Instrumen Pengumpulan Data Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran

mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPA setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Tes evaluasi akhir IPA akan diberikan dalam bentuk pilihan ganda. Format soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada Lampiran 14, format soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada Lampiran 15, kunci jawaban soal siklus I dapat dilihat pada Lampiran 16, dan kunci jawaban soal siklus II dapat dilihat pada Lampiran 17.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa adalah pedoman wawancara, lembar observasi, LKS, dan tes tertulis. Pedoman wawancara yang digunakan menggunakan dua jenis, yaitu wawancara semi terstruktur dan tidak terstruktur. Daftar topik wawancara semi terstruktur dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 18. Lembar observasi dibuat untuk mengamati sikap dan keterampilan siswa unjuk kerja dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan LKS berisi petunjuk kegiatan dan beberapa soal esai untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa, serta tes tertulis berupa soal pilihan ganda dibuat untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa dalam mata pelajaran IPA materi Sistem Pernapasan Manusia.

G. Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran

1. Validitas Instrumen Istilah validitas pada dasarnya menunjukkan pada tingkat ketepatan dalam mengungkap data yang semestinya diungkapkan Cece Didi, 1999:68. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur Eko, 2009:128. Maka dari itu, untuk menjamin validitas sebuah tes, peneliti perlu membuat kisi-kisi sebagai pedoman penyusunan tes tertulis. Kisi-kisi soal siklus I dapat dilihat pada Lampiran 12 , kisi-kisi soal siklus II dapat dilihat pada Lampiran 13, Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas konstruk, validitas isi, validitas permukaan, dan validitas empiris. Validitas konstruk berkenaan dengan pertanyaan hingga mana suatu tes betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis yang merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh tes tersebut Arifin, 2010:257. Arifin juga menambahkan bahwa validitas konstruk banyak dikenal dan digunakan dalam tes-tes psikologis untuk mengukur gejala perilaku yang abstrak, seperti kesetiakawanan, kematangan emosi, sikap, motivasi, minat, dan sebagainya. Menurut Widoyoko 2009:132 untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat para ahli expert judgement . Validitas isi sering digunakan dalam penilaian hasil belajar Arifin, 2010:248. Menurut Widoyoko 2009:130 Validitas isi berkaitan dengan pertanyaan “sejauh mana butir tes mencakup keseluruhan materi atau bahan yang ingin diukur”. Widoyoko juga menambahkan bahwa sebuah tes dikatakan mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran. Dengan kata lain untuk menguji validitas isi instrumen tes dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validitas permukaan menggunakan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri. Artinya, jika suatu tes sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomen yang akan diukur, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan, sehingga tidak perlu lagi adanya judgement yang mendalam Arifin, 2010:248. Sedangkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok ukur di luar tes yang bersangkutan Arifin, 2010:249. Kriteria yang digunakan harus relevan dengan apa yang akan diukur. Validitas yang dilakukan terhadap lembar observasi sikap dan keterampilan unjuk kerja meliputi validitas konstruk dan isi. Validitas konstruk dan isi dilakukan pada dosen ahli dan guru kelas. Dalam validasi dosen dan guru memberikan skor dalam penyusunan. Lembar observasi sikap dan keterampilan unjuk kerja setelah validitas dapat dilihat pada Lampiran 4 . Peneliti melakukan validasi pada 2 orang validator yaitu dosen IPA Biologi dan guru kelas. Peneliti memilih dosen IPA Biologi sebagai validator dikarenakan dosen IPA Biologi merupakan orang yang ahli untuk mata pelajaran yang diteliti yaitu IPA tentang materi Sistem Pernapasan Manusia. Validator kedua adalah guru kelas. Peneliti memilih guru kelas sebagai validator dikarenakan guru kelas merupakan orang yang akan melaksanakan tindakan pembelajaran dan paham akan karakteristik siswa serta perangkat pembelajaran yang digunakan. Uji validitas yang dilakukan oleh validator terdiri dari lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja. Dalam menguji instrumen pembelajaran tersebut peneliti menyediakan penilaian dengan menggunakan skala Likert 1, 2, 3, 4, dan 5. Skor 1 berarti sangat tidak baik, skor 2 berarti tidak baik, skor 3 berarti kurang baik, skor 4 berarti baik, dan skor 5 yang berarti sangat baik. Peneliti akan menghitung rata-rata nilai dari kedua validator, jika terdapat rata-rata nilai dari suatu item yang kurang atau sama dengan 3 maka peneliti akan memperbaiki atau mengganti item tersebut. Komponen penilaian instrumen perencanaan pembelajaran terdiri dari 1 Kelengkapan unsur-unsur observasi, 2 Kesesuaian antara indikator dan pernyataan, 3 Ketepatan pemilihan kata dalam pernyataan observasi, 4 Kriteria penskoran dalam lembar instrumen observasi jelas, 5 Kejelasan petunjuk penggunaan lembar instrumen observasi, 6 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku, 7 Pernyataan tidak bermakna ganda, 8 Pernyataan sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Dalam siklus I, validator pertama adalah dosen IPA Biologi. Dalam menguji ketepatan lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja validator pertama memberikan nilai nilai paling rendah 3 pada 7 item yaitu item no 1, 2, 3, 4, 5, dan 7. Nilai paling tinggi 4 diberikan pada 1 item yaitu item no 7. Pada penilaian instrumen pembelajaran validator memberikan kelayakan instrumen pada pilihan 2 yaitu instrumen layak digunakan dengan diperbaiki. Validator juga memberikan komentar secara umum yaitu sebaiknya aspek dirinci misalnya melakukan percobaan meliputi beberapa aspek yang dipisahkan sehingga jelas. Validator kedua adalah guru kelas. Dalam menguji ketepatan instrumen lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja validator kedua memberikan nilai paling rendah 4 pada 2 item yaitu no 6 dan 8. Nilai paling tinggi atau 5 diberikan pada 6 item yaitu item no 1, 2, 3, 4, 5, dan 7. Pada penilaian instrumen lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja validator memberikan kelayakan instrumen pada pilihan 1 yaitu instrumen layak digunakan tanpa perbaikan. Hasil validasi instrumen perencanaan pembelajaran siklus I oleh para ahli dapat dilihat pada Lampiran 24. Berdasarkan validasi instrumen pembelajaran oleh ahli rata-rata nilai untuk item 1 adalah 4, item 2 adalah 4, item 3 adalah 4, item 4 adalah 4, item 5 adalah 4, item 6 adalah 4, item 7 adalah 4, dan item 8 adalah 3,5. Rata-rata nilai untuk keseluruhan item dari validator pertama adalah 3,1 dan validator kedua adalah 4,8. Rata-rata keseluruhan item dari kedua validator adalah 3,5 yang berarti baik. Dari hasil validasi oleh para ahli tersebut peneliti memutuskan bahwa beberapa instrumen observasi sikap dan observasi keterampilan unjuk kerja akan diperbaiki. Instrumen yang telah diperbaiki akan digunakan pada pelaksanaan siklus I. Hasil validasi instrumen lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja sebelum diperbaiki dapat dilihat pada Tabel III.2. Tabel III.2 Hasil Validasi lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja Sebelum Diperbaiki Item Validator 1 Validator 2 Rata-rata 1 3 5 4 2 3 5 4 3 3 5 4 4 3 5 4 5 3 5 4 6 4 4 4 7 3 5 4 8 3 4 3,5 Rata- rata 3,1 4,8 3,5 Dalam siklus II peneliti juga melakukan validasi instrumen lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja kepada 2 ahli yaitu dosen Biologi dan guru kelas. Validator pertama yaitu dosen Biologi. Dalam menilai instrumen perencanaan pembelajaran validator pertama memberikan nilai paling tinggi 5 kepada semua item yaitu item no 1 sampai 8. Komentar secara umum yang diberikan oleh validator yaitu semua instrumen sudah memenuhi kriteria-kriteria yang ada, sudah baik, jelas, tepat, dan lengkap. Guru kelas memberikan nilai paling rendah yaitu 4 pada 1 item yaitu item no 3. Skor paling tinggi atau 5 diberikan pada 7 item yaitu item no 1, 2, 4, 5, 6, 7, dan 8. Rekomendasi secara keseluruhan yang diberikan yaitu komponen penilaian lengkap. Hasil validasi instrumen lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja siklus II oleh para ahli dapat dilihat pada Lampiran 23. Berdasarkan validasi instrumen pembelajaran oleh ahli rata-rata nilai untuk item 1 adalah 5, item 2 adalah 5, item 3 adalah 4,5, item 4 adalah 5, item 5 adalah 5, item 6 adalah 5, item 7 adalah 5, dan item 8 adalah 5. Rata- rata nilai untuk keseluruhan item dari validator pertama adalah 5 dan validator kedua adalah 4,8. Rata-rata keseluruhan item dari kedua validator adalah 4,9 yang berarti sangat baik. Dari hasil validasi oleh para ahli tersebut peneliti memutuskan bahwa instrumen lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja tidak akan diganti. Hasil validasi instrumen lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja setelah diperbaiki dapat dilihat pada Tabel III.3. Tabel III.3 Hasil Validasi instrumen lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan unjuk kerja Setelah Diperbaiki Item Validator 1 Validator 2 Rata-rata 1 5 5 5 2 5 5 5 3 5 4 4,5 4 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 7 5 5 5 8 5 5 5 Rata- rata 5 4,8 4,9 Peneliti juga melakukan uji validitas konstruk, validitas isi, dan validitas empiris tentang perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Peneliti melakukan validasi pada 2 orang validator yaitu dosen IPA Biologi dan guru kelas. Peneliti memilih dosen IPA Biologi sebagai validator dikarenakan dosen IPA Biologi merupakan orang yang ahli untuk mata pelajaran yang diteliti yaitu IPA tentang materi Sistem Pernapasan Manusia. Validator kedua adalah guru kelas. Peneliti memilih guru kelas sebagai validator dikarenakan guru kelas merupakan orang yang akan melaksanakan tindakan pembelajaran dan paham akan karakteristik siswa serta perangkat pembelajaran yang digunakan. Uji validitas yang dilakukan oleh validator terdiri dari instrumen pembelajaran yang akan digunakan yaitu RPP, LKS, materi, rubrik penilaian serta soal Tes Akhir Siklus. Dalam menguji instrumen pembelajaran tersebut peneliti menyediakan penilaian dengan menggunakan skala Likert 1, 2, 3, 4, dan 5. Skor 1 berarti sangat tidak baik, skor 2 berarti tidak baik, skor 3 berarti kurang baik, skor 4 berarti baik, dan skor 5 yang berarti sangat baik. Peneliti akan menghitung rata-rata nilai dari ketiga validator, jika terdapat rata-rata nilai dari suatu item yang kurang atau sama dengan 3 maka peneliti akan memperbaiki atau mengganti item tersebut. Komponen penilaian instrumen perencanaan pembelajaran terdiri dari 1 Kesesuaian antar kompetensi dasar dari KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4, 2 Kesesuaian rumusan indikator pencapaian dengan kompetensi dasar dari KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 yang akan dicapai, 3 Kesesuaian perumusan tujuan pembelajaran dengan indikator pencapaian kompetensi, 4 Kesesuaian materi pembelajaran dengan indikator dan kompetensi dasar yang akan dicapai, 5 Kejelasan dan urutan materi ajar, 6 Kesesuaian strategi pembelajaran metode dan pendekatan dengan tujuan pembelajaran dan materi ajar, 7 Kesesuaian strategi pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, 8 Kejelasan skenario pembelajaran langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan tujuan yang akan dicapai, 9 Skenario pembelajaran langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggambarkan active learning dan mencerminkan scientific learning, 10 Ketepatan kegiatan penutup dalam pembelajaran, 11 Penilaian mencakup aspek-aspek kompetensi dasar dari KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 yang harus dicapai, 12 Kesesuaian teknik penilaian dengan indikator kompetensi yang akan dicapai, 13 Kelengkapan perangkat penilaian soal, kunci, rubrik penilaian, 14 Keterpaduan dan kesinkronan antar komponen dalam RPP. Dalam siklus I, validator pertama adalah dosen IPA Biologi. Dalam menguji ketepatan instrumen perencanaan pembelajaran validator pertama memberikan nilai nilai paling rendah 3 pada item no 3, 6, 10, dan 12. Nilai 4 diberikan pada 9 item yaitu item no 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, dan 14. Nilai paling tinggi atau 5 diberikan pada item 1. Pada penilaian instrumen pembelajaran validator memberikan kelayakan instrumen pada pilihan 2 yaitu instrumen layak digunakan dengan diperbaiki. Validator juga memberikan 3 rekomendasi secara keseluruhan yaitu beberapa perpindahan materi tidak mulus, RPP dibuat bervariasi, dan penyusunan soal evaluasi sebaiknya dikaitkan dengan C1, C2, C3, dst. Validator kedua adalah guru kelas. Dalam menguji ketepatan instrumen perencanaan pembelajaran validator kedua memberikan nilai paling rendah 4 pada 3 item yaitu no 3, 5, dan 9. Nilai paling tinggi atau 5 diberikan pada 11 item yaitu item no 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, dan 14. Pada penilaian instrumen pembelajaran validator memberikan kelayakan instrumen pada pilihan 2 yaitu instrumen layak digunakan dengan perbaikan. Validator juga memberikan komentar pada rekomendasi secara keseluruhan yaitu instrumen bisa dipakai untuk meneliti. Hasil validasi instrumen perencanaan pembelajaran siklus I oleh para ahli dapat dilihat pada Lampiran 24. Berdasarkan validasi instrumen pembelajaran oleh ahli rata-rata nilai untuk item 1 adalah 5, item 2 adalah 4,5, item 3 adalah 3,5, item 4 adalah 4,5, item 5 adalah 4, item 6 adalah 4, item 7 adalah 4,5, item 8 adalah 4,5, item 9 adalah 4, item 10 adalah 4, item 11 adalah 4,5, item 12 adalah 4, item 13 adalah 4,5 dan item 14 adalah 4,5. Rata-rata nilai untuk keseluruhan item dari validator pertama adalah 3,8 dan validator kedua adalah 4,8. Rata-rata keseluruhan item dari kedua validator adalah 4,3 yang berarti baik. Dari hasil validasi oleh para ahli tersebut peneliti memutuskan bahwa instrument perencanaan pembelajaran tidak akan diganti tetapi diperbaiki pada bagian kegiatan dalam RPP dan soal evaluasi. Hasil validasi instrumen perencanaan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada Tabel III.4. Tabel III.4 Hasil Validasi Instrumen Perencanaan Pembelajaran RPP Siklus I Item Validator 1 Validator 2 Rata-rata 1 5 5 5 2 4 5 4,5 3 3 4 3,5 4 4 5 4,5 5 4 4 4 6 3 5 4 7 4 5 4,5 8 4 5 4,5 9 4 4 4 10 3 5 4 11 4 5 4,5 12 3 5 4 13 4 5 4,5 14 4 5 4,5 Rata- rata 3,8 4,8 4,3 Dalam siklus II peneliti juga melakukan validasi instrumen perencanaan pembelajaran kepada 2 ahli yaitu dosen Biologi dan guru kelas. Validator pertama yaitu dosen Biologi. Dalam menilai instrumen perencanaan pembelajaran validator pertama memberikan nilai paling tinggi 5 kepada semua item yaitu item no 1 sampai 14. Rekomendasi secara keseluruhan yang diberikan oleh validator yaitu RPP yang ada sudah mencakup semua komponen yang ada, lengkap dengan unsur penilaian dan yang lainnya sudah baik, sesuai, dan jelas. Validator kedua yaitu guru kelas. Guru kelas memberikan nilai paling rendah yaitu 4 pada 4 item yaitu item no 2, 3, 9, dan 14. Skor paling tinggi atau 5 diberikan pada 10 item yaitu item no 1, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, dan 13. Rekomendasi secara keseluruhan yang diberikan yaitu instrumen dapat digunakan untuk penelitian. Hasil validasi instrumen perencanaan pembelajaran siklus II oleh para ahli dapat dilihat pada Lampiran 24. Berdasarkan validasi instrumen pembelajaran oleh ahli rata-rata nilai untuk item 1 adalah 5, item 2 adalah 4,5, item 3 adalah 4,5, item 4 adalah 5, item 5 adalah 5, item 6 adalah 5, item 7 adalah 5, item 8 adalah 5, item 9 adalah 4,5, item 10 adalah 5, item 11 adalah 5, item 12 adalah 5, item 13 adalah 5 dan item 14 adalah 4,5. Rata-rata nilai untuk keseluruhan item dari validator pertama adalah 5 dan validator kedua adalah 4,7. Rata-rata keseluruhan item dari kedua validator adalah 4,8 yang berarti sangat baik. Dari hasil validasi oleh para ahli tersebut peneliti memutuskan bahwa instrumen perencanaan pembelajaran tidak akan diganti. Hasil validasi instrumen perencanaan pembelajaran siklus II dapat dilihat pada Tabel III.5. Tabel III.5 Hasil Validasi Instrumen Perencanaan Pembelajaran RPP Siklus II Item Validator 1 Validator 2 Rata-rata 1 5 5 5 2 5 4 4,5 3 5 4 4,5 4 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 7 5 5 5 8 5 5 5 9 5 4 4,5 10 5 5 5 11 5 5 5 12 5 5 5 13 5 5 5 14 5 4 4,5 Rata- rata 5 4,7 4,8 Validitas konstruk dan isi oleh dosen ahli juga dilakukan untuk instrumen penelitian lain yaitu rubrik LKS. Dalam validitas ini dosen ahli tidak memberikan skor pada rubrik LKS namun memperbaiki kesalahan- kesalahan dalam penyusunan instrumen. Pada soal evaluasi akhir siklus I juga dilakukan validitas permukaan oleh 2 orang siswa kelas V dan VI SD N Puren. Peneliti meminta siswa mengomentari soal evaluasi yang telah dibuat. Siswa kelas V memberikan komentar “kayaknya bisa mbak, udah pernah mbaca-mbaca materinya di buku paket ”. Komentar dari siswa kelas V menunjukkan bahwa soal yang telah dibuat sepertinya bisa dikerjakan karena materi yang diujikan terdapat di buku paket. Artinya materinya tersedia di buku. Sedangkan siswa kelas VI memberikan komentar “soale sih jelas mbak, tapi materine rodok lali”. Dalam bahasa Indonesia artinya soalnya jelas mbak, tetapi materinya sedikit lupa. Komentar dari siswa kelas VI menunjukkan bahwa soal yang telah dibuat jelas bagi siswa tetapi siswa sedikit lupa materinya. Komentar dari siswa kelas VI menunjukkan bahwa soal yang dibuat sudah jelas. Dari hasil validitas permukaan oleh 2 siswa ini, peneliti memutuskan untuk tidak melakukan perubahan pada soal evaluasi akhir siklus I. Validitas permukaan oleh 2 siswa kelas V dan VI juga dilakukan pada soal evaluasi siklus II. Siswa kelas V memberikan komentar “soal sama gambarnya jelas mbak kayae aku iso ”. Dalam bahasa Indonesia artinya soal dan gambarnya jelas mbak, sepertinya saya bisa mengerjakan. Komentar dari siswa A menunjukkan bahwa soal dan gambar yang digunakan sudah jelas. Siswa kelas VI memberikan komentar “ pelajaran kelas 5 to mbak, aku wis pernah..gampang kok ”. Dalam bahasa Indonesia artinya pelajaran kelas 5 ya mbak, aku sudah pernah dan menurutku mudah. Komentar siswa kelas VI menunjukkan bahwa soal evaluasi akhir siklus II dinilai mudah dan sudah pernah didapatkan siswa sebelumnya. Berdasarkan hasil validasi oleh para validator maka peneliti memutuskan untuk tidak merubah soal evaluasi siklus II. Setelah melakukan uji validitas konstruk, isi, maupun permukaan kepada ahli, guru, dan siswa, peneliti selanjutnya melakukan uji soal tes evaluasi akhir siklus secara empiris dengan uji per item. Validitas soal tes evaluasi akhir siklus dilakukan di SD N Puren dengan jumlah soal 30 dan jumlah siswa 32. Peneliti memilih SD N Puren sebagai tempat uji tes secara empiris dikarenakan SD N Puren memiliki karakteristik serta tingkat prestasi yang relatif sama dengan SD N Sarikarya. Penentuan validitas instrumen soal evaluasi belajar menggunakan aplikasi TAP Test Analysis Program. TAP adalah aplikasi yang dikembangkan oleh salah satu dosen Universitas Ohio yang bernama Brooks. Aplikasi TAP dirancang kuat, mudah digunakan, dan gratis. TAP menghasilkan set sampel data uji menggunakan benih acak. Pengguna dapat mengatur berbagai parameter untuk data sampel, termasuk kesulitan tes, jumlah skor, jumlah item tes, dan jumlah kemungkinan jawaban per item. Lampiran kisi-kisi penyusunan soal siklus I dapat dilihat pada Lampiran 12 , dan soal Evaluasi siklus I pada Lampiran 14. Sedangkan hasil perhitungan validitas soal evaluasi akhir siklus I dengan menggunakan aplikasi TAP dapat dilihat pada Lampiran 21. Setelah melakukan perhitungan dengan aplikasi TAP Test Analysis Program , peneliti kemudian menentukan soal yang valid dengan membandingkan nilai hitung pada point biserial. Dikatakan valid jika point biseria l ≥ 0,5. Hasil validitas soal pilihan ganda siklus I dapat dilihat pada Tabel III.6. Tabel III.6 Hasil Uji Validitas menggunakan TAP Siklus I No Point biserial Batas Keputusan 1 0,09 0,5 Tidak valid 2 0,04 0,5 Tidak valid 3 0,36 0,5 Tidak valid 4 -0,40 0,5 Tidak valid 5 0,22 0,5 Tidak valid 6 0,13 0,5 Tidak valid 7 0,18 0,5 Tidak valid 8 0,47 0,5 Tidak valid 9 0,39 0,5 Tidak valid 10 0,27 0,5 Tidak valid 11 0,20 0,5 Tidak valid 12 0,26 0,5 Tidak valid 13 0,11 0,5 Tidak valid 14 0,01 0,5 Tidak valid 15 0,30 0,5 Tidak valid 16 0,43 0,5 Tidak valid 17 0,32 0,5 Tidak valid 18 0,32 0,5 Tidak valid 19 0,57 0,5 Valid 20 0,07 0,5 Tidak valid 21 0,25 0,5 Tidak valid 22 0,50 0,5 Valid 23 0,35 0,5 Tidak valid 24 0,40 0,5 Tidak valid 25 0,23 0,5 Tidak valid 26 0,35 0,5 Tidak valid 27 0,13 0,5 Tidak valid 28 0,36 0,5 Tidak valid 29 0,35 0,5 Tidak valid 30 -0,01 0,5 Tidak valid Dari hasil uji validitas soal tes pilihan ganda pada Tabel III.6 menunjukkan bahwa dari 30 soal yang diujikan kepada 32 siswa terdapat 2 soal yang valid. Peneliti melakukan perbaikan pada 28 soal yang tidak valid dengan mengamati hasil perhitungan analisis pilihan ganda. Perbaikan dapat dilakukan pada pertanyaan dan pilihan jawaban. Soal diperbaiki dengan melihat opsi jawaban. Jika suatu opsi dipilih oleh sebagian besar siswa atau sama sekali tidak ada yang memilih artinya letak perbaikan ada pada opsi yang perlu ditinjau kembali. Pilihan jawaban harus mampu mengecoh siswa. Namun jika semua opsi jawaban sudah dipilih siswa dan hasilnya tetap tidak valid maka perbaikan dilakukan pada soal, apakah soal dan perintah sudah jelas atau menimbulkan penafsiran ganda ataupun membuat siswa menjadi bingung. Validitas soal tes evaluasi akhir siklus II secara empiris juga dilakukan di SD N Puren dengan jumlah soal 30 dan jumlah siswa 32. Perhitungan hasil validitas empiris dengan menggunakan TAP Test Analysis Program dengan tujuan untuk memudahkan dalam perhitungan validitas tes. Hasil perhitungan validitas soal evaluasi siklus II dengan TAP Test Analysis Program dapat dilihat pada Lampiran 22. Setelah melakukan perhitungan dengan aplikasi TAP Test Analysis Program , peneliti kemudian menentukan soal yang valid dengan membandingkan nilai hitung pada point biserial sama seperti pada siklus I. Dikatakan valid jika point biserial ≥ 0,5. Hasil validitas soal pilihan ganda siklus II dapat dilihat pada Tabel III.7. Tabel III.7 Hasil Uji Validitas menggunakan TAP Siklus II No Point biserial Batas Keputusan 1 0,213 0,5 Tidak valid 2 0,306 0,5 Tidak valid 3 0,328 0,5 Tidak valid 4 -0,027 0,5 Tidak valid 5 0,786 0,5 Valid 6 0,803 0,5 Valid 7 0,740 0,5 Valid 8 0,680 0,5 Valid 9 0,369 0,5 Tidak valid 10 0,403 0,5 Tidak valid 11 0,792 0,5 Valid 12 0,452 0,5 Tidak valid 13 0,718 0,5 Valid 14 0,453 0,5 Tidak valid 15 0,648 0,5 Valid 16 0,639 0,5 Valid 17 -0,152 0,5 Tidak valid 18 0,409 0,5 Tidak valid 19 0,881 0,5 Valid 20 0,743 0,5 Valid 21 0,596 0,5 Valid 22 0,671 0,5 Valid 23 0,053 0,5 Tidak valid 24 0,695 0,5 Valid 25 0,318 0,5 Tidak valid 26 0,667 0,5 Valid 27 0,204 0,5 Tidak valid 28 0,191 0,5 Tidak valid 29 0,304 0,5 Tidak valid 30 0,346 0,5 Tidak valid Dari hasil uji validitas soal tes pilihan ganda pada Tabel III.7 menunjukkan bahwa dari 30 soal yang diujikan kepada 32 siswa terdapat 14 soal yang valid. Peneliti melakukan perbaikan pada 16 soal yang tidak valid dengan mengamati hasil perhitungan analisis pilihan ganda. Jadi peneliti tetap menggunakan 30 soal. Perbaikan dapat dilakukan pada pertanyaan dan pilihan jawaban. Soal diperbaiki dengan melihat opsi jawaban. Jika suatu opsi dipilih oleh sebagian besar siswa atau sama sekali tidak ada yang memilih artinya letak perbaikan ada pada opsi yang perlu ditinjau kembali. Pilihan jawaban harus mampu mengecoh siswa. Namun jika semua opsi jawaban sudah dipilih siswa dan hasilnya tetap tidak valid maka perbaikan dilakukan pada soal, apakah soal dan perintah sudah jelas atau menimbulkan penafsiran ganda sehingga membuat siswa menjadi bingung. 2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjukkan tingkat ketetapan, keajegan, atau kemantapan. Suatu tes yang reliabel akan mampu menghasilkan data yang relatif ajeg dan konsisten, sehingga hasilnya dapat dipercaya Cece Didi, 1999:68. Dari soal tes evaluasi belajar yang telah dihitung validitasnya akan didapatkan hasil soal mana yang valid maupun yang tidak valid. Soal yang valid dapat dihitung nilai reliabilitasnya. Reliabilitas dihitung menggunakan aplikasi TAP Test Analysis Program. Reliabilitas suatu soal dapat dilihat pada hasil KR20 Alpha. Tabel koefisien reliabilitas menurut Arikunto 2008:100 dapat dilihat pada Tabel III.8. Tabel III.8 Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Keterangan 0,8 – 1,00 Sangat tinggi 0,6 – 0,79 Tinggi 0,4 – 0,59 Cukup 0,2 – 0,39 Rendah 0,0 – 0,19 Sangat rendah Sumber: Arikunto, 2008:100 Hasil uji reliabilitas soal tes evaluasi siklus I adalah 0,510. Hal ini menunjukkan bahwa soal evaluasi siklus I yang dibuat peneliti mempunyai tingkat reliabilitas cukup. Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada Lampiran 21. Hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda siklus II adalah 0,754. Hal ini berarti soal pilihan ganda yang dibuat mempunyai tingkat reliabilitas tinggi karena berada pada kisaran 0,6 – 0,79. Hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda siklus II dapat dilihat pada Lampiran 22. 3. Indeks Kesukaran Tingkat kesukaran difficulty level suatu butir soal didefinisikan sebagai proposi atau presentase subjek yang menjawab butir tes tertentu dengan benar. Sedangkan angka yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu butir soal dinamakan indeks kesukaran Rasyid Mansur, 2009:239. Suatu soal dikatakan baik jika memiliki tingkat kesukaran yang seimbang, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Indeks kesukaran soal juga dihitung menggunakan TAP Test Analysis Program. Zainul Nasution dalam Sunarti Selly Rahmawati, 2014:138 mengungkapkan klasifikasi indeks kesukaran dalam 3 kriteria secara lebih rinci, yaitu 1 sukar, dengan indeks antara 0,00 – 0,25, 2 sedang, dengan indeks antara 0,26 – 0,75, 3 mudah, dengan indeks antara 0,76 – 1,00. Djemari Mardapi dalam Sunarti Selly Rahmawati, 2014:138 juga menambahkan bahwa butir tes yang baik bila memiliki indeks kesukaran di antara 0,30 sampai dengan 0,80. Indeks kesukaran digunakan peneliti untuk mellihat tingkat kesukaran soal siklus I dan siklus II. Indeks kesukaran soal pada TAP dilihat dari hasil item difficulty. Perhitungan indeks kesukaran soal siklus I menggunakan TAP dapat dilihat pada Lampiran 21. Hasil perhitungan indeks kesukaran soal siklus I dapat dilihat pada Tabel III.9 Indeks kesukaran soal pilihan ganda siklus I diujikan kepada 32 siswa. Hasil uji indeks kesukaran soal tersebut menunjukkan bahwa 6 soal termasuk dalam kualifikasi mudah, 14 soal termasuk dalam kualifikasi sedang dan 10 soal termasuk dalam kualifikasi sukar. Setelah melakukan uji indeks kesukaran soal, peneliti kemudian membuat kisi-kisi indeks kesukaran soal. Kisi-kisi indeks kesukaran soal siklus I dapat dilihat pada Tabel III.10. Perhitungan indeks kesukaran soal pilihan ganda siklus II dapat dilihat pada Lampiran 22 . Tingkat kesukaran soal pilihan ganda siklus II dapat dilihat pada Tabel III.12. Indeks kesukaran soal pilihan ganda siklus II diujikan kepada 32 siswa. Hasil uji indeks kesukaran soal tersebut menunjukkan bahwa 11 soal termasuk dalam kualifikasi mudah, 19 soal termasuk dalam kualifikasi sedang, dan tidak ada soal yang termasuk dalam kualifikasi sukar. Setelah melakukan uji indeks kesukaran soal, peneliti kemudian membuat kisi-kisi indeks kesukaran soal. Kisi-kisi indeks kesukaran soal siklus II dapat dilihat pada Tabel III.12. Tabel III.9 Hasil perhitungan indeks kesukaran soal siklus I No soal Indeks Kesukaran Keterangan 1 0,78 Sedang 2 0,91 Mudah 3 0,66 Sedang 4 0,97 Mudah 5 0,19 Sukar 6 0,22 Sukar 7 0,97 Mudah 8 0,50 Sedang 9 0,91 Mudah 10 0,66 Sedang 11 0,31 Sedang 12 0,16 Sukar 13 0,28 Sedang 14 0,16 Sukar 15 0,31 Sedang 16 0,50 Sedang 17 0,34 Sedang 18 0,91 Mudah 19 0,66 Sedang 20 0,50 Sedang 21 0,91 Mudah 22 0,44 Sedang 23 0,22 Sukar 24 0,16 Sukar 25 0,13 Sukar 26 0,59 Sedang 27 0,22 Sukar 28 0,28 Sedang 29 0,13 Sukar 30 0,16 Sukar Tabel III.10 Kisi-kisi Indeks Kesukaran soal siklus I Mata Pelajaran: IPA Kelas Semester: V1 Kompetensi Dasar : 3.8 Mengenal sistem pernapasan hewan dan manusia serta penyakit yang berkaitan dengan Pernapasan. 4.8 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia. Materi Pokok Indikator No soal Indeks kesukaran Sistem Pernapasan Manusia 3.8.1 Menyebutkan organ tubuh dan fungsinya pada sistem pernapasan manusia. 1 2 8 9 10 11 19 21 22 23 Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar 3.8.2 Menyebutkan bahan- bahan yang dikeluarkan saat bernapas. 26 28 Sedang Sedang 3.8.3 Menjelaskan cara kerja paru-paru manusia. 5 7 12 13 14 15 20 24 25 27 29 Sukar Mudah Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar 4.8.1 Membuat tabel beberapa penyakit pada alat pernapasan serta penyebab terjadinya gangguan pada alat pernapasan manusia. 3 6 16 17 30 Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar 4.8.2 Membuat tabel cara mencegah serta menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit yang mengganggu alat pernapasan manusia. 4 18 Mudah Mudah Jumlah 30 soal Tabel III.11 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Siklus II No soal Indeks Kesukaran Keterangan 1 0,88 Mudah 2 0,78 Mudah 3 0,78 Mudah 4 0,72 Sedang 5 0,66 Sedang 6 0,88 Mudah 7 0,78 Mudah 8 0,56 Sedang 9 0,84 Mudah 10 0,75 Sedang 11 0,72 Sedang 12 0,72 Sedang 13 0,53 Sedang 14 0,63 Sedang 15 0,78 Mudah 16 0,66 Sedang 17 0,28 Sedang 18 0,88 Mudah 19 0,69 Sedang 20 0,75 Sedang 21 0,63 Sedang 22 0,78 Mudah 23 0,66 Sedang 24 0,81 Mudah 25 0,75 Sedang 26 0,63 Sedang 27 0,34 Sedang 28 0,78 Mudah 29 0,56 Sedang 30 0,44 Sedang Tabel III.12 Kisi-kisi Indeks Kesukaran soal siklus II Mata Pelajaran: IPA Kelas Semester: V1 Kompetensi Dasar : 3.8 Mengenal sistem pernapasan hewan dan manusia serta penyakit yang berkaitan dengan Pernapasan. 4.8 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia. Materi Pokok Indikator No soal Indeks kesukaran Sistem Pernapasan Manusia 3.8.1 Menyebutkan organ tubuh dan fungsinya pada sistem pernapasan manusia. 1 2 8 9 10 11 19 21 22 23 Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar 3.8.4 Menjelaskan cara-cara merawat organ tubuh pada sistem pernapasan. 4.8.2 Mempresentasikan laporan tentang cara-cara merawat organ tubuh manusia. 4.8.3 Membuat laporan tentang cara-cara merawat organ tubuh manusia. 4 18 22 Sedang Mudah Mudah 3.8.5 Menguji kadar karbondioksida. 26 28 Sedang Mudah 3.8.6 Menjelaskan mekanisme pernapasan manusia. 5 7 12 13 14 15 20 24 25 27 29 Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang 4.8.1 Membuat tabel beberapa penyakit pada alat pernapasan serta penyebab terjadinya gangguan pada alat pernapasan manusia. 3 6 16 17 30 Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Jumlah 30 soal

H. Teknik Analisis Data