Menurut Kotler 2007, produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya yaitu:
1. Barang yang tidak tahan lama nondurable goods adalah barang-barang
berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali Penggunaan. Karena barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli,
dan strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil dan memasang iklan besar-besaran guna
memancing orang untuk mencoba dan membangun preferensi. 2.
Barang tahan lama durable goods adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama
pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mengenakan marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak dari
penjual. 3.
Jasa services adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Produk jenis ini memerlukan pengendalian mutu,
kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi.
2.6.3. Saluran Distribusi atau tempat
Menurut Kotler 2007, saluran pemasaran adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau
jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran distribusi ini dibutuhkan karena kebanyakan produsen tidak menjual barang-barang hasil
produksi mereka secara langsung kepada para pengguna akhir, diantaranya terdapat perantara yang menjalankan berbagai fungsi. Perantara ini menetapkan
satu saluran pemasaran yang disebut dengan saluran perdagangan atau saluran distribusi.
Saluran pemasaran berfungsi untuk memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Hal itu untuk mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan
yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau menginginkannya.
2.6.4. Harga
Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga
barangkali adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan. Ciri- ciri produk, saluran, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga
juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk dan mereknya. Sebuah produk yang dirancang dan dipasarkan
dengan baik dapat menetukan premium harga dan mendapatkan laba besar Kotler, 2007.
Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya ketika mengembangkan produk baru, ketika memperkenalkan produk regulernya ke
saluran distribusi atau daerah geografis yang baru dan ketika mengikuti lelang untuk kerja kontrak yang baru. Perusahaan harus memutuskan dimana
memposisikan produknya dari segi mutu dan harga. Perusahaan
harus mempertimbangkan
banyak faktor
dalam mempertimbangkan kebijakan harga, Menurut Kotler 2007, ada enam prosedur
yang harus dilaksanakan dalam penetapan harga, yaitu: 1. Memilih tujuan penetapan harga
Langkah pertama yang dilakukan perusahaan adalah memutuskan dimana ingin memposisikan tawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan suatu perusahaan maka
akan semakin mudah menetapkan harga. Perusahaan dapat mengharapkan satu dari lima tujuan utama melalui penetapan harga yaitu kelangsungan hidup, laba
maksimum sekarang, pangsa pasar maksimum, menguasai pasar secara keseluruhan atau kepemimpinan mutu produk.
2. Menentukan permintaan Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan karena
itu mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan.
3. Memperkirakan biaya Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan
perusahaan untuk produknya, sedangkan biaya menentukan batas terendahnya. 4. Menganalisa biaya, harga dan tawaran pesaing
Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga,
dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika tawaran perusahaan tersebut mengandung ciri-ciri
diferensiasi positif yang tidak ditawarkan pesaing terdekat, nilai bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan ditambahkan pada harga pesaing tersebut.
Jika tawaran pesaing tadi mengandung beberapa ciri yang tidak ditawarkan perusahaan tersebut, nilainya bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan
dikurangkan dari harga perusahaan tersebut. 5. Memilih metode penetapan harga
Ada tujuh metode dalam penetapan harga yaitu: penetapan harga mark up mark up pricing, pemetapan harga sasaran pengembalian target return
pricing, penetapan harga persepsi nilai perceived value pricing, penetapan harga nilai value pricing, penetapan harga umum going rate pricing,
penetapan harga tipe lelang auction type pricing. 6. Memilih harga akhir
Metode-metode penerapan harga mempersempit ruang gerak yang harus digunakan perusahaan untuk memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga
akhir ini, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan yang meliputi dari kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan,
penetapan harga yang berbagi laba dan resiko, dan dampak harga terhadap pihak lain.
2.6.5. Promosi