commit to user
8
• Balikan dan Penguatan
• Perbedaan Individual
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan yang ada dalam diri individu sehingga mengarah pada penguasaan
ketrampilan, kecakapan, kemahiran, kepandaian, pengetahuan baru dan sikap yang diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku.
2. Hakikat Pembelajaran
Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Guru
dituntut untuk menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk didalam tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, di luar kelas, atau mengawasi anak-
anak. Pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Bentuk pembelajarannya menunjukkan
dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut dan tugas-tugas khusus apa yang perlu dilakukan
oleh siswa. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, ruang fisik, dan sistem sosial kelas.
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata kooperatif yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Cooperative Learning adalah suatu pembelajaran di mana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat sampai enam orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih
bergairah dalam belajar. Slavin, dalam Isjoni 2008: 150.
commit to user
9
Menurut Johnson, dalam Isjoni, 2008 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai
tujuan bersama. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.
Anita Lie 2000 menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong-royong yaitu kelompok pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau
sudah terbentuk suatu kelompok yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota
kelompok pada umumnya terdiri dari 4 5 orang saja.
Terdapat banyak alasan mengapa pembelajaran kooperatif mampu memasuki praktek pendidikan. Selain bukti-bukti nyata tentang keberhasilan
pendekatan, pada masa sekarang masyarakat pendidikan semakin menyadari betapa pentingnya para siswa berlatih berfikir, memecahkan masalah, serta
menggabungkan kemampuan dan keahlian. Pendekatan ini sangat cocok diterapkan didalam kelas yang siswanya mempunyai kemampuan bervariasi
karena dapat mencampurkan kemampuan setiap siswa, sehingga diharapkan tercipta suatu kerja sama dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.
Pembelajaran kooperatif mengelompokkan siswa dengan tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berhasil dan mengintegrasikan keterampilan
sosial yang bermuatan akademik. Menurut Isjoni 2009: 27 beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif
adalah: 1
Setiap anggota memiliki peran. 2
Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa. 3
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.
4 Guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok
5 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif