Analisis Aktivitas Peserta Didik Analisis Aktivitas Guru

4.2.2.3.7 Uji Hipotesis 7 Selanjutnya, peneliti akan melakukan uji lanjut untuk menentukan rata- rata kemampuan berpikir kreatif mana kah yang lebih baik antara kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol. Hipotesis yang diambil adalah . Sedangkan hipotesis tandingannya adalah . Dengan adalah rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen 1, dan adalah rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis tersebut, peneliti menggunakan uji lanjut LSD Least Significance Difference. Dari perhitungan tersebut diperoleh dan . Karena maka H ditolak. Artinya rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen 1 lebih baik daripada kelas kontrol. Dari ketiga kelompok sampel, kelas eksperimen 1 dapat dinyatakan memperoleh hasil yang paling baik dibandingkan dengan kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Perhitungan uji hipotesis 5, 6, dan 7 selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 31.

4.2.3 Analisis Aktivitas Peserta Didik

Proses pembelajaran yang dilakukan pada dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dilakukan dengan memperhatikan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang digambarkan pada Gambar 4.1 seperti berikut. Gambar 4.1 Grafik Hasil Lembar Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik pada Kelas Eksperimen 1, Eksperimen 2, dan Kontrol Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen memiliki kriteria sangat baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, baik eksperimen 1 dan eksperimen 2 dengan persentase masing-masing 88,89 dan 82,22. Pada kelas kontrol aktivitas peserta didik memiliki kriteria baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan persentase 71,11. Berdasarkan data dan perhitungan pada Lampiran 38-43 menghasilkan kesimpulan bahwa persentase keaktifan peserta didik pada pembelajaran model Treffinger berbantuan alat peraga lebih tinggi dari persentase keaktifan peserta didik pada pembelajaran model Treffinger dan ekspositori.

4.2.4 Analisis Aktivitas Guru

Proses pembelajaran yang dilakukan pada dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dilakukan dengan memperhatikan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran yang digambarkan pada Gambar 4.2 seperti berikut. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 Eksperimen 1 88,89 Eksperimen 2 82,22 Kontrol 71,11 Gambar 4.2 Grafik Hasil Lembar Pengamatan terhadap Aktivitas Guru pada Kelas Eksperimen 1, Eksperimen 2, dan Kontrol Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat bahwa aktivitas guru pada kelas eksperimen 1, eksperimen 2, dan kelas kontrol memiliki kriteria sangat baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan persentase masing-masing 92,42, 90,83 dan 86,67. Berdasarkan data dan perhitungan pada Lampiran 32-37 menghasilkan kesimpulan bahwa persentase aktivitas guru pada pembelajaran model Treffinger berbantuan alat peraga lebih tinggi dari persentase aktivitas guru pada pembelajaran model Treffinger dan ekspositori.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pelaksanaan Model Treffinger Berbantuan Alat Peraga

Penelitian di kelas sampel dilaksanakan dalam empat kali pertemuan yang terbagi menjadi tiga kali penyampaian materi dan satu kali posttest. Posttest yang diberikan berupa pemberian soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis untuk 83.00 84.00 85.00 86.00 87.00 88.00 89.00 90.00 91.00 92.00 93.00 Eksperimen 1 92,42 Eksperimen 2 90,83 Kontrol 86,67

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT

2 11 301

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PADA MATERI GEOMETRI KELAS VIII

0 25 429

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL SOMATIC AUDITORY VIZUALIZATION INTELLECTUAL BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII PADA MATERI SEGITIGA SMP NEGERI 1 SEMARANG

1 32 429

KEEFEKTIFAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK SMP

0 20 259

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI POKOK GEOMETRI KELAS X

1 7 313

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP.

5 21 70

. Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Bawen Pada Materi Pokok Segitiga Tahun Pelajaran 2009/2010.

0 0 1

(ABSTRAK) KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATERI SEGI EMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 PEGANDON.

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATERI SEGI EMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 PEGANDON.

0 0 122