dalam menyokong kesejahteraan dan keberhasilan perusahaan tempatnya bekerja dan dapat meciptakan kinerja yang baik pada perusahaan tersebut Putri, 2013.
Oleh karena itu atas hasil organisasi yang ditunjukkan oleh pekerja DAOP 2 Bandung yang cukup baik sebaiknya perusahaan senantiasa menjaga komitmen
organisasi tersebut agar tetap baik. .
6.5. Komitmen Senior Manajemen
Berdasarkan hasil penelitian pada komitmen senior manajemen berdasarkan Senior Manajemen Commitment Indeks diperoleh hasil komitmen termasuk dalam
kategori tinggi karena dari 11 kriteria yang telah terpenuhi sebanyak 8 kriteria. Kriteria yang tidak memenuhi yaitu pekerja tidak secara khusus melakukan diskusi
dengan pekerja mengenai K3, Kepala DAOP atau Deputi tidak melakukan investigasi kecelakaan, dan Kepala DAOP atau Deputi tidak melakukan analisis
terhadap training-training yag dibutuhkan oleh pekerja selama ini training dilakukan
atas usulan saja dari unit kerja.
Komitmen yang ditunjukkan oleh senior manajemen berbentuk sikap dan perilaku seperti melakukan observasi langsung dilapangan, menghadiri pertemuan
dengan SHE pusat, berdiskusi dengan manajer-manajer lain untuk mendiskusikan dan memberikan dukungan terhadap pelaksanaan SMK3. Selain itu senantiasa
melakukan evaluasi dan perbaikan.
Kegiatan observasi, inspeksi, dan identifkasi bahaya dan risiko K3 dilakukan senior manajemen melalui kegiatan lokrit, lori dan observasi langsung di Dipo atau
unit kerja lainnya hal ini salah satu kunci efektivitas penerapan SMK3 seperti yang diungkapkan oleh Gallagher tahun 2001 bahwa salah satu kunci efektivitas dalam
penerapan SMK3 adalah keterlibatan manajer senior dalam melakukan audit atau inspeksi di tempat kerja Gallagher. dkk., 2001. Melalui ini senior manajer
menunjukkan bentuk komitmen yang kuat terhadap tanggung jawab yang di emban senior manajemen.
Bentuk komitmen lainnya dapat ditunjukkan oleh senior manajemen melalui kehadirannya dalam pertemuan-pertemuan yang membahas K3, karena melalui
kegiatan tersebut embuat senior manajemen peduli terhadap hal-hal yang dapat membangun aspek keselamatan di perusahaannya. Kegiatan diskusi yang dilakukan
tidak hanya dapat dilakukan dengan orang-orang ahli dibidang K3 tetapi akan semakin baik bila senior manajemen mendiskusikannya juga dengan manajer lain
agar setiap lini di perusahaan bersama-sama dalam menerapkan SMK3. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Gallagher tahun 2001 bahwa salah satu kunci variabel
dalam efektivitas penerapan SMK3 ditunjukkan oleh manajer senior dengan membahas K3 dan isu-isu terkini K3 dalam agenda pertemuan dewan perusahaan.
Diskusi yang dilakukan tidak selalu hanya dengan pihak-pihak manajemen namun akan semakin baik diskusi juga dilakukan dengan pekerja, namun ternyata
berdasarkan hasil dari penilaian senior manajemen DAOP 2 Bandung tidak melakukan konsultasi masalah kinerja K3 dengan pekerja padahal sebaiknya senior
manajemen juga harus mendengarkan apa yang di usulkan dari pihak pekerja agar menjadi bahan masukan untuk melakukan evaluasi untuk perbaikan K3. Komunikasi
harus selalu di jaga dengan baik terutama menyangkut keselamatan bekerja. Seperti pada penelitian lainnya bahwa menurut Paulus salah satu sasaran utama dalam
manajemen proyek konstruksi yang harus dicapai adalah menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana, kondisi kerja, keselamatan kerja dan
komunikasi timbal balik yang terbuka antar atasan dan bawahan Christina. dkk., 2012.
Penerapan SMK3 tidak dapat terwujud jika pekerja hanya dilibatkan melalui tugas-tugas yang diberikan tanpa adanya konsultasi dengan pihak senior manajemen
mnejadi faktor utama dalam penerapan SMK3. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Gallagher tahun 2001 bahwa kesungguhan komitmen manajemen
senior dan pengaturan konsultasi karyawan sebagai faktor utama dalam efektivitas SMK3 Gallagher. dkk., 2001
Senior manajemen DAOP 2 melakukan tindakan perbaikan temuan terhadap ketidak sesuaian terkait K3 melalui laporan para manajer atau secara langsung
melihat ketidak sesuaian untuk segera diperbaiki, senantiasa melakukan pemantauan terhadap tindakan tersebut. Hal tersebut menunjukkan senior manajemen
memperhatikan setiap upaya perbaikan yang dilakukan karena pentingnya keterlibatan senior manajemen dalam tindakan perbaikan tersebut, hal ini sejalan
dengan pendapat Gallagher tahun 2001 bahwa membangun suatu tindakan perbaikan SMK3 perlu adanya dukungan dan keterlibatan dari senior manajemen, sebaliknya
dengan pembebanan kebawahan oleh manajer senior tanpa konsultasi akan mengahmbat efektivitas SMK3 Gallagher. dkk., 2001. Meski menurut Gallagher
kinerja K3 memang jarang di utamakan dalam penilaian manajemen baik formal maupun informal Gallagher. dkk., 2001.
Pada hakikatnya senior manajemen atau direktur dalam suatu perusahaan memang harus bertanggung jawab untuk menjalankan perusahaan dan mematuhi
undang-undang seperti sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
berdasarkan PP No. 50 tahun 2012 Ivana. dkk., 2014. Sebagai seorang senior
menejemen yang bertanggung jawab tentu memiliki korelasi dengan pekerja. Pekerja akan mengikuti apa yang diperintahkan sehingga sebagai seorang pemimpin
diharapkan memiliki perilaku selalu mengutamakan keselamatan dalam bekerja karena perilaku pemimpin mempunyai dampak signifikan terhadap sikap, perilaku
dan kinerja pegawai Kusumawati, 2008.
Komitmen yang tinggi dari senior manajemen akan berpengaruh pada kinerja dari pekerja, hal ini terbukti bahwa komitmen organisasi yang ditunjukkan oleh
pekerja DAOP 2 Bandung pun baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Christina pada tahun 2012 penelitiannya membuktikan bahwa bahwa komitmen
yang rendah dari senior menejemen mempengaruhi kinerja dari perusahaan tersebut. Bentuk komitmen dapat dilihat juga melalui dukungan terhadap anggaran
yang berkaitan dengan pengembangan SMK3 di tempat kerja seperti penyediaan APD atau fasilitas lain yang membutuhkan banyak anggaran, hal ini ditunjukkan
oleh senior manajemen DAOP 2 bahwa selama ini senor manajemen tidak mepersulit anggaran apa pun yang berkaitan dengan K3 yang sifatnya dapat
membangun K3 di DAOP 2. Sebagai pimpinan di DAOP 2 tentu senior manajemen memiliki kewajiban
untuk menjamin jalannya aspek K3 diperusahaan. Monitoring yang dilakukan melalui laporan manajer dari setiap unit, atau temuan berupa koreksi dari SHE pusat
sangat membantu senior manajemen dalam melakukan monitoring. Senior manajemen juga kerap kali melihat langsung ke lapangan untuk progress K3 yang
sebelumnya sudah diperintahkan.
Sebagai senior manajemen yang memperhatikan kebutuhan pekerja sebaiknya senior manajemen melakukan analisis terhadap pelatihan yang dibutuhkan pekerja
terutama pelatihan K3 karena menurut Smith 1997 secara pragmatis pelatihan memiliki dampak positif baik bagi pekerja yang mengikutinya maupun perusahaan.
Pekerja yang tahu betapa pentingnya keselamatan maka tidak akan berusaha melanggar kebijakan keselamatan yang diterapkan. Namun senior manajemen
DAOP 2 Bandung tidak secara langsung menganalisis kebutuhan pelatihan pekerja padahal akan mudah jika pelatihan tersebut di gagas langsung oleh senior
manajemen selain itu menjadi bentuk dukungan langsung dari senior manajemen dalam membudayakan K3 di tempat kerja. Pendapat sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Cooper dalam Azis tahun 2015 bahwa dukungan penyediaan pelatihan keselamatan menjadi indikator positif dalam membudayakan keselamatan
di temapt kerja Azis, 2015 Pelatihan akan memberikan banyak dampak yang baik untuk kemajuan
perusahaan dan pekerja itu sendiri. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ruky dalam Salim tahun 2014 bahwa pelatihan adalah salah satu usaha untuk
meningkatkan atau memperbaiki kinerja karyawan dalam pekerjaannya sekarang dan dalam pekerjaan yang lain yang terkait dengan yang sekarang dijabatnya, baik secara
individu meupun sebagai bagian dari tim kerja Salim, 2014.
Investigasi kecelakaan adalah pencarian fakta secara berhati-hati dengan pemeriksaan terperinci serta sistematik yang akhirnya dapat mengetahui penyebab
terjadinya kecelakaanWidyatuti, 2009. Kecelakaan kerja tidak dapat dihindari namun dapat dikendalikan melalui penelusuran penyebab dengan melakukan
investigasi, menghilangkan penyebabnya akan lebih efektif dalam mencegah
terjadinya kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi di DAOP 2 hanya sampai pada melakukan penanganan kegawat daruratan jika terjadi kecelakaan kerja, tetapi team
khusus atau senior manajemen sendiri tidak pernah melakukan investigasi kecelakaan, padahal berdasarkan temuan di lapangan kecelakaan memang pernah
terjadi namun hanya sampai pada penanganan oleh unit masing masing. Bentuk komitmen dari senior manajemen terhadap hal penting ini salah
satunya adalah dengan melakukan investigasi untuk mengatahui kondisi secara jelas untuk melakukan pengendalian. Linehan menyatakan bahwa keberhasilan
pelaksanaan K3 salah satunya yaitu melakukan investigasi kecelakaan kerja Silaban, 2010. Masih terjadinya kecelakaan kerja mengindikasikan bahwa
komitmen dari manajemen puncak masih kurang.
Kinerja K3 diperusahaan sangatlah berkaitan dengan peran senior manajemen, dengan memiliki komitmen yang cukup tinggi yang dimiliki senior
manajemen DAOP 2 Bandung tentu akan berperan dalam mensukseskan pelaksanaan K3 di DAOP 2 Bandung. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
Yuwono tahun 2006 bahwa manajemen puncak merupakan tokoh kunci yang memegang peranan penting dalam penetapan arah kebijakan perusahaan Senior
manajemen sebagai pembuat kebijakan di perusahaan Yuwono. dkk., 2006.
6.6. Pembahasan Analisis Taksonomi