Skor Hasil Penilaian Tolok Ukur GREENSHIP

94 - Penghematan dalam kamar mandi dengan penggunaan shower dan keran sensorik - Penampungan air hujan kapasitas 200-500 liter - Penggunaan flushing toilet - Penyiraman tanaman menggunakan limpasan air hujan atau air dari tangki penampungan 4. Kategori Sumber dan Daur Ulang MaterialMaterial Resource and Cycle MRC - Tidak menggunakan material lama - Menggunakan material terbarukan ≥ 20 - Menggunakan material dengan sertifikat sistem manajemen lingkungan SML ≥ 30 - Menggunakan bahan material lokal dalam negerilingkungan sekitar - Melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik 5. Kategori Kesehatan dan Kenyamanan Dalam RuangIndoor Health and Comfort IHC - Luas ventilasi minimum 10 dari luas lantai - 100 luas ruangan reguler dirancang dengan ventilasi silang - Exhaust fanlubang angin pada kamar mandi - Penggunaan material dinding dari bambu guna memaksimakan sirkulasi udara - Menggunakan cat ber-VOC rendah - Menggunakan perekat ber-VOC rendah, atau menggunakan paku dan tali ijuk - Penempatan jendela optimal untuk mendapatkan intensitas 200 lux cahaya, pada setiap ruangan reguler - Penggunaan tanaman peredam bising, pereduksi bau tidak sedap dan estetika 6. Kategori Manajemen Lingkungan BangunanBuilding Environment Management BEM - Penghuni melakukan aktivitas ramah lingkungan - Pembangunan rumah memiliki panduan bangunan rumah atau gambar rancangan - Memiliki sistem alarm atau sistem ketetanggaan yang terbuka - Menggunakan ahli bangunan dalam proses pembangunan arsitek, teknik sipil, arsitek lanskap - Menggunakan sistem keselamatan pekerja dan penghuni dalam proses pembangunan - Terdapat sistem manajemen lingkungan selama masa konstruksi - Antisipasi rumah tumbuh Hasil dari penggabungan standar-standar arsitektur hijau dan arsitektur tradisional tersebut menjadi landasan untuk membuat suatu model rekomendasi rumah hijau tradisional.

4.9.2 Konsep Dasar Model Rumah Hijau Tradisional

Hasil penilaian tingkat hijau yang telah dilakukan merupakan suatu rekomendasi tersendiri bagi stakeholder, dalam hal ini masyarakat Kampung 95 Naga. Namun tidak setiap kriteria hasil penilaian dapat dipenuhi stakeholder karena ketentuan adat, keadaan lingkungan dan keterbatasan lahan permukiman. Oleh karena itu, kriteria tersebut diwujudkan dalam konsep rumah hijau tradisional yang mengacu pada arsitektur tradisional Kampung Naga. Rekomendasi ini ditujukan bagi masyarakat luar Kampung Naga atau pun masyarakat umum yang ingin membuat suatu rumah hijau tradisional seperti rumah adat Kampung Naga, yang telah disesuaikan dengan nilai-nilai arsitektur hijau. Konsep yang mendasari rancangan bangunan rumah adalah nilai-nilai arsitektur hijau yang disesuaikan dengan arsitektur tradisional bangunan adat Kampung Naga, Jawa Barat. Nilai arsitektur hijau didapat dari standar-standar penilaian tingkat hijau GREENSHIP, sedangkan nilai tradisional didapat dari hasil pengamatan langsung pada bangunan adat Kampung Naga. Rancangan ini dimaksudkan untuk dapat diaplikasikan di luar lingkungan Kampung Naga, sehingga diharapkan dapat menyesuaikan kondisi alam Indonesia serta dapat memberikan kenyamanan bagi penghuni dalam beraktivitas di dalam rumah. Pada rekomendasi model ideal rumah hijau tradisional, lahan yang direkomendasikan ialah seluas 100-210 m 2 . Rancangan rekomendasi yang dibuat ialah rumah tipe sederhana 56117 dan rumah tipe ideal 70204. Tipe rumah tersebut telah memiliki koefisien dasar hijau lahan untuk pekarangan yang cukup dan masih melebihi 50, sesuai standar arsitektur hijau. Pada rumah tipe ideal, ukuran bagian dalam rumah dan lahan pekarangan lebih luas dan dapat digunakan sebagai antisipasi rumah tumbuh.

4.9.3 Konsep Ruang Dalam Model Rumah Hijau Tradisional

Konsep ruang di dalam rumah mengacu pada ruang rumah adat Kampung Naga. Pembagian ruang berdasarkan kebutuhan reguler penghuni rumah, yaitu istirahat, tidur, memasak, mandi-cuci-kakus MCK dan bercengkerama dengan anggota penghuni rumah. Ruangan reguler pada rumah hijau tradisional terdapat pada gambar 41, yaitu; - ruang tamu tepas, - ruang keluargaruang tengah tengah imah, - kamar tidur pangkeng, - kamar mandi Jamban, - dapur pawon, dan - teras golodog Kamar mandi pada konsep rancangan ruang ini dibuat berada dalam kesatuan rumah, berbeda dengan permukiman adat Kampung Naga yang memisahkan kamar mandi jamban dengan rumah, namun tetap diletakkan di sisi belakang rumah dan salurannya tetap terhubung dengan kolam ikan balong. Hal ini dimaksudkan untuk kemudahan dan kenyamanan penghuni rumah. Setiap ukurandimensi ruang yang dirancang telah disesuaikan dengan standar kebutuhan setiap ruang menurut Neufert 2000. Ruang tamu tepas dan kamar tidur pangkeng memiliki ukuran standar antara 250 x 300 m sd 350 x 350 m. Kamar mandi jamban memiliki ukuran standar antara 140 x 180 m sd 140 x 205 m. Dapur pawon memiliki ukuran standar 240 x 395 m. Area parkir memiliki ukuran standar 275 x 400 sd 275 x 500 m. Ukuran-ukuran standar ruang menurut Neufert tersebut disajikan pada Gambar 39 berikut.