Hasil Penelitian Terdahulu Bukti Fisik

10 atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan pada saat pengisian ulang kuisioner dan dengan lebih mengarahkan responden pada perbandingan berpasangan.

2.8. Hasil Penelitian Terdahulu

Luther Masang 2006 menganalisis mengenai strategi pengembangan agrowisata obat tradisional Taman Sringanis Bogor. Akar permasalahan dari penelitian ini adalah era globalisasi perdagangan bebas yang terjadi pada saat ini menuntut setiap negara untuk mengembangkan sektor usaha yang memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Taman Sringanis yang terletak di Desa Cimanengah, Cipaku Bogor merupakan agrowisata yang menawarkan tanaman obat sebagai objek wisatanya. Taman Sringanis mengoleksi kurang lebih 450 jenis tanaman obat dari kurang lebih 940 jenis tanaman obat yang dibudidayakan di Indonesia. Taman Sringanis harus melihat secara obyektif kondisi internal dan eksternal, sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan. Hal tersebut berguna untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan efisiensi operasi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya adalah dengan memiliki strategi yang tepat dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang melingkupi Taman Sringanis sebagai kebun obat tradisonal, menganalisis penilaian konsumen terhadap atribut Taman Sringanis sebagai kebun obat tradisional, dan memberikan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha Taman Sringanis, dengan mengikutkan juga pendapat konsumen. Hasil analisis IFEEFE matriks menunjukkan kekuatan utama Taman Sringanis adalah kualitas produk yang baik, sedangkan kelemahan terbesar adalah misi perusahaan yang tidak berorientasi pada laba. Peluang terbesar adalah trend back to nature dan ancaman terbesar adalah penggunaan obat farmasi dalam dunia medis. Berdasarkan rumusan analisis SWOT, didapat empat strategi alternatif yang dapat dijadikan pilihan bagi Taman Sringanis dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Diantaranya, mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro serta menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat. Memanfaatkan selera wisata konsumen yang berubah dari mass tourism ke nice tourism berbasis lingkungan. Memanfaatkan kualitas produk, citra baik di mata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi dalam dunia medis, ancaman pendatang baru, adanya produk subtitusi dan peningkatan jumlah pelaku industri. Penentuan prioritas strategi dengan QSPM merekomendasikan strategi satu sebagai nilai tertinggi, maka disusun langkah-langkah operasional sebagai prioritas, yaitu mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro, memanfaatkan kualitas produk, citra baik dimata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, serta hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi, pendatang baru dan produk subtitusi, serta peningkatan jumlah pelaku industri. Tiur Mariani Sihaloho 2009 menganalisis strategi pengembangan agribisnis kopi di kabupaten Humbang Hansudutan, Sumatera Utara. Latar belakang penelitian ini adalah salah satu komoditi unggulan perkebunan Indonesia adalah kopi. Indonesia adalah negara kedua eksportir kopi dunia, tetapi pada tahun 2007, menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, Indonesia juga mengimpor kopi dalam jumlah besar. Oleh karena itu strategi pengembangan agribisnis kopi perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganisis faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang menentukan pengembangan kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan serta merumuskan alternatif strategi pemerintah daerah dan memilih prioritas srtategi yang tepat dalam pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan agribisnis kopi Kabupaten Humbang Hasudutan adalah pertahanan dan pemeliharaan yaitu terdiri dari penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penggabungan faktor internal dan eksternal dan analisis internal-eksternal dalam matriks SWOT menghasilkan beberapa alternatif yaitu sebagai berikut: 1 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan memperluas usahatani kopi yang berkualitas dan jaringan pemasaran; 2 Membentuk dan membina lembaga penelitian untuk Research and Development serta mendukung asosiasi kopi dalam pengembangan kopi organik; 3 Menguatkan modal untuk usaha agribisnis dan memperluas jaringan pemasaran; 4 Melakukan pembinaan, pengembangan pemberdayaan kelembagaan dan manajemen usahatani; 5 Memperbaiki rantai pemasaran kopi melalui lembaga yang terkait; dan 6 Menciptakan kerja sama yang baik dengan pihak investor. Hasil QSPM menunjukkan bahwa strategi yang menjadi prioritas utama adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan memperluas usahatani kopi yang berkualitas dan jaringan pemasaran. Wahyudi 2009 menganalisa strategi bauran pemasaran dengan penerapan metode proses hierarki analitik di agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung. Akar permasalahan dari penelitian ini adalah perubahan preferensi konsumen yang berkembang secara dinamis ke arah agrowisata dan tingkat persaingan yang semakin tinggi dalam industri pariwisata, membuat agrowisata Little Farmers perlu menciptakan suatu keunggulan guna mempertahankan keberadaaan serta usaha pengembangannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers dan menyusun konsep prioritas strategi bauran pemasaran yang lebih terstruktur untuk dijalankan oleh agrowisata Little Farmers Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tempat memperoleh prioritas utama dalam elemen bauran pemasaran dengan bobot 0,201, sedangkan strategi operasional tempat yang utama adalah lokasi yang strategis. Produk memperoleh prioritas ke dua dengan bobot 0,185 sedangkan strategi untuk operasional produk yang utama adalah kualitas atraksi wisata. Prioritas ke tiga dari elemen bauran pemasaran adalah harga dengan bobot 0,158, sedangkan strategi operasional yang utama dari dari harga adalah penetapan harga berdasarkan segmen pelanggan. Prioritas ke empat dari elemen bauran pemasaran adalah promosi dengan bobot 0,153, sedangkan strategi operasional utama dari promosi adalah dengan memprioritaskan iklan sebagai prioritas utamanya. Bukti Fisik memperoleh prioritas ke lima dari elemen bauran pemasaran Little Farmers dengan nilai bobot prioritas 0,110, sedangkan strategi operasional dari bukti fisik yang utamanya adalah fasilitas kebun percobaan. Prioritas ke enam dari elemen bauran pemasaran Little Farmers adalah proses dengan bobot 0,102, sedangkan strategi operasional utamanya adalah kualitas dalam layanan. Prioritas terakhir atau prioritas ke tujuh dari elemen bauran pemasaran agrowisata Little Farmers adalah Orang dengan bobot 0,088, sedangkan strategi operasional dari Orang yang mendapat prioritas utama adalah kompetensi karyawan dan pemandu

III. METODE PENELITIAN