97 dengan RPP. Pada siklus II pertemuan 2, hal tersebut dipertahankan
sehingga nilai keterampilan menyimak cerita wayang menggunakan media permainan ular tangga pun mengalami peningkatan.
Hasil penilaian kinerja guru pada siklus II adalah 3,87 dan masuk dalam kategori sangat baik. Sebagian besar indikator mendapat skor 4 yang
menunjukkan penguasaan guru terhadap indikator ketercapaian kinerja yang ditetapkan pada siklus II. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa pada siklus
II adalah 3,2 dengan kategori baik. Sebagian besar indikator mendapat rerata skor 3 yang menunjukkan baiknya aktivitas belajar siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran pada siklus II. Dengan meningkatnya kinerja guru dan aktivitas belajar siswa tersebut,
berdampak pada hasil nilai keterampilan menyimak pada siswa kelas IV Mu’adz SD Al-Azhar Syifa Budi Solo. Berdasarkan data yang diperoleh,
sebesar 84,00 atau sejumlah 21 dari 25 siswa sudah memenuhi KKM, sedangkan hanya sejumlah 4 siswa dari 25 siswa atau sebesar 16,00 belum
memenuhi KKM. Rata-rata kelas naik menjadi 84. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil nilai keterampilan menyimak pada siswa kelas IV
Mu’adz SD Al-Azhar Syifa Budi Solo mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator ketercapaian yaitu 80 sudah mencapai KKM. Dengan
demikian peneliti mengakhiri penelitian ini pada siklus II. Peningkatan yang signifikan tersebut perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan agar lebih baik
lagi.
4. Perbandingan Antar Siklus
Penggunaan media permainan ular tangga pada mata pelajaran Bahasa
Jawa materi cerita wayang purwa dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Perkembangan keterampilan menyimak siswa tercantum
pada tabel 4.24 berikut ini:
98 Tabel 4. 24 Perkembangan Keterampilan Menyimak Siswa Pratindakan, Siklus I,
dan Siklus II
No Keterangan
Pratindakan Siklus I
Siklus II
1 Nilai terendah
17 52
66 2
Nilai tertinggi 78
81 96
3 Nilai rata-rata
44,8 69,8
84
Untuk memperjelas data perkembangan keterampilan menyimak siswa kelas IV
Mu’adz pada pratindakan, siklus I, dan siklus II, dapat disajikan dalam gambar 4.6 dibawah ini:
Gambar 4. 6 Perkembangan Hasil Keterampilan Menyimak Siswa Ketuntasan klasikal keterampilan menyimak siswa pada pratindakan,
siklus I, dan siklus II tercantum dalam tabel 4.25 berikut ini: Tabel 4. 25 Perkembangan Ketuntasan Klasikal Siswa Pratindakan, Siklus I, dan
Siklus II
No Keterangan
Pratindakan Siklus I
Siklus II
1 Tuntas
2 10
21 2
Belum tuntas 23
15 4
3 Presentase ketuntasan
8 48
84
99 Untuk
memperjelas data
perkembangan ketuntasan
klasikal keterampilan menyimak siswa kelas IV
Mu’adz pada pratindakan, siklus I, dan siklus II, dapat disajikan dalam gambar 4.7 dibawah ini:
10 20
30 40
50 60
70 80
90
5
10
15 20
25
Pratindakan Siklus I
Siklus II
Juml sa
h sis
wa
Tuntas Belum tuntas
Presentase ketuntasan
Gambar 4.7 Perkembangan Ketuntasan Klasikal Keterampilan Menyimak Siswa
Berdasarkan tabel 4.24 dan tabel 4.25 diatas, dapat dilihat bahwa keterampilan menyimak cerita wayang mengalami peningkatan mulai dari
pratindakan, siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut terjadi dalam beberapa aspek, yaitu:
a. Nilai terendah mengalami peningkatan, yaitu pada pratindakan 17, di
siklus I menjadi 52 dan pada siklus II meningkat menjadi 66. b.
Nilai tertinggi mengalami peningkatan, yaitu pada pratindakan 78 kemudian pada siklus I menjadi 81, dan pada siklus II menjadi 96.
c. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan, pada pratindakan nilai rata
rata kelas 44,8 kemudian meningkat menjadi 69,8 pada siklus I dan meningkat menjadi 84 pada siklus II.
d. Ketuntasan klasikal dari pratindakan sampai siklus II mengalami
peningkatan sebesar 76, yaitu dengan rincian dari 8 pada pratindakan, meningkat menjadi 48 pada siklus I, dan 84,00 pada siklus II.
100
B. Pembahasan
1. Pembahasan Kondisi Awal
Hasil dari penilaian keterampilan menyimak cerita wayang purwa
lakon Gathutkaca Lair
siswa kelas IV Mu’adz SD Al-Azhar Syifa Budi Solo
pada kondisi awal atau sebelum dilaksanakan tindakan dapat diketahui bahwa
dari 25 siswa dihasilkan interval 11 dengan jumlah kelas kelas 7. Diperoleh data siswa dengan rentang interval 9-19 sebanyak 1 siswa atau 4, interval
20-30 sebanyak 7 siswa atau 28, interval 31-41 sebanyak 3 siswa atau 12, interval 42-52 sebanyak 5 siswa atau 20, interval 53-63 sebanyak 5 siswa
atau 20, interval 64-74 sebanyak 2 siswa atau 8, dan interval 75-85 sebanyak 2 siswa atau 8.
Nilai yang didapat siswa ini masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu ≥75.
Dari 25 siswa, hanya 2 siswa atau 8 saja yang mencapai ketuntasan, sedangkan sisanya sejumlah 23 siswa atau 92 belum mencapai ketuntasan.
Pada kondisi awal, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 78 dan nilai terendah adalah 17, sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 44,8 Dari data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak cerita wayang siswa masih rendah. Untuk mengupayakan penyelesaian masalah tersebut
maka peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV Mu’adz mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan inovasi pengggunaan media
permainan ular tangga guna meningkatkan keterampilan menyimak siswa agar mencapai ketuntasan belajar siswa yang telah ditetapkan.
2. Pembahasan Siklus I
Pada pelaksanaan Siklus I penggunaan media ular tangga yang diterapkan pada pokok bahasan keterampilan menyimak cerita wayang
diketahui bahwa keterampilan menyimak siswa mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan data yang diperoleh dari hasil penilaian keterampilan
menyimak siswa saat pratindakan dan hasil penilaian pada Siklus I. Nilai terendah pratindakan adalah 17, sedangkan nilai terendah pada Siklus I