total 7 25 32

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara dan kuesioner.

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang disusun dalam bentuk pertanyaan. Teknik pengumpulan data ini didasarkan pada perma- salahan responden yang hendak diteliti, sehingga peneliti dapat menemu- kan hal –hal yang dapat dijadikan solusi dari permasalahan responden Su- giyono, 2010: 194. Komaruddin 2007: 295, mengartikan wawancara sebagai suatu teknik riset dalam bentuk pengamatan langsung melalui pertanyaan kepada responden. Burke, dkk Sugiyono, 2014: 188 menya- takan bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan kepada pihak yang hendak diwawancarai. Wawancara yang tersusun dilakukan secara tidak terstruktur. Wawan- cara tidak terstruktur adalah wawancara bebas tanpa menggunakan pe- doman yang telah tersusun Sugiyono, 2014: 191. Pedoman wawancara yang akan diberikan kepada Guru BK terkait dengan tema penelitian. Be- rikut ini disajikan pedoman wawancara yang digunakan dalam pengum- pulan data yaitu: a. Berapa lama anda sudah berprofesi sebagai Guru BK? b. Hambatan–hambatan apa saja yang pernah dialami Guru BK dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya? c. Dampak negatif apakah yang anda dapatkan, ketika anda mengalami hambatan dalam meningkatkan kompetensi profesional di sekolah? d. Bagaimana proses anda dalam mengupayakan diri untuk meningkatkan kompetensi profesional anda sebagai Guru BK di sekolah, sedangkan anda mengalami berbagai hambatan? e. Apa yang menjadi kekuatan anda, sehingga anda mampu menyelesai- kan hambatan –hambatan yang dapat mengganggu upaya anda mening- katkan kompetensi profesional sebagai Guru BK di sekolah? Hasil wawancara yang diperoleh dapat dilakukan dengan memberikan kode terhadap setiap jawaban yang telah diberikan dari 5 orang Guru BK di Yayasan IPEKA Puri Indah. Hasil wawancara disajikan pada tabel 4 pada Lampiran 1.

2. Kuesioner

Kuesioner ini memuat pernyataan –pernyataan yang berkaitan dengan upaya Guru BK dalam meningkatkan kompetensi profesional. Kuesioner ini disusun oleh peneliti dengan menggunakan prinsip penskalaan seman- tic defferensial. Sugiyono 2010: 140, menjelaskan bahwa data yang di- peroleh dari prinsip penskalaan ini adalah berbentuk data interval, se- hingga skala ini dapat mengukur tingkat upaya yang telah dilakukan da- lam meningkatkan kompetensi profesionalnya. Prinsip penskalaan ini digunakan untuk mengukur tingkat upaya yang dilakukan Guru BK dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya. Prinsip penskalaan ini disusun dalam bentuk garis kontinum. Jadi, bentuk jawaban yang tersedia terdiri atas: a sangat sering, dan b tidak pernah. Bentuk penskoran yang terdapat pada jawaban, didasarkan pada pernya- taan positif favorable dan negatif unfavorable. Apabila jawaban res- ponden pada pernyataan adalah positif, maka skoring yang diberikan di- mulai dari angka 1 sampai dengan 10. Sedangkan apabila jawaban res- ponden pada pernyataan adalah negatif, maka skoring yang diberikan di- mulai dari angka 10 sampai dengan 1. Berikut ini adalah contoh prinsip penskalaan semantic defferential. Gambar 1 Pernyataan Positif Saya datang mengajar tepat waktu Tidak Pernah Sangat Sering 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar 2 Pernyataan Negatif Saya mendapatkan sanksi dari kepala sekolah Tidak Pernah Sangat Sering 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Setiap pernyataan yang tersedia pada kuesioner ini, responden hanya diminta untuk memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Cara menjawab pernyataan tersebut hanya diminta untuk memberikan tanda lingkaran O yang sesuai dengan jawaban responden. Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada setiap item, dengan demikian, dari hasil penjumlahan jawaban responden dari setiap item yang tersedia, dapat diketahui tinggi –rendahnya upaya Guru BK dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya. Aspek kuesioner yang dibuat oleh peneliti, didasarkan pada aspek – aspek kompetensi profesional menurut Peraturan Menteri Pendidikan Na- sional Republik Indonesia No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifiklasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Berikut ini kisi –kisi instrumen pene- litian tentang upaya Guru BK meningkatkan kompetensi profesional disaji- kan dalam tabel 5. Tabel 5 Kisi –Kisi Instrumen Penelitian Upaya Guru BK dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Aspek Indikator No. Item Fav Unfav Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah siswa Menguasai konsep dan praksis asesmen dengan belajar mandiri. 1 2 Menguasai konsep dan praksis asesmen dengan belajar dari pihak lain. 3 4 Menguasai konsep dan praksis asesmen dengan mencari sumber buku yang relevan. 5 6 Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling dengan belajar mandiri. 7 8 Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling dengan belajar dari pihak lain. 9 10 Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling dengan mencari sumber buku yang relevan. 11 12 Merancang program bimbingan dan konseling Belajar merancang program bimbingan dan konseling secara mandiri. 13 14 Belajar merancang program bimbingan dan 2konseling dari pihak lain. 15 16 Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif Belajar mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif secara mandiri. 17 18 Belajar mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif dari pihak lain. 19 20 Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling Menyadari adanya proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling yang kurang efektif. 21 22 Mengadakan tindak lanjut terhadap proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling yang kurang efektif. 23 24 Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika professional Aktif dalam organisasi ke –BK–an dan non ke –BK–an. 25 26 Aktif dalam mengadakan penelitian BK 27 28 Aktif dalam seminar ke –BK–an dan non ke –BK–an. 29 30 Aktif dalam kegiatan MGBK. 31 32 Aktif mengikuti PPG –BK. 33 34 Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling Menguasai konsep dan praksis penelitian BK dengan belajar mandiri 35 36 Menguasai konsep dan praksis penelitian BK dengan belajar dari pihak lain. 37 38 Menguasai konsep dan praksis penelitian BK dengan belajar dari buku – buku literatur yang relevan. 39 40 Kuesioner dikonstruk berdasarkan rekapitulasi yang tertera pada tabel 5. Berikut ini adalah rekapitulasi kuesioner yang tertera dalam bentuk alat instrumen yang telah tersusun pada Lampiran 2. Selain itu, pada proses penyusunan rekapitulasi kuesioner, peneliti menemukan beberapa keterbatasan dalam pembuatan dan penye-baran instrumen penelitian ini, yaitu: a. Tidak menemukan instrumen dari berbagai sumber yang menyusun instrument tentang upaya Guru BK meningkatkan kompetensi profe- sional. b. Proses penyusunan dan pembuatan instrumen tidak mudah, sehingga membutuhkan waktu yang lama. c. Struktur bahasa pada instrumen yang sangat tinggi, sehingga terdapat beberapa Guru BK yang mengalami kesulitan untuk memahami arti- nya. d. Selama proses penyebaran dan pengisian instrumen, peneliti memper- hatikan terdapat beberapa Guru BK yang mengalami keraguan dan kebimbangan. e. Instrumen tidak semua mengungkap upaya Guru BK, tetapi terdapat juga instrumen yang mengungkap tentang minat.

E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner