terjadinya kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi di DAOP 2 hanya sampai pada melakukan penanganan kegawat daruratan jika terjadi kecelakaan kerja, tetapi team
khusus atau senior manajemen sendiri tidak pernah melakukan investigasi kecelakaan, padahal berdasarkan temuan di lapangan kecelakaan memang pernah
terjadi namun hanya sampai pada penanganan oleh unit masing masing. Bentuk komitmen dari senior manajemen terhadap hal penting ini salah
satunya adalah dengan melakukan investigasi untuk mengatahui kondisi secara jelas untuk melakukan pengendalian. Linehan menyatakan bahwa keberhasilan
pelaksanaan K3 salah satunya yaitu melakukan investigasi kecelakaan kerja Silaban, 2010. Masih terjadinya kecelakaan kerja mengindikasikan bahwa
komitmen dari manajemen puncak masih kurang.
Kinerja K3 diperusahaan sangatlah berkaitan dengan peran senior manajemen, dengan memiliki komitmen yang cukup tinggi yang dimiliki senior
manajemen DAOP 2 Bandung tentu akan berperan dalam mensukseskan pelaksanaan K3 di DAOP 2 Bandung. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
Yuwono tahun 2006 bahwa manajemen puncak merupakan tokoh kunci yang memegang peranan penting dalam penetapan arah kebijakan perusahaan Senior
manajemen sebagai pembuat kebijakan di perusahaan Yuwono. dkk., 2006.
6.6. Pembahasan Analisis Taksonomi
Penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana komitmen dari team manajemen DAOP 2 terhadap penerapan SMK3. Komitmen team manajemen sangatlah penting
karena berkaitan dengan kinerja atau performa di dalam organisasi itu sendiri seperti
yang di jelaskan dalam penelitian lain menurut Abusayyeh dkk dalam Azis 2015 dalam penelitiannya berjud
ul “A Investigation of Managements Commitment to Construction Safety
” menyatakan terhadap hubungan yang signifikan antara komitmen manajemen terhadap perform keselamatan suatu organisasi yang dilihat
dari tingkat cidera dan angka kecelakaan. Komitmen team manajemen akan tergambar dari beberapa komitmen yang dijelaskan dalam penelitian, yaitu komitmen
organisasi, komitmen dari senior manajemen dan melihat sejauh mana pembangunan dan pemeliharaan komitmen di DAOP 2 berdasarkan PP No 50 tahun 2012.
Komitmen organisasi ditentukan oleh tiga aspek yaitu affective commitment, continuance commitment, normative commitment, masing-masing aspek memiliki 8
kriteria yang hasilnya menunnjukkan bahwa pekerja bersedia bekerja keras dan mengikuti setiap kebijakan dan aturan yang ada demi tercapainya tujuan organisasi,
memiliki pertimbangan-pertimbangan biaya jika pekerja keluar dari perusahaan, merasa loyalitas adalah hal yang penting yang harus selalu dijaga, adanya rasa
memiliki dan berkewajiban menyelesaikan segala tugas yang di berikan. Isi dari jawaban menunjukkan komitmen yang tercipta dari dalam diri pekerja sudah cukup
baik. Komitmen senior manajemen yang ditunjukkan oleh senior manajemen DAOP 2
termasuk dalam kategori tinggi. Melalui sikap dan tindakan yang ditunjukkan baik Kepala DAOP atau Deputi menunjukkan sikap-sikap komitmen terhadap
keselamatan. Senantiasa mendukung program keselamatan seperti penggunaan APD, penyediaan APAR ditempat kerja, evaluasi dan tinjuan terhadap tindakan perbaikan,
melakukan observasi. Meski sudah cukup baik namun terdapat beberapa tindakan yang tidak dilakukan yaitu seperti melakukan investigasi kecelakaan, diskusi dengan
pekerja, dan melakukan analisis kebutuhan training untuk pekerja. Hal tersebut juga
sangat penting dilakukan, investigasi diperlukan untuk mendukung komitmen terakhir yang terdapat didalam kebijakan yaitu menciptakan zero accident. Pekerja
juga harus dilibatkan dan ditampung segala bentuk usulannya agar perusahaan selalu bersinergis dengan pekerjanya, serta memberikan training yag dibutuhkan seperti
training emergenci respon, training pengelasan dan lainnya. PT KAI telah bersepakat untuk menerapkan SMK3 di perusahaannya, yang
berarti bahwa DAOP 2 juga memiliki kewajiban untuk menerapkan SMK3 di setiap kegiatan kerja. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen yang dilakukan oleh
DAOP 2 belum maksimal, masih banyak kriteria yang belum dipenuhi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAOP 2 masih terfokus pada keselamatan untuk
penumpang, padahal DAOP 2 memiliki banyak pekerja yang bekerja dibawah risiko yang tinggi. Tindakan keselamatan kerja yang dilakukan hanya berdasarkan risiko
yang dilihat bisa dibuktikan dengan adanya safety sign, penggunaan APD, penyediaan APAR yang pada dasarknya dalam hirarki pengendalian adalah bagian
terakhir dalam mengendalikan risiko. Tindakan keselamatan tersebut harus di lakukan secara sitematis agar pemenuhan kriteria dalam elemen pertama SMK3
dapat sepenuhnya terpenuhi oleh DAOP 2 sehingga risiko dapat dikendalikan dengan baik.
6.7. Pembahasan Analisis Domain