137
Analisis selanjutnya terhadap hasil penelitian yaitu analisis taksonomi, seperti yang dijelaskan dalam bagan 5.1. Cara membaca analisis ini diawali dari pokok
pembahasan yang pertama yaitu peneliti ingin mengetahui komitmen team manajemen DAOP 2 Bandung. Komitmen tersebut akan tergambarkan melalui
berbagai segi komitmen yaitu komitmen organisasi, komitmen senior manajemen dan kriteria komitmen yang ditentukan oleh PP No. 50 tahun 2012. Komitmen
organisasi sendiri ditentukan oleh 3 aspek yaitu affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment yang masing masing aspek memiliki 8
kriteria. Selanjutnya komitmen senior manajemen yang akan tergambar melalui 11 kriteria, dan yang terakhir adalah kriteria menurut PP No. 50 tahun 2012 yang bisa
dilihat dari segi kebijakan K3, tanggung jawab dan wewenang, tinjauan dan evaluasi, konsultasi dan keterlibatan pekerja.
Hasilnya menjelaskan bahwa komitmen organisasi sudah baik, komitmen senior manajemen tinggi. Sedangkan pemenuhan kriteria menurut PP No. 50 tahun
2012 masih kurang karena dari 26 kriteria elemen pertama berdasarkan analisis hanya 7 kriteria yang terpenuhi. Bila dipersentasekan dalam tingkat pencapaian
DAOP 2 Bandung baru masuk ke dalam kategori persentase 59-0 yang berarti masuk kedalam tingkat pencapaian kurang.
5.2.9. Analisis Domain
Berdasarkan hasil analisis taksonomi yang dilakukan pada komitmen organisasi, komitmen senior manajemen dan pemenuhan elemen pertama PP No. 50
tahun 2012 yang di analisis kembali dengan teknik analisis domain menjelaskan bahwa komitmen organisasi akan terbentuk dari tiga aspek yaitu affektif, continuance
dan normative. Komitmen organisasi akan berpengaruh pada komitmen perusahaan
di dukung dengan komitmen yang tinggi dari senior manajemen. Perusahaan yang berkomitmen akan menjalankan apa yang sudah diputuskannya salah satunya adalah
pemenuhan pada kebijakan yang di anut, akan tetapi pada penelitian ini komitmen berdasarkan kriteria elemen pertama PP No. 50 tahun 2012 tidak terpenuhi meskipun
komitmen organisasi dan komitmen senior manajemen sudah kuat. Berikut hal tersebut dijelaskan dalam tabel 5.2
Tabel 6.4 Analisis Domain Komitmen Team Manajemen DAOP 2 Bandung Tahun 2015
No Rincian Domain
Hubungan Sematik Domain
1 -
Affective commitment baik -
Continuance commitment baik
- Normatif commitment baik
Sebab dari Terbentuknya komitmen organisasi yang
baik
2 -
Komitmen keselamatan senior manajemen yang baik
Mempengaruhi Terbentuknya komitmen keselamatan
pekerja
3 -
komitmen organisasi yang baik
- komitmen keselamatan dari
senior manajemen dan pekerja yang baik
Sebab dari Terbentuknya komitmen keselamatan
perusahaan
4 -
Adanya kebijakan keselamatan tidak khusus
untuk keselamatan pekerja -
tanggung jawab dan wewenang tidak
terdokumentasi dan tidak jelas
- evaluasi dan tinjaun selalu
dilakukan namun tidak terdokumentasi
- konsultasi dan keterlibatan
pekerja yang di abaikan Sebab dari
Tidak terpenuhinya elemen pertama PP No. 50 tahun 2012
5 -
komitmen keselamatan perusahaan yang baik
Bukan semata-mata sebab dari terpenuhinyan elemen pertama SMK3 di
perusahaan.
Pada dasarnya setiap domain memiliki keterkaitan dengan domain lainnya, peneliti akan berusaha menjelaskan satu persatu domain tersebut.pekerja yang mau
menerima setiap kebijakan perusahaan dan berusaha bekerja keras demi tercapainya tujuan perusahaan serta adanya pertimbangan biaya jika tidak bekerja di perusahaan
yang akan menimbulkan rasa kewajiban terhadap tugas-tugas di perusahaan merupakan sebab dari terbentuknya komitmen organisasi.
Senior manajemen yang konsisten dengan aturan atau kebijakan yang dibuat akan mematuhi apa yang sudah dibuatnya. Senior manajemen adalah sebagai contoh
dalam perusahaan, sehingga memiliki kaitan kuat dengan perilaku pekerjanya. Senior manajemen adalah salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan, karena selain
sebagai penentu senior manajemen adalah orang yang paling memahami kondisi perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa jika senior manajemen membuat suatu
kebijakan keselamatan dan berkomitmen untuk menerapkannya maka akan mempengaruhi tindakan pekerjanya untuk bekerja dengan selamat.
Adanya kesediaan bekerja keras dan mau menerima segala kebijakan yang ada artinya mau bekerja dengan kebijakan keselamatan yang ada demi mencapai
tujuan perusahaan serta keinginan mempertahankan diri untuk tetap berada di perusahaan, dipengaruhi oleh faktor luar yaitu komitmen yang dicontohkan oleh
senior manajemen dan konsistensi dari manajemen dalam menerapkan kerja selamat merupakan sebab dari terbentuknya komitmen keselamatan diperusahaan, bekerja
selamat bukan lagi tuntutan yang dilakukan terpaksa tetapi menjadi budaya di perusahaan.
Menerapkan suatu sistem dalam perusahaan akan memperjelas komitmen yang dibuat, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan keselamatan tidak
memfokuskan pada aspek keselamatan pekerja, wewenang dan tanggung jawab tidak terdokumentasikan, tindakan hanya dilakukan tanpa didokumentasikan sehingga
perusahaan melupakan mana yang belum, mana risiko yang harus diprioritaskan. Perusahaan juga mengabaikan arti pekerja untuk dilibatkan dalam menentukan setiap
tindakan dan kebijakan padahal objek keselamatan adalah pekerja itu sendiri, perusahaan memiliki kewajiban untuk mejaga pekerja agar tetap selamat demi
menciptakan perusahaan yang produktiv. Semua hal tersebut tidak dilakukan oleh DAOP 2 sehingga menjadi sebab dari tidak terpenuhinya elemen pertama PP No. 50
tahun 2012. Meskipun komitmen keselamatan sudah terbentuk di perusahaan, namun
tidak dikerjakan secara sitematis sesuai dengan aturan yang ada maka tindakan keselamatan tidak akan dapat memenuhi kriteria elemen pertama SMK3 berdasarkan
PP No. 50 tahun 2012, perusahaan akan tetap tidak memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan SMK3 dierusahaan.
5.2.10. Komitmen Team Manajemen Terhadap Penerapan SMK3