kreatif. Teknik-teknik yang digunakan pada tahap pengembangan berfikir dan merasakan secara lebih kompleks serta cognitive conflict yang menyertainya.
3
Tahap III tahap keterlibatan dalam tantangan nyata
Pada tahap ini penekanannya pada penggunaan proses berfikir dan merasakan secara kreatif untuk memecahkan masalah secara bebas dan mandiri. Tujuan
dari tahap keterlibatan dalam tantangan nyata adalah menerapkan konsep tentang materi yang diajarkan. Pada tahap ini, Peserta didik menggunakan
kemampuan mereka dengan cara-cara yang bermakna untuk kehidupannya. Peserta didik tidak hanya belajar keterampilan berfikir kreatif, tetapi juga
bagaimana menggunakan informasi ini dalam kehidupan mereka.
1.5.4 Model Pembelajaran Ekspositori
Model ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada peserta didik Dimyati, 2002: 172. Model pembelajaran
ekspositori merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan terlebih dahulu definisi, prinsip, dan konsep materi pembelajaran
serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Peserta didik
mengikuti pola yang telah ditentukan atau dirancang oleh guru. Pada model pembelajaran ekspositori peserta didik tidak perlu mencari dan menemukan
sendiri fakta-fakta, konsep, dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
ekspositori berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci.
1.5.5 Alat Peraga
Menurut Waluya Sugiarto, 2010: 10, ditinjau dari fungsinya, media atau alat peraga dapat memberikan motivasi belajar, memberikan variasi dalam
pembelajaran, mempengaruhi daya abstraksi, memperkenalkan, memperbaiki, dan meningkatkan pemahaman konsep dan prinsip. Pemanfaatan media atau alat
peraga yang dilakukan secara secara benar akan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk membangun sendiri pengetahaun yang sedang dipelajarinya.
1.5.6 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan suatu kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam proses pembelajaran matematika.
Kemampuan berpikir kreatif matematis diperlukan dalam pembelajaran matematika sebagai modal dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
Aspek kemampuan berpikir kreatif matematis yang akan peneliti ukur sebagai berikut Prieto et al., 2006: 279.
1 Aspek fluency kelancaran, yaitu kemampuan untuk memberi jawaban
masalah dengan tepat. 2
Aspek flexibility keluwesan, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah dengan berbagai cara.
3 Aspek originality keaslian, yaitu kemampuan untuk menggunakan ide, cara,
dan bahasa yang digunakan masing-masing. 4
Aspek elaboration kerincian, yaitu kemampuan untuk mengembangkan, memperinci, dan memperkaya suatu gagasan matematik.
1.5.7 Ketuntasan