Butir Instrumen Termasuk Kategori Rendah Sebagai Dasar Tindak

3. Butir Instrumen Termasuk Kategori Rendah Sebagai Dasar Tindak

Lanjut Upaya Guru BK Meningkatkan Kompetensi Profesional di Yayasan IPEKA Jakarta Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan analisis data, diperoleh data yang menunjukan bahwa terdapat 4 item yang terindikasi rendah. Ke- empat item tersebut diuraikan dan disajikan dalam tabel 16 sebagai beri- kut. Tabel 16 Butir Item Kuesioner Kategori Rendah No. Item Aspek Indikator Pernyataan 3 Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah siswa. Menguasai konsep dan praksis asesmen dengan belajar dari pihak lain. Saya mengikuti studi banding bimbingan dan konseling ke sekolah lain dalam mempelajari konsep dan praksis asesmen dalam BK. 12 Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling dengan mencari sumber buku yang relevan. Saya malas mengunjungi perpustakaan dalam melakukan studi literatur tentang kerangka teori dan praksis BK. 15 Merancang program bimbingan dan konseling Belajar merancang program bimbingan dan konseling dari pihak lain. Saya mengikuti seminar BK di kampus –kampus dalam mempelajari penyusunan rancangan program BK. 30 Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika professional Aktif dalam seminar ke –BK–an dan non ke –BK– an. Saya melalukan setiap kesempatan seminar ke –BK–an dan non ke –BK– an. Pada tabel 17 di atas menunjukkan bahwa terdapat 4 item upaya Guru BK yang masih rendah. Item –item yang dianggap masih rendah membutuhkan tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh pihak Yayasan IPEKA Jakarta. Namun demikian, hal tersebut perlu mengetahui terlebih dahulu penyebab rendahnya keempat item upaya Guru BK meningkatkan kompetensi profesional di Yayasan IPEKA Tahun Ajaran 2015 2016. Dari 4 item upaya Guru BK yang dikategorikan rendah, akan dibagi menjadi 3 pembahasan penting, yaitu: Guru BK tidak mengikuti kegia- tan –kegiatan di luar kegiatan Yayasan IPEKA, Guru BK melalukan mo- mentum seminar ke –BK–an dan Non ke–BK–an, dan Guru BK malas mengunjungi perpustakaan untuk studi literatur. Pembahasan ini juga a- kan dijelaskan, didukung, atau diperkuat dengan hasil wawancara dengan Guru BK dan penjelasan secara lengkap oleh Kepala Bidang ILDC, dan Kepala SMA IPEKA Puri Indah. Pembahasan yang pertama akan membahas tentang Guru BK tidak mengikuti kegiatan –kegiatan di luar kegiatan Yayasan IPEKA. Pada pem- bahasan ini terdapat 2 item upaya Guru BK yang dikategorikan rendah, ya- itu item nomor 3 yang berbunyi: Saya mengikuti studi banding bimbingan dan konseling ke sekolah lain dalam mempelajari konsep dan praksis a- sesmen dalam BK, dan item nomor 15, yaitu Saya mengikuti seminar BK di kampus –kampus dalam mempelajari penyusunan rancangan program BK. Permasalahan ini dapat dialami oleh Guru BK dari berbagai sekolah atau yayasan, baik swasta maupun negeri. Pada satu sisi, Guru BK tidak pernah atau jarang mengikuti studi banding dan seminar karena ketentuan, kebijakan, peraturan, dan sistim pendidikan dari pihak yayasan atau sekolah, terkhususnya di Yayasan IPEKA. Pada hasil wawancara terhadap salah satu Guru BK di Yayasan IPEKA, membuktikan bahwa seluruh kebijakan, peraturan, dan sistim pen- didikan yang dirancang, disusun, dan diterapkan oleh Yayasan IPEKA sangat mempersulit Guru BK dalam mengupayakan dirinya meningkatkan kompetensi profesional. Permasalahan yang mempersulit para Guru BK dalam mengupaya- kan diri meningkatkan kompetensi profesional, terdapat pada bagian him- bauan dari Yayasan IPEKA agar Guru BK tidak memfokuskan diri dalam berbagai kegiatan di luar, seperti mengikuti studi banding atau seminar ke sekolah atau yayasan lain dan universitas, sehingga Guru BK yang meng- ajar dan mengabdi di Yayasan IPEKA kurang memperoleh informasi yang berkembang. Namun, pada satu sisi lain dapat bertolakbelakang yang menyatakan bahwa seluruh ketentuan, kebijakan, peraturan, dan sistim pendidikan yang diterapkan oleh pihak yayasan atau sekolah, terkhususnya di Yayasan IPEKA sangat mendukung Guru BK untuk mengadakan berbagai kegia- tan, seperti studi banding dan seminar. Meskipun kegiatan –kegiatan terse- but hanya diadakan dalam lingkup Yayasan IPEKA, tetapi kegiatan yang diselenggarakan dan diadakan oleh pihak yayasan memperoleh dukungan dari pihak di luar Yayasan IPEKA, sehingga seluruh Guru BK di Yayasan IPEKA juga memperoleh informasi yang lengkap dan up to date. Perihal di atas juga diungkapkan oleh beberapa orang Guru BK da- lam hasil wawancara yang menyatakan bahwa seluruh kebijakan dan sis- tim pendidikan yang dirancang, disusun, dan diterapkan oleh pihak Yaya- san IPEKA selama ini sangat memberikan dukungan kepada Guru BK da- lam mengupayakan diri meningkatkan kompetensi profesionalnya. Yaya- san IPEKA memang sejauh ini tidak mewajibkan, memfokuskan, dan mengirimkan Guru BK untuk mengikuti kegiatan di luar, karena pihak Ya- yasan IPEKA pun memiliki berbagai kegiatan yang sama. Selain itu, pihak Yayasan IPEKA memiliki alasan yang sangat jelas bahwa pihak yayasan memiliki banyak program pendidikan, pelatihan, dan pengembangan bagi para guru, termasuk Guru BK setiap satu bulan sekali. Program ini diselenggarakan, diadakan, dan dilaksanakan secara berurutan sesuai dengan rundom atau berita acara yang disusun oleh pihak Yayasan IPEKA pusat, dan di dalam rundom tersebut telah dicantumkan pelaksa- naan studi banding dan seminar. Pelaksanaan seminar dan studi banding dapat dilakukan di dalam Yayasan IPEKA sendiri maupun di luar Yayasan IPEKA atau lembaga lainnya Kepala Bidang ILDC. Namun, Yayasan IPEKA tidak memprioritaskan para guru, termasuk Guru BK untuk mengikuti kegiatan studi banding dan seminar di luar Ya- yasan IPEKA, karena di Yayasan IPEKA sendiri memiliki program studi banding sendiri. Apabila pihak Yayasan IPEKA membutuhkan kolaborasi dan kerjasama dari pihak lain di luar Yayasan IPEKA, maka pihak yaya- san yang akan mengundang para guru, termasuk Guru BK dari sekolah a- tau yayasan lain untuk menghadiri studi banding dan seminar di Yayasan IPEKA, serta menghadirkan berbagai nara sumber terpercaya dan terke- muka dari berbagai universitas di seluruh Indonesia dan mancanegara. Na- mun demikian, pihak Yayasan IPEKA akan mengutus para guru, termasuk Guru BK yang memiliki jabatan akademik, seperti kepala bagian, kepala bidang, koordinator guru, dan staff ahli untuk mewakili para guru, terma- suk Guru BK dalam menghadiri dan mengikuti studi banding dan seminar di luar Yayasan IPEKA. Tapi tidak menutup kemungkinan pihak yayasan juga akan mengutus guru mata pelajaran, termasuk Guru BK untuk me- wakili, menghadiri, dan mengikuti kedua kegiatan tersebut Kepala Bi- dang ILDC . Selain itu, Yayasan IPEKA jarang mengikutsertakan para guru, ter- masuk Guru BK dalam kegiatan di luar yayasan, seperti studi banding dan seminar karena Yayasan IPEKA ingin meminimalisir kekosongan jam pe- lajaran. Pada umumnya, hal ini seringkali terjadi di berbagai sekolah atau yayasan. Hal –hal yang seringkali terjadi ketika guru tidak ada di dalam ke- las karena menghadiri kegiatan di luar sekolah atau yayasan adalah banyak siswa yang keluar masuk kelas, terjadi keributan di dalam kelas, kekera- san, sampai pada akhirnya siswa tidak mengerjakan, serta tidak mengum- pulkan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu, Yayasan IPEKA membuat kebijakan agar para guru, termasuk Guru BK untuk tetap fokus pada tugas dan tanggung jawab utamanya, yaitu mengajar Kepala Bidang ILDC. Hal –hal yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa Yayasan IPEKA tidak pernah melarang atau menekan para guru, termasuk Guru BK untuk menghadiri, mengikuti, dan berperan aktif dalam berbagai ke- giatan di luar. Tapi pihak Yayasan IPEKA hanya memberikan himbauan dan arahan kepada para guru, termasuk Guru BK untuk tetap fokus sebagai pengajar di Yayasan IPEKA, karena dalam lingkup Yayasan sendiri me- miliki kegiatan studi banding dan seminar yang telah diagendakan atau di- jadwalkan setiap hari, minggu, dan bulan, serta dilaksanakan di Yayasan IPEKA pusat yang melibatkan para guru, termasuk Guru BK, nara sumber, dosen, dan pihak lain di luar pendidikan dari sekolah atau yayasan dan u- niversitas atau perguruan tinggi di luar Yayasan IPEKA, serta lembaga – lembaga lainnya di luar pendidikan, baik dalam lingkup nasional maupun mancanegara. Pembahasan yang kedua akan membahas tentang Guru BK malas mengunjungi perpustakaan dalam melakukan studi literatur tentang ke- rangka teori dan praksis BK. Pada pembahasan ini terdapat pada nomor item 12 yang berbunyi: Saya malas mengunjungi perpustakaan dalam melakukan studi literatur tentang kerangka teori dan praksis BK. Pada point ini, kita perlu memahami terlebih dahulu bahwa tidak semua orang berminat untuk mengunjungi perpustakaan. Ketika memperoleh atau men- dapatkan tugas berkaitan dengan studi literatur dan penelitian, respon yang timbul adalah malas. Hal ini juga yang pernah dihadapi oleh guru, terma- suk Guru BK dalam menjalankan tugasnya yang terkait dengan studi li- teratur dan penelitian. Hal ini merupakan salah satu bagian yang menjadi keprihatinan dunia pendidikan dalam mewujudkan manusia cerdas dan berdedikasi. Pada hasil wawancara dengan salah satu Guru BK juga mengung- kapkan bahwa ketika salah satu guru, termasuk Guru BK diberikan tugas penelitian dan studi literatur di perpustakaan, maka respon yang diberikan pun tidak menyenangkan dan akhirnya mengatakan malas. Hal ini harus timbul dari dalam diri guru, termasuk Guru BK bersangkutan. Tapi untuk kepentingan lembaga, memang hal tersebut harus dipaksakan, mau tidak mau harus menjalankan tugas dengan mencari berbagai sumber buku di perpustakaan. Apabila hal tersebut dilakasanakan dan diselesaikan dengan baik, maka hasilnya juga baik. Selain itu, Yayasan IPEKA merancang beberapa program pembina- an, pengembangan, dan pelatihan yang dapat memacu, mendorong, dan mengajak para Guru BK untuk mengunjungi perpustakaan dalam meng- adakan studi literatur tentang kerangka teori dan praksis BK, yaitu pro- gram penelitian, dan pembelajaran. Program ini bertujuan agar Guru BK mengingat kembali komitmennya menjadi seorang guru pada bidang BK, Guru BK mampu menjadi figur bagi para guru lainnya dan juga siswa un- tuk memberikan penyadaran bahwa mengunjungi perpustakaan itu sangat penting sebagai tempat sumber ilmu, serta Guru BK mampu menjadi guru bagi dirinya sendiri agar dapat mengamati, mencermati, memahami, dan mengerti untuk menyediakan dan meluangkan waktunya mengunjungi per- pustakaan Kepala Bidang ILDC dan Kepala SMA IPEKA Puri Indah. Program penelitian dan pembelajaran juga dapat membangun daya juang para Guru BK untuk memperoleh sertifikasi, kenaikkan gaji, dan maupun kenaikkan pangkat atau jabatan. Hal ini dapat mendorong para guru, termasuk Guru BK untuk datang ke perpustakaan secara terus – menerus, dengan tujuan agar kompetensi para guru, termasuk Guru BK da- pat dikembangkan, ditingkatkan, dan dibaharukan, sehingga tenaga pen- didik yang dimiliki oleh Yayasan IPEKA menjadi tenaga pendidik yang handal, berkarakter kristiani, berilmu, dan profesional, serta pada akhirnya hasilnya dapat dipergunakan untuk membina, membimbing, mendampingi, dan melatih para tenaga pendidik yang masih pemula Kepala Bidang ILDC dan Kepala SMA IPEKA Puri Indah . Pembahasan yang ketiga akan membahas tentang Guru BK melalu- kan membiarkan berlalu setiap kesempatan seminar Non ke –BK–an dan ke –BK–an. Permasalahan tersebut terdapat pada nomor item 30. Pada point terakhir ini, Kepala Bidang ILDC dan Kepala SMA IPEKA Puri In- dah tidak mengetahui secara pasti, apakah para guru, termasuk Guru BK, membiarkan berlalu atau tidak pada setiap kesempatan seminar ke –BK–an dan non ke –BK–an, tetapi Yayasan IPEKA telah memberikan berbagai bantuan kepada seluruh guru, termasuk Guru BK dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya masing –masing. Namun demikian, sampai saat ini Yayasan IPEKA tetap mengupayakan agar setiap guru, termasuk Guru BK memiliki kemauan untuk mengupayakan dirinya sendiri untuk me- ningkatkan kompetensi profesionalnya. Selain itu, dari hasil wawancara dengan beberapa Guru BK di Yaya- san IPEKA tidak menunjukkan bahwa para Guru BK melalukan setiap pembahasan pada kesempatan seminar ke –BK–an dan non ke–BK–an. Na- mun demikian, perlu ditegaskan kembali bahwa semuanya harus dilakukan atas dasar kemauan, inisiatif, dan keputusan dari Guru BK bersangkutan, karena bantuan yang diberikan oleh pihak Yayasan IPEKA hanya sebagian kecil, sedangkan sebagian besar adalah upaya yang harus diperjuangkan o- leh Guru BK bersangkutan. Pada permasalahan yang telah dipaparkan di atas dapat dipahami bahwa daya juang, kerja keras, dan upaya yang dilakukan Guru BK dalam meningkatkan kompetensi profesional sangat tinggi, bahkan dapat dikata- kan sempurna. Namun demikian, Guru BK harus berupaya lebih maksimal dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya. Upaya –upaya yang perlu dilakukan Guru BK dalam meningkatkan dan memaksimalkan kompetensi profesionalnya adalah dengan mempela- jari dan memahami kembali 7 aspek upaya Guru BK. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27 Tahun 2008 yang meliputi: 1 menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kon- disi, kebutuhan, dan masalah konseli; 2 menguasai kerangka teoritik dan praksis BK; 3 merancang program BK; 4 mengimplementasikan program BK yang komprehensif; 5 menilai proses dan hasil kegiatan BK; 6 me- miliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional; dan 7 meng- uasai konsep dan praksis penelitian dalam BK. Pada hal tersebut, Yayasan IPEKA perlu memperhatikan kembali kompetensi profesional para guru, termasuk Guru BK yang dianggap ma- sih rendah dan membutuhkan tindak lanjut dari berbagai pihak. Hal ini tentu tidak mudah, karena batas kemampuan, keahlian, dan keterampilan setiap guru, termasuk Guru BK berbeda. Pada sisi lain, para guru, terma- suk Guru BK harus mengikuti seluruh kebijakan yang telah dirancang, di- susun, dan diatur oleh pihak Yayasan IPEKA. Tapi pada satu sisi lainnya, pihak Yayasan IPEKA perlu memahami berbagai kesulitan yang dialami oleh tenaga pendidiknya. Oleh karena itu, setiap orang yang berkepenting- an dan menjadi bagian dari keluarga besar Yayasan IPEKA saling mem- bantu, menopang, dan bekerjasama yang sesuai dengan iman, penghara- pan, dan kasih dalam Kristus. Dari berbagai pembahasan yang telah dijelaskan oleh Kepala Bidang ILDC, Kepala SMA IPEKA Puri Indah, dan juga Guru BK, maka hal ini dapat dilakukan tindak lanjut, baik tindak lanjut yang dilakukan oleh pihak Yayasan IPEKA sebagai pemimpin lembaga, maupun tindak lanjut yang dilakukan oleh guru, termasuk Guru BK sebagai pelaksana yang sedang berupaya meningkatkan kompetensi profesional secara mandiri. Pertama, tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Guru BK dalam mengupayakan diri meningkatkan kompetensi profesional, yaitu mengikuti seluruh kebijakan yang telah disusun oleh Yayasan IPEKA pusat; mem- pelajari, mencermati, mengamati, mendalami, dan memahami berbagai in- formasi baru yang berkembang; mengikuti berbagai seminar, pembinaan, pelatihan, pembelajaran, UKG, dan lain –lain; serta menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh Yayasan IPEKA. Selain itu, Guru BK juga da- pat melakukan penelitian secara mandiri tanpa perintah dari pihak Yayasan IPEKA, sehingga hasil yang diperoleh dapat menjadi sumber pembelaja- ran tambahan bagi guru lainnya. Kedua, tindak lanjut dari pihak Yayasan IPEKA dalam menangani rendahnya upaya Guru BK dalam meningkatkan kompetensi profesional- nya, yaitu: mengadakan pembinaan dan pelatihan lanjutan dengan mem- bentuk ITDP. ITDP kepanjangan dari IPEKA Teacher Development Pro- gram. Pada pembahasan sebelumnya, ITDP dirancang oleh pihak Yayasan IPEKA dengan tujuan ITDP dirancang untuk menyelenggarakan berbagai program pendidikan, pembinaan, pelatihan, dan pembelajaran bagi seluruh guru, termasuk Guru BK yang mengalami kesulitan dalam menguasai ber- bagai disiplin ilmu dan kepemimpinan yang disesuaikan dengan bidang studi yang dimiliki dan jabatannya. Program ITDP dirancang agar para guru, termasuk Guru BK mem- peroleh status yang layak, bermutu, dan berkualitas, seperti beberapa hal yang telah dijelaskan dalam rekomendasi UNESCOILO. Program ini ten- tu membutuhkan dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga Yayasan IPEKA perlu menjalin kerjasama yang baik dengan pihak atau lembaga lainnya di luar yayasan, atau sekolah, atau universitas, dan atau lembaga di luar pendidikan. Pada proses penyelenggaraan ITDP, Yayasan IPEKA menggunakan berbagai modul khusus yang dicetak oleh Yayasan IPEKA sendiri dalam mendukung berbagai pelaksanaan pendidikan, pembinaan, pelatihan, dan pembelajaran, serta pengajaran bagi para guru, termasuk Guru BK yang ingin memperbaiki atau meningkatkan kompetensinya secara profesional. Yayasan IPEKA juga memiliki kebijakan dalam mendisiplinkan para guru, termasuk Guru BK untuk mengikuti seluruh proses pelaksanaan ITDP, se- hingga para Guru BK dapat mengupayakan dirinya sendiri dalam pening- katan mutu kompetensi profesionalnya. Program ITDP merupakan salah satu bagian dari perencanaan pen- didikan yang dirancang oleh Yayasan IPEKA dalam membangun suatu tu- juan, strategi, perincian, sampai dengan pencapaian hasil, dan terakhir ada- lah pemberian umpan balik dari setiap guru, termasuk Guru BK terkait dengan tercapai atau tidaknya suatu upaya guru, termasuk Guru BK ber- sangkutan dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya. Hal ini tentu- nya membutuhkan proses yang tidak mudah karena paradigma proses pe- rencanaan pendidikan harus dikembangkan dan diawali dari tujuan, peru- musan alter-natif, dan perkiraan hasil yang ingin diperoleh dari pelaksana- annya Britton, dalam Soenarya, 2000: 38. Selain itu, Cunningham Soenarya, 2000: 38 memiliki pendapat yang sejalan dan hal tersebut terkait pengetahuan dan pengembangan tin- dakan yang terbaik, dengan kata lain, proses perencanaan tersebut dapat diintegrasikan langsung ke dalam sistim manajemen. Siagian Soenarya, 2000: 38 memperkuat beberapa pendapat di atas, yaitu suatu proses pe- rencanaan yang baik adalah ketika model perencanaan dikembangkan langsung di dalam sistim manajemen yang sedang dilaksanakan. Berkaitan dengan keorganisasian dalam proses perencanaan pendidi- kan, Gerloff Soenarya, 2000: 38 menjelaskan bahwa organisasi sebagai wahana yang mempertinggi dan mempertajam manajemen yang membu- tuhkan tujuan, sedangkan kegiatan untuk menentukan tujuan, strategi, dan petunjuk pelaksanaan merupakan fungsi utama perencanaan. Ackoff Soe- narya, 2000: 38 menyebutkan terdapat 4 tingkatan perencanaan sebagai sebuah model dari proses perencanaan lainnya yang disarankannya, yaitu memadukan antara tujuan, alat, sumber, dan keorganisasian. Ackoff membagi proses perencanaan ke dalam 2 tingkatan, yaitu: 1 tujuan adalah termasuk dalam perencanaan tingkat strategik; sedangkan 2 alat, sumber, dan keorganisasian adalah termasuk dalam perencanaan taktik. Ackoff juga menambahkan bahwa organisasi tidak dapat dipisah- kan dari proses perencanaan, sedangkan organisasi perencanaan merupa- kan jalur dan sekaligus sebagai wahana proses manajemen. Dari beberapa hal yang telah dikemukakan di atas, maka dapat di- maknai bahwa Yayasan IPEKA merupakan organisasi tertinggi dalam me- rancang berbagai tujuan, strategi, dan perincian yang matang dalam me- wujudkan harapannya memiliki tenaga pengajar yang berkarakter, berkua- litas, bermutu, dan kompeten diberbagai bidang. Yayasan IPEKA pusat, melalui Kepala Bidang ILDC, para pejabat koordinator, dan para staff ahli memiliki wewenang dan kebijakan untuk menyelenggarakan pembinaan, pelatihan, pembelajaran, dan musyawarah guru melalui ITDP dan kegiatan lainnya yang telah dipaparkan di atas, sehingga para guru, termasuk Guru BK dapat mengikutinya dengan baik sebagai upaya dirinya sendiri dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya, serta bertanggungjawab atas tu- gas yang telah direncanakan oleh pihak Yayasan IPEKA pusat. 4. Permasalahan Guru BK di Yayasan IPEKA Jakarta Meningkatkan Kompetensi Profesional Berdasarkan hasil penelitian, analisis data melalui pengolahan dan perhitungan kuesioner, dan wawancara, terungkap bahwa Guru BK di Ya- yasan IPEKA Jakarta memiliki beberapa permasalahan dalam meningkat- kan kompetensi profesionalnya. Permasalahan yang paling utama yang da- pat dicermati dari terhambatnya upaya Guru BK dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya di Yayasan IPEKA Jakarta, yaitu permasalahan dari dalam diri Guru BK itu sendiri. Hal ini dapat diamati dari hasil pengolahan dan perhitungan data me- lalui kuesioner terungkap bahwa Guru BK masih dapat dikatakan malas untuk mencari, membaca, mempelajari, mengamati, dan mencermati kem- bali kerangka teoritik, praksis, dan filosofi dari bimbingan dan konseling itu sendiri, serta sulit untuk bekerja sama dengan sesama Guru BK mau- pun guru mata pelajaran dan pimpinan sekolah atau yayasan. Akibatnya Guru BK tidak memiliki prestasi yang baik di sekolah atau yayasan, tidak memiliki keterampilan dalam mempraktikkan layanan BK, tidak mampu menguasai bahan –bahan teori dan praksis dalam BK, tidak memiliki ko- mitmen dan keyakinan yang kuat untuk melaksanakan tugas sebagai se- orang Guru BK, tidak mengikuti kode etik profesi dengan baik yang dapat merusak citra BK itu sendiri dan Guru BK bersangkutan, tidak mengikuti seluruh kebijakan dan rancangan sistim pendidikan yang telah diatur oleh pihak sekolah atau yayasan dan pemerintah, dan tidak mengikuti berbagai kegiatan pelatihan dan pengembangan Guru BK dengan baik, serta tidak mengikuti musyawarah guru, baik MGBK maupun MGMP, dan tidak me- miliki karakter yang menunjukkan ketidaksiapan, ketidaknyamanan, dan ketidaksenangan Guru BK untuk bekerja sama dengan rekan sesama Guru BK maupun guru mata pelajaran. Hal ini juga yang telah diungkapkan oleh Guru BK yang menyatakan secara tegas bahwa permasalahan Guru BK itu timbul dari dalam diri Guru BK itu sendiri. Permasalahan itu dapat timbul dan tidak dapat diselesaikan dengan baik, apabila Guru BK bersangkutan tidak mampu mengelola per- masalahannya dengan baik dan menjadikannya sebagai beberapa hal yang bermakna. Apabila Guru BK bersangkutan tidak sanggup menyelesaikan permasalahannya sendiri, maka yang terjadi adalah Guru BK bersangkutan tidak memperoleh status sebagai Guru BK yang memiliki kompetensi se- cara profesional Guru BK 3 dan Guru BK 4. Hal ini juga yang ditekankan oleh Kepala Bidang ILDC dan Kepala SMA Puri Indah yang mengungkapkan bahwa, permasalahan Guru BK di Yayasan IPEKA Jakarta merupakan permasalahan dari Guru BK bersang- kutan. Oleh karena itu, Guru BK perlu bekerja sama dengan baik dengan semua pihak, baik dengan pimpinan maupun dengan para guru dan karya- wanstaff, sehingga pimpinan, para guru, dan karyawanstaff dapat menge- tahui kesulitan Guru BK dalam menjalankan tugasnya, begitu pun sebalik- nya. Mulyasa 2013: 10 juga menekankan bahwa permasalahan yang di- hadapi oleh Guru BK karena Guru BK bersangkutan tidak menekuni pro- fesinya secara utuh, dan tidak termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri karena tidak dituntut untuk mengadakan penelitian, sebagaimana yang te- lah diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi. 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memaparkan kesimpulan dan saran. Pertama, pada bagian kesimpu- lan memuat kesimpulan dari penelitian. Kesimpulan penelitian ini mencakup garis besar dari keseluruhan hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti. Kedua, pada bagian saran memuat saran –saran peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, yaitu terkait dengan: upaya Guru BK dalam meningkatkan kompetensi profesional di Yayasan IPEKA Jakarta ta- hun ajaran 20152016, maka diperoleh beberapa kesimpulan. Diantara lain se- bagai berikut:

1. Tingkat Upaya Guru BK di Yayasan IPEKA Jakarta Meningkatkan

Kompetensi Profesional Pada pembahasan yang pertama dapat disimpulkan bahwa tingkat upaya Guru BK di Yayasan IPEKA Jakarta sangat tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya dukungan, dorongan, dan motivasi dari pihak Ya- yasan IPEKA pusat yang merancang berbagai program pendidikan, pelati- han, dan pengembangan Guru BK yang diselenggarakan dan dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan guru mata pelajaran, danatau dapat di- selenggarakan dan dilaksanakan secara berkelompok yang sesuai dengan bidang studinya.