Kesimpulan Komitmen Senior Manajemen

11. Kehadiran senior manajemen pada kegiatan training. Informasi ini digali triangulasi sumber dengan melakukan in-depth interview pada informan yaitu Manajer SDM, Manajer Sarana, Junior Manager Inspector JMI 2A dan 2B, Kepala Dipo Lokomotif. In-depth interview dilakukan pada waktu yang berbeda dengan pertanyaan yang sama. Rata-rata jawaban informan menyatakan bahwa Kepala DAOP atau Deputi selalu mengahadiri training baik ekternal mauapun internal, jika keduanya berhalangan hadir maka akan ada surat tugas kepada salah satu manajer untuk menggantikan. Berikut salah satu kutipan wawancara dari informan: Informan 1 Manajer SDM “oh iya minimal beliau pertama pembukaan terus pembekalan dari beliau misalnya tujuan misalnya seperti pelatihan kemarin pelatihan APAR” Kesimpulan yang dapat disimpulkan dari jawaban beberapa sumber menyatakan bahwa kepala DAOP atau Deputi menghadiri training-training baik internal maupun eksternal sehingga pertanyaan ini memiliki nilai 1 yang berarti iya kegiatan tersebut dilakukan.

5.2.4. Kesimpulan Komitmen Senior Manajemen

Informasi ini berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan telaah dokumen yang sudah disimpulkan peneliti bahwa terdapat 8 kriteria yang terpeuhi, selanjutnya dapat dilihat hasilnya pada tabel 6.2 untuk menentukan kategori komitmen. Tabel 6.2 Kategori Penilaian Komitmen Senior Management No Kriteria Penilaian Kriteria yang Terpenuhi 1 Komitmen Sangat Tinggi 9-11 2 Komitmen Tinggi 7-8 3 Komitmen Sedang 4-6 4 Komitmen Rendah 2-3 5 Tidak memiliki komitmen 0-1 Sumber : Lubis, 2009 Berdasarkan 11 kriteria senior manajemen commitment indeks milik Dominic Cooper maka dapat diketahui pemenuhan komitmen senior management DAOP 2 Bandung pada tingkat komitmen yang tinggi karena memenuhi kriteria 8 dari 11 kriteria yang ada. Komitmen tinggi ini diketahui melalui sikap-sikap yang ditunjukkan oleh senior manajemen. Diketahui melalui 8 kriteria yang terpenuhi adalah senior manajemen ikut serta dalam observasi, inspeksi dan identifikasi bahaya, selalu hadir dalam pertemuan K3 yang di adakan oleh SHE, melakukan diskusi dengan manajer lain, senior manajemen melakukan tindakan perbaikan terhadap ketidak sesuaian terkait K3, senantiasa melakukan pemantauan terhadap tindakan koreksi, memberikan persetujuan terhadap anggaran yang diperuntukkan untuk perkembangan SMK3, melakukan tinjauan dan monitoring terhadap progress program-program K3, serta selalu mengahdiri kegiatan training. Kriteria lain yang tidak terpeuhi oleh Kepala DAOP 2 Bandung karena beliau tidak melakukan diskusi khusus mengenai aspek K3 dengan pekerja, diskusi yang selama ini dilakukan terbatas pada pekerjaan. Kepala DAOP juga tidak melakukan investigasi terhadap kecelakaaan yang terjadi karena berdasarkan observasi dari kantor pusat menyatakan tidak adanya kecelakaan kerja, namun ketika melakukan wawancara dengan beberapa pekerja mereka menceritakan bahwa kejadian kecelakaan segera ditangani oleh unit sehingga tidak terlaporkan ke Kantor DAOP. Kriteria selanjutnya yang tidak terpenuhi adalah analisis terhadap kebutuhan training yang dilakukan oleh kepala DAOP. Hasil dari kedua komitmen baik itu komitmen dari Senior Manajemen dan Komitman Organisasi menunjukkan komitmen sudah baik, kedua komitmen ini seharusnya dapat mempengaruhi pemenuhan elemen penerapan kebijakan K3 berdasarkan PP no. 50 tahun 2012 untuk memenuhi kriteria audit pemenuhan dan pemeliharaan komitmen. Komitmen yang baik dari senior manajemen dan komitmen organisasi yang baik dari jajaran manajemen tengah dan bawah dalam menerapkan SMK3 akan berdampak positif pada kriteria-kriteria elemen pemenuhan dan pemeliharaan komitmen karena menejemen akan selalu berorientasi untuk menunjukkan bahwa perusahaan patuh akan apa yang sudah ditetapkan dan disepakati didalam perusahaannya dan dipandang perusahaan yang konsisten untuk menerapkan SMK3 berdasarkan PP No. 50 tahun 2012.

5.2.5. Analisis Pelaksanaan Elemen Penetapan Kebijakan K3 Berdasarkan PP No. 50 tahun 2012