commit to user
16
2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan . 3. Fungsi diagnistik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program perbaikan pengajaran. 4. Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan
bimbingan dan penyuluhan 5. Bahan pertimbangan pengembangan pada yang akan datang meliputi
pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat PBM
c. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Sejalan dengan fungsi penilaian diatas maka tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk:
1 Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran
yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
2 Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan keterampilan yakni
sejauh mana keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan pendidikan dan pembelajaran
penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya membudayakan manusia, dalam hal ini para siswa agar menjadi manusia yang berkualitas.
3 Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta strategi
pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata,
tetapi juga bisa disebabkan oleh program pembelajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program tersebut.
4 Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan
para orang tua siswa. Dalam mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan
pelaksanaan sistem pendidikan serta kendala yang dihadapinya.
d. Aspek-aspek dalam Hasil Belajar
commit to user
17
Menurut Agus Suprijono 2009: 5 ”Hasil belajar merupakan pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan.” Menurut pemikiran Gagne, hasil belajar berupa: 1 Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tulisan. 2 Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. 3 Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitif sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4 Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani 5 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap obyek tersebut.
e. Penilaian Hasil Belajar
Dalam penilaian hasil belajar siswa dapat dibagi menjadi dua macam yaitu penilaian tes dan penilaian non tes.
1 Tes Tes hasil belajar menurut Ngalim Purwanto 2009: 66 merupakan “Tes
penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa.” Tes diujikan setelah siswa
memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Macam-macam tes menurut
Ngalim Purwanto 2009: 67 yaitu: a Tes Formatif
Tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. Setiap pokok
bahasan membentuk perilaku tertentu sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajarannya
b Tes Sumatif
commit to user
18
Tes sumatif digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam satuan waktu tertentu
seperti semester c Tes Diagnostik
Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi.
d Tes Penempatan Tes penempatan adalah pengumpulan data tes hasil belajar yang
diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
2 Non Tes Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh
gambaran mengenai karakteristik, minat, sifat, dan kepribadian. Menurut Ngalim Purwanto 2009: 69 penilaian non tes melalui:
a Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik perorangan
maupun kelompok, di kelas maupun diluar kelas b Skala sikap, yaitu penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan
sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa
c Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau mengerjakan dengan cara tertulis
d Catatan harian, yaitu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya
e Daftar cek, yaitu suatu daftar yang dipergunakan untuk mengecek terhadap perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau
belum. Dalam penelitian ini untuk menilai keaktifan siswa dilakukan dengan
melakukan observasi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai adalah keaktifan siswa dalam memberikan pertanyaan, keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan, keaktifan siswa dalam mengikuti kuis kelompok, dan kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi. Sedangkan untuk penilaian hasil
belajar siswa, peneliti melakukan penilaian tes dan non tes. Untuk pengukuran ranah kognitif, peneliti melakukan tes tertulis kepada siswa dengan memberikan evaluasi di
setiap akhir siklus. Pada saat evaluasi akhir siklus I dan siklus II peneliti memberikan tes dalam bentuk esai.
commit to user
19
Untuk penilaian ranah afektif dilakukan dengan menyebar angket kepada siswa. Penyebaran angket dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum penerapan Team
Quiz dan angket yang kedua diberikan setelah diterapkannya pembelajaran Team Quiz
selesai dilaksanakan. Penilaian ranah afektif dengan menyebarkan angket bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa mempelajari akuntansi. Skor yang
diberikan untuk ranah afektif umumnya dibuat dalam bentuk skala bertingkat yaitu dengan rentang nilai antara 1-5 tergantung arah pertanyaan atau pernyataannya. Misal
untuk jawaban sangat setuju mendapat skor 5, jawaban setuju mendapat skor 4, jawaban kurang setuju mendapat skor 3, jawaban tidak setuju mendapat skor 2, dan
jawaban sangat tidak setuju mendapat skor 1. Apabila menggunakan 20 butir pernyataan atau pertanyaan maka akan diperoleh skor maksimum 100 dan skor
minimum 20. Kategori yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kategori Ketertarikan Siswa Pada Mata Pelajaran
Skor Kriteria
0 - 20 Tidak Berminat
21 - 40 Kurang Berminat
41 - 60 Cukup Berminat
61 - 80 Berminat
81 - 100 Sangat Berminat
Sumber, Asep Jihad, 2009: 89 Apabila seorang siswa menjawab pertanyaan suatu angket berkaitan
dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dan memperoleh skor 85 berarti siswa tersebut sangat berminat terhadap pelajaran akuntansi.
Untuk menilai ranah psikomotorik dilakukan dengan pengamatan yang cermat dan obyektif, serta menggunakan pedoman pengamatan yang berisi aspek
yang diamati dan berbobot masing-masing. Pengamatan yang dilakukan untuk memberi nilai pada ranah psikomotorik siswa dilakukan dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung yaitu mulai dari pemberian materi sampai dengan dilakukannya evaluasi akhir atau post test pada setiap siklus. Misalkan pada
pertemuan masing-masing siklus siswa bekerjasama dalam diskusi kelompok,
commit to user
20
guru dapat mengamati psikomotor siswa . Skor yang diberikan kepada siswa yaitu dengan rentang 1-5, dengan perincian sebagai berikut
: skor 5 baik sekali untuk
siswa yang bekerjasama dengan baik, menghargai pendapat teman dan mau memberikan penjelasan kepada teman sekelompok yang mengalami kesulitan
terhadap suatu masalah yang sedang dipelajari. Skor 4 baik akan diperoleh siswa jika siswa dapat bekerjasama dengan baik, menghargai pendapat dari teman
namun kurang sabar menghadapi teman yang mengalami kesulitan. Skor 3 cukup jika siswa dapat bekerjasama dengan baik namun kurang menghargai
pendapat teman dalam satu kelompok. Skor 2 kurang jika siswa kurang dapat bekerjasama dengan siswa dalam satu kelompok. Skor 1 kurang sekali jika siswa
sama sekali tidak dapat bekerjasama dengan baik. Dalam penilaian ranah psikomotorik ini peneliti juga mengamati siswa
saat memberikan pertanyaan kepada kelompok lain. Skor yang diberikan dengan rentang nilai 1-5. Skor 5 baik sekali akan diperoleh jika siswa memberikan
pertanyaan dengan cepat dan penuh percaya diri dan sesuai dengan materi yang dipelajari. Skor 4 baik akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan
cepat dan penuh percaya diri namun pertanyaan yang diberikan terlalu panjang. Skor 3 cukup akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan ragu-
ragu walaupun pertanyaan sesuai dengan materi. Skor 2 kurang akan diperoleh jika siswa memberikan pertanyaan dengan kurang yakin dan menyimpang dari
materi yang disampaikan. Skor 1 kurang sekali akan diperoleh jika siswa sama sekali tidak membuat pertanyaan untuk diberikan kepada kelompok lain.
Ketika melaksanakan kuis kelompok atau tim kuis, siswa juga diamati untuk dinilai psikomotoriknya yaitu bagaimana kecepatan dan keberanian dari
masing-masing siswa untuk menjawab pertanyaan dalam kuis kelompok. Skor yang diberikan yaitu dengan rentang 1-5 dengan rincian sebagai berikut: skor 5
baik sekali akan diperoleh jika siswa cepat menjawab pertanyaan yang diberikan kelompok lain dan jawabannya benar. Skor 4 baik akan diperoleh jika siswa
cepat menjawab pertanyaan dari kelompok lain dan jawabannya mendekati kebenarannya. Skor 3 cukup akan diperoleh jika siswa masih memerlukan waktu
sejenak untuk berfikir dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain dan
commit to user
21
jawabannya benar. Skor 2 kurang akan diperoleh jika siswa membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Skor 1 kurang
sekali akan diperoleh jika siswa tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan kelompok lain.
Dalam penilaian ranah psikomotorik ini peneliti juga mengamati siswa saat mengerjakan post tes evaluasi diakhir siklus. Aspek yang diamati yaitu
meliputi kecepatan siswa dalam menyelesaikan evaluasi dan kerapian pekerjaan siswa. Skor yang diberikan dengan rentang nilai 1-5. Skor 5 baik sekali akan
diperoleh siswa jika dia dapat menyelesaikan tes dalam waktu yang cepat dan pekerjaannya pun rapi tanpa coretan. Skor 4 baik akan diperoleh siswa jika dia
cepat mengerjakan tes namun pekerjaan sedikit coretan. Skor 3 cukup akan diperoleh jika dia menyelesaikan tes tepat waktu dan pekerjaannya sedikit coretan.
Skor 2 kurang untuk siswa yang belum menyelesaikan tesnya sesuai waktu yang ditentukan namun pekerjaannya rapi. Skor 1 kurang sekali akan diperoleh siswa
jika dia tidak dapat menyelesaikan tes sesuai waktu yang telah ditentukan dan pekerjaannya pun terdapat banyak coret-coretan. Contoh model penskorannya
adalah sebagai berikut:
commit to user
22
Tabel 2 . Penskoran Tes Psikomotorik: Aspek yang diamati
No Nama Siswa Kerjasama Kecepatan Kecepatan Kecepatan
dalam memberikan menjawab dan
diskusi pertanyaan pertanyaan kerapian
kelompok pekerjaan
saat evaluasi
tertulis
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . Sumber: bentuk tabel diolah sendiri berdasarkan acuan Asep Jihad, 2009
6. Mata Pelajaran Akuntansi