Setelah perencanaan ini tersusun dengan matang, OSIS perlu menerapkan fungsi pengorganisasian. Hal ini dilakukan dengan membentuk panitia dengan
pembagian tugas yang jelas. Pembagian tugas yang jelas tentu saja memudahkan pelaksanaan gerakan penghijauan. Dalam pelaksanaan, orang-orang yang terlibat
digerakkan agar bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan tentu saja perlu diawasi. Tujuannya untuk memastikan pelaksanaan
sesuai dengan rencana, mencegah adanya kesalahan, menciptakan kondisi agar para siswa bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, mengadakan
koreksi terhadap kegagalan yang timbul, dan memberi jalan keluar atas suatu kesalahan.
2.11. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang mengkaji penerapan model pembelajaran guided discovery leraning untuk meningkatkan hasil belajar dan kemandirian belajar siswa telah
banyak dilakukan. Dari berbagai penelitian itu variabel-variabel yang relevan pada penelitian ini telah dilakukan oleh Martina, Hermawan, Prakosa, Angraeni,
Akanmu dan Fajemidagba serta Akinbobola dan Afolabi. 1.
Penelitian pertama dilakukan oleh Martina dan Suharyanto 2013 dengan judul “Pengaruh Pendekatan Guided Discovery Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Fisika”. Dari penelitian
tersebut diketahui bahwa pembelajaran dengan pendekatan guided discovery learning efektif terhadap hasil belajar dan kemampuan berfikir kritis siswa
kelas XII SMK Negeri 3 Wonosari. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan menggunakan uji t dengan taraf signifikan 5. Hasil uji t untuk
hasil belajar kognitif diperoleh t
hitung
t
tabel
5,421 2,000 dan Hasil uji t untuk hasil kemampuan berpikir kritis diperoleh t
hitung
t
tabel
2,8262,000. Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah
kesamaan variabel yaitu model pembelajaran guided discovery learning. Kebaharuannya, pada penelitian kali ini yaitu dengan penambahan sikap
berupa kemandirian belajar. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah metode tes dan angket, sedangkan dalam penelitian Martina metode
pengumpulan datanya menggunakan metode lembar observasi dan tes. 2.
Penelitian kedua dalah penelitian yang dilakukan oleh Hermawan 2014 dengan judul “Efektivitas Metode Discovery Learning Pada Prestasi Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Di SMA Negeri 1 Rancah Kabupaten Ciamis ”
Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning prestasi belajar siswa menjadi lebih baik,
terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PKn yang menggunakan metode discovery learning dengan
pembelajaran PKn yang menggunakan metode konvensional. Hal ini dibuktikan dari nilai t
hitung
lebih besar daripada t
tabel
t
hitung
:3,190 t
tabel
:2,000, dan nilai signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 5
0,0000,05. Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah kesamaan variabel yaitu model pembelajaran discovery
learning. Kebaharuannya, pada penelitian kali ini yaitu dengan penambahan sikap berupa kemandirian belajar. Metode pengumpulan data yang peneliti
gunakan adalah metode tes dan angket, sedangkan dalam penelitian Hermawan metode pengumpulan datanya menggunakan metode tes.
3. Penelitian Ketiga dalah penelitian yang dilakukan oleh Prakosa dan Dhoruri
2014 dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Guided Discovery Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Matematika Topik Trigonometri SMA XI IPA di SMA Negeri 11 Yogyakarta”. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa dengan
menerapkanmodel pembelajaran penenmuan terbimbing Guided Discovery Leraning dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa yang berimbas pada
meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. Persentase pemahaman konsep meningkat dari 74,53 dengan 14 siswa tuntas pada siklus I menjadi 86,25
dengan 27 siswa tuntas pada siklus II. Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah kesamaan variabel yaitu model
pembelajaran guided discovery learning. Kebaharuannya, pada penelitian kali ini yaitu dengan penambahan sikap berupa kemandirian belajar. Jenis
penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian eksperimen, sedangkan dalam penelitian Prakosa dan Dhoruri termasuk dalam penelitian tindakan
kelas. 4.
Penelitian keempat yang dilakukan oleh Anggraini 2011 dengan judul
“Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian TPHP 1 SMK Negeri 1 Pandak Pada Materi
pokok Menerapkan Proses Pengecilan Ukuran Melalui Metode Discovery ”.
Hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran menggunakan metode
discovery dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. Peningkatan kemandirian belajar siswa ditandai dengan peningkatan persentase aspek-
aspek kemandirian yang diamati pada angket, yaitu 1. motivasi siswa meningkat dari 69,17, menjadi 76,11, 2. aspek inisiatif siswa dari
77,64 meningkat menjadi 78,34, 3. aspek percaya diri siswa dari 65,14 meningkat menjadi 76,67, 4. aspek disiplin siswa dari 65,08 meningkat
menjadi 75,10 dan 5. aspek tanggung jawab siswa dari 69,45 meningkat menjadi 75,52. Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian yang
peneliti lakukan adalah kesamaan variabel yaitu model pembelajaran guided discovery learning dan kemandirian belajar siswa. Kebaharuannya, pada
penelitian kali ini yaitu dengan penambahan variabel lain yaitu hasil belajar. 5.
Penelitian kelima yang dilakukan oleh Akanmu dan Fajemidagba 2013 dengan judul “Guided Discovery Learning Strategy and Senior School
Students Performance in Mathematics in Ejigbo ”. Hasil dari penelitian ini
adalah bahwa kelas eskperimen yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery learning memiliki skor
nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran guided discovery learning.
Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah kesamaan variabel yaitu model pembelajaran guided discovery learning.
Kebaharuannya, pada penelitian kali ini yaitu dengan penambahan sikap berupa kemandirian belajar.
6. Penelitian yang terakhir dilakukan oleh Akinbobola dan Afolabi 2010
dengan judul “Constructivist practices through guided discovery approach: The effect on students’ cognitive achievement in Nigerian senior secondary
school physics ”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat perbedaan
rata-rata nilai peserta didik yang belajar menggunakan guided discovery leraning dibandingkan dengan pembelajaran exprositoris ceramah. Hal ini
dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa perempuan yang menggunakan guided discovery leraning adalah 77,87, sedangkan nilai rata-
rata hasil siswa perempuan yang menggunakan exspository ceramah adalah 60,00. Begitu pula dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa laki-laki yang
menggunakan guided discovery leraning adalah 77,58, sedangkan nilai rata- rata hasil siswa laki-laki yang menggunakan exspository ceramah adalah
59,57. Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah kesamaan variabel yaitu model pembelajaran guided discovery
learning. Kebaharuannya, pada penelitian kali ini yaitu dengan penambahan sikap berupa kemandirian belajar.
2.12. Kerangka Berpikir