KATEGORI SUMBER DAN DAUR ULANG MATERIAL MATERIAL RESOURCE AND CYCLE

23 4. Sintesis merupakan tahapan pengolahan hasil analisis dan penilaian berdasarkan GREENSHIP dari GBCI Green Building Council Indonesia. Pada tahap ini dilakukan penjumlahan semua nilai scoring untuk didapatkan suatu tingkat hijau dari bangunan tradisional Kampung Naga. 5. Model dengan mempertimbangkan aspek kearifan lokal pada penilaian tingkat hijau Kampung Naga, diperoleh suatu rekomendasi model perancangan bangunan hijau bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.

3.3 Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi oleh penilaian tingkat hijau green level menggunakan standar dari Green Building Council Indonesia GBC Indonesia, yaitu GREENSHIP Home Checklist Assessment versi tahun 2011 yang merupakan metode skoring GREENSHIP untuk lingkungan rumah tinggal di areal permukiman Kampung Naga, Jawa Barat. Metode ini memiliki 6 parameter penilaian, yaitu aspek tepat guna lahan appropriate site developmentASD, aspek efisiensi energi dan refrigeran Energy Efficiency and refrigerantEER, aspek konservasi air water conservationWAC, aspek sumber dan siklus material material resources and cycleMRC, aspek kualitas udara dan kenyamanan udara indoor air health and comfortIHC, dan aspek manajemen lingkungan bangunan building and environment management. Hasil dari penilaian kemudian digunakan untuk pembuatan rekomendasi konsep dan gambar model bangunan hijau dan pekarangan berdasarkan karakteristik arsitektur tradisional Kampung Naga dengan lokasitapak yang hipotetik. 24 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakter Lanskap Kampung Naga

4.1.1 Aspek Fisik a Geografis Kampung Naga atau Kampung Adat Naga merupakan wilayah adat yang secara administratif terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Jarak dari Tasikmalaya menuju Kampung Naga sekitar 30 km, sedangkan dari arah Kabupaten Garut sekitar 26 km. Tidak disebutkan jelas mengenai batas kampung karena masyarakat Kampung Naga tidak hanya berada di satu wilayah dan masih memiliki keterikatan adat. Namun, terdapat area inti yang merupakan permukiman pusat dari Kampung Adat Naga dengan batasan jelas berupa pagar yang disebut kandang jaga. Luas area kawasan Kampung Naga sekitar 10 Ha, terdiri dari kawasan hunian batas kandang jaga seluas 1,5 Ha, hutan lindung atau hutan larangan seluas 3,5 Ha, dan lahan kebun serta pertanian seluas 5 Ha. Secara fisik, batas Kampung Naga ini meliputi: Utara : Kampung Nangtang, Kecamatan Cigalontang Barat : Lahan kebun dan pemakaman leluhur Timur : Sungai Ciwulan, Hutan Larangan, Kampung Babakan Selatan : Bukit dan Jl. Raya Tasikmalaya-Garut Secara umum, Kampung Naga dikelilingi oleh ruang terbuka hijau seperti hutan yang luas radius 200 m dari areal permukiman, berada di lereng lembah dan memiliki sumber air dari resapan Sungai Ciwulan yang terdapat di Barat dan Timur kawasan. Untuk memasuki permukiman pusat Kampung Naga, masyarakat harus menuruni anak tangga yang jumlahnya 439 buah. Oleh karena itu warga tidak dapat membawa kendaraan ke dalam kampung. Jarak antara Kampung Naga dengan akses kendaraan terdekat adalah 1000 langkah sekitar 500 meter. b Topografi Kampung Naga terletak di Desa Neglasari dengan topografi dominan perbukitan dan pegunungan. Desa Neglasari sendiri memiliki luas 305 Ha yang terdiri dari 121,05 Ha lahan topografi datar dan 183,95 lahan dengan topografi perbukitan dan pegunungan. Kampung Naga berada di suatu lembah berketinggian rata-rata 500 meter di atas permukaan laut Suryani 2013. Jenis tanah di wilayah ini adalah tanah latosol lempung berpasir kemerahan yang berasal dari erupsi Gunung Galunggung. Kondisi kampung yang berada pada lereng curam dari Barat ke Timur membuat penduduk Kampung Naga merekayasa lahan permukiman dengan membentuk undakan-undakan sistem teras datar untuk dibangun rumah dan fasilitas-fasilitas kampung lainnya. c Tata Guna Lahan Di kalangan masyarakat Sunda buhun lama dikenal azas kesatuan tiga, yang disebut sebagai Tri Tangtu. Azas ini mendasari berbagai aspek peri kehidupan masyarakat Sunda, baik yang bersifat fisik maupun sosial, termasuk hubungan kekuasaan. Terdapat pembagian kosmologi Sunda yang terdiri atas tiga