Kesimpulan Peningkatan prestasi belajar IPA melalui metode Inkuiri Terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015.

216 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian dan saran penelitian.

A. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa kelas V SD N Sarikarya Condong Catur yang berjumlah 34 siswa menggunakan metode inkuiri terbimbing. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan metode inkuiri terbimbing dalam meningkatkan prestasi belajar IPA kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa kelas V SD N Sarikarya Condong Catur nampak pada setiap langkah metode inkuiri menurut Hosnan. Pada langkah pertama orientasi, nampak penilaian sikap aspek religius, kedisiplinan, dan kerajinan. Langkah kedua dalam metode inkuiri adalah merumuskan masalah. Dalam langkah ini nampak penilaian sikap aspek kerjasama. Langkah ketiga dalam metode inkuiri adalah merumuskan hipotesis. Dalam langkah ini nampak indikator penilaian sikap aspek tenggang rasa dan juga aspek kerjasama. Langkah keempat adalah mengumpulkan data. Penilaian sikap yang nampak pada langkah ini adalah aspek kerajinan. Langkah kelima dalam metode inkuiri adalah menguji hipotesis. Penilaian sikap yang nampak pada langkah ini ada pada aspek kerjasama, tanggung jawab, dan kedisiplinan. Langkah terakhir dalam metode inkuiri adalah merumuskan kesimpulan. Dalam tahapan terakhir ini juga nampak aspek kedisiplinan. Kompetensi keterampilan dinilai dari unjuk kerja siswa dalam melakukan percobaan dan membuat model paru-paru untuk mengetahui ketercapaian komponen keterampilan. Terdapat 6 kriteria yang digunakan peneliti untuk menilai komponen keterampilan. Indikator penilaian komponen sikap dan keterampilan nampak pada setiap langkah metode inkuiri menurut Hosnan. Peningkatan prestasi komponen sikap dan keterampilan siswa dalam pembelajaran terlihat pada setiap langkah kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan. Langkah metode inkuiri dalam pembelajaran tampak pada langkah pertama orientasi, langkah kelima menguji hipotesis, dan langkah terakhir merumuskan kesimpulan. Pada langkah pertama orientasi terlihat kriteria satu yaitu kesiapan alat dan bahan sebelum praktik. Langkah selanjutnya yaitu menguji hipotesis. Pada langkah ini siswa melakukan percobaan dalam kelompok. Kriteria yang nampak pada langkah menguji hipotesis adalah kriteria 2, kriteria 3, kriteria 4, dan kriteria 5. Kriteria 2 tentang ketepatan penggunaan alat dan prosedur kerja, kriteria 3 tentang ketelitian dan kerapihan kerja, kriteria 4 tentang ketepatan dan kecepatan penggunaan waktu, sedangkan kriteria 5 tentang kecekatan atau keterampilan kerja. Langkah terakhir dalam metode inkuiri yang mencakup aspek penilaian keterampilan adalah langkah merumuskan kesimpulan. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan keterampilan siswa pada kriteria keenam yaitu kualitas hasil kerja. Penerapan metode inkuiri terbimbing dapat membantu siswa melaksanakan kegiatan dan mengembangkan keterampilan unjuk kerja. 2. Penerapan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa SD kelas V SD Negeri Sarikarya semester ganjil pada tahun pelajaran 20142015. Peningkatan prestasi belajar IPA kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan diketahui dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian pada siklus I, dan pencapaian siklus II. Kompetensi sikap dan keterampilan diukur melalui pengamatan selama proses pembelajaran menggunakan lembar observasi sikap, kompetensi sikap diukur melalui pengamatan selama melakukan percobaan menggunakan rubrik unjuk kerja, dan kompetensi pengetahuan diukur menggunakan tes. Tes diberikan dua kali pada setiap siklus. Soal tes pertama digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa setelah melalukan percobaan. Tes kedua adalah tes evaluasi yang diberikan pada akhir pertemuan setiap siklus. Hasil pengamatan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan persentase sikap kategori Baik dalam pelajaran IPA sebanyak 21,6. Pada siklus II persentase sikap kategori Baik meningkat lagi sebanyak 15,1. Hasil pengamatan pada siklus I juga menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai sikap sebanyak 5,4 poin. Pada siklus II rata-rata nilai sikap meningkat lagi sebanyak 4,4 poin. Hasil pengamatan komponen keterampilan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan persentase keterampilan predikat B- dalam pelajaran IPA sebanyak 21,2. Pada siklus II persentase predikat B- meningkat lagi sebanyak 27,7. Hasil pengamatan pada siklus I juga menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai keterampilan dalam pelajaran IPA sebanyak 4,3 poin. Pada siklus II rata-rata nilai keterampilan meningkat lagi sebanyak 4,4 poin. Hasil pengamatan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan persentase siswa yang lulus KKM dalam pelajaran IPA sebanyak 3,6. Pada siklus II persentase siswa yang memiliki sikap kategori Baik meningkat lagi sebanyak 27,4. Hasil pengamatan pada siklus I juga menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai kelas dalam pelajaran IPA sebanyak 1,9 poin. Pada siklus II jumlah siswa yang memiliki sikap kategori Baik meningkat lagi sebanyak 9,2 poin.

B. Keterbatasan Penelitian