216
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN
SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan dalam penelitian dan saran penelitian.
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA sikap, keterampilan, dan
pengetahuan siswa kelas V SD N Sarikarya Condong Catur yang berjumlah 34 siswa menggunakan metode inkuiri terbimbing. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode inkuiri terbimbing dalam meningkatkan prestasi
belajar IPA kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa kelas V SD N Sarikarya Condong Catur nampak pada setiap langkah metode
inkuiri menurut Hosnan. Pada langkah pertama orientasi, nampak penilaian sikap aspek religius, kedisiplinan, dan kerajinan. Langkah kedua
dalam metode inkuiri adalah merumuskan masalah. Dalam langkah ini nampak penilaian sikap aspek kerjasama. Langkah ketiga dalam metode
inkuiri adalah merumuskan hipotesis. Dalam langkah ini nampak indikator penilaian sikap aspek tenggang rasa dan juga aspek kerjasama. Langkah
keempat adalah mengumpulkan data. Penilaian sikap yang nampak pada langkah ini adalah aspek kerajinan. Langkah kelima dalam metode inkuiri
adalah menguji hipotesis. Penilaian sikap yang nampak pada langkah ini ada pada aspek kerjasama, tanggung jawab, dan kedisiplinan. Langkah
terakhir dalam metode inkuiri adalah merumuskan kesimpulan. Dalam tahapan terakhir ini juga nampak aspek kedisiplinan.
Kompetensi keterampilan dinilai dari unjuk kerja siswa dalam melakukan percobaan dan membuat model paru-paru untuk mengetahui
ketercapaian komponen keterampilan. Terdapat 6 kriteria yang digunakan peneliti untuk menilai komponen keterampilan. Indikator penilaian
komponen sikap dan keterampilan nampak pada setiap langkah metode inkuiri menurut Hosnan. Peningkatan prestasi komponen sikap dan
keterampilan siswa dalam pembelajaran terlihat pada setiap langkah kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan.
Langkah metode inkuiri dalam pembelajaran tampak pada langkah pertama orientasi, langkah kelima menguji hipotesis, dan langkah terakhir
merumuskan kesimpulan. Pada langkah pertama orientasi terlihat kriteria satu yaitu kesiapan alat dan bahan sebelum praktik. Langkah selanjutnya
yaitu menguji hipotesis. Pada langkah ini siswa melakukan percobaan dalam kelompok. Kriteria yang nampak pada langkah menguji hipotesis
adalah kriteria 2, kriteria 3, kriteria 4, dan kriteria 5. Kriteria 2 tentang
ketepatan penggunaan alat dan prosedur kerja, kriteria 3 tentang ketelitian dan kerapihan kerja, kriteria 4 tentang ketepatan dan kecepatan
penggunaan waktu, sedangkan kriteria 5 tentang kecekatan atau keterampilan kerja. Langkah terakhir dalam metode inkuiri yang
mencakup aspek penilaian keterampilan adalah langkah merumuskan kesimpulan. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan keterampilan
siswa pada kriteria keenam yaitu kualitas hasil kerja. Penerapan metode inkuiri terbimbing dapat membantu siswa melaksanakan kegiatan dan
mengembangkan keterampilan unjuk kerja. 2.
Penerapan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan siswa SD kelas V SD Negeri Sarikarya semester ganjil pada tahun pelajaran 20142015. Peningkatan prestasi
belajar IPA kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan diketahui dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian pada siklus I,
dan pencapaian siklus II. Kompetensi sikap dan keterampilan diukur melalui pengamatan selama proses pembelajaran menggunakan lembar
observasi sikap, kompetensi sikap diukur melalui pengamatan selama melakukan percobaan menggunakan rubrik unjuk kerja, dan kompetensi
pengetahuan diukur menggunakan tes. Tes diberikan dua kali pada setiap siklus. Soal tes pertama digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa setelah melalukan percobaan. Tes kedua adalah tes evaluasi yang diberikan pada akhir pertemuan setiap siklus.
Hasil pengamatan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan persentase sikap kategori Baik dalam pelajaran IPA sebanyak 21,6. Pada
siklus II persentase sikap kategori Baik meningkat lagi sebanyak 15,1. Hasil pengamatan pada siklus I juga menunjukkan adanya peningkatan
rata-rata nilai sikap sebanyak 5,4 poin. Pada siklus II rata-rata nilai sikap meningkat lagi sebanyak 4,4 poin. Hasil pengamatan komponen
keterampilan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan persentase keterampilan predikat B- dalam pelajaran IPA sebanyak 21,2. Pada
siklus II persentase predikat B- meningkat lagi sebanyak 27,7. Hasil pengamatan pada siklus I juga menunjukkan adanya
peningkatan rata-rata nilai keterampilan dalam pelajaran IPA sebanyak 4,3 poin. Pada siklus II rata-rata nilai keterampilan meningkat lagi sebanyak
4,4 poin. Hasil pengamatan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan persentase siswa yang lulus KKM dalam pelajaran IPA
sebanyak 3,6. Pada siklus II persentase siswa yang memiliki sikap kategori Baik meningkat lagi sebanyak 27,4. Hasil pengamatan pada
siklus I juga menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai kelas dalam pelajaran IPA sebanyak 1,9 poin. Pada siklus II jumlah siswa yang
memiliki sikap kategori Baik meningkat lagi sebanyak 9,2 poin.
B. Keterbatasan Penelitian