6. Penelitian yang terakhir dilakukan oleh Akinbobola dan Afolabi 2010
dengan judul “Constructivist practices through guided discovery approach: The effect on students’ cognitive achievement in Nigerian senior secondary
school physics ”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat perbedaan
rata-rata nilai peserta didik yang belajar menggunakan guided discovery leraning dibandingkan dengan pembelajaran exprositoris ceramah. Hal ini
dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa perempuan yang menggunakan guided discovery leraning adalah 77,87, sedangkan nilai rata-
rata hasil siswa perempuan yang menggunakan exspository ceramah adalah 60,00. Begitu pula dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa laki-laki yang
menggunakan guided discovery leraning adalah 77,58, sedangkan nilai rata- rata hasil siswa laki-laki yang menggunakan exspository ceramah adalah
59,57. Relevansi antara penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah kesamaan variabel yaitu model pembelajaran guided discovery
learning. Kebaharuannya, pada penelitian kali ini yaitu dengan penambahan sikap berupa kemandirian belajar.
2.12. Kerangka Berpikir
Sebagian besar peserta didik SMA mengalami kesulitan dalam belajar mata pelajaran ekonomi, khusunya pada peserta didik di SMA Negeri 3 Slawi
Kabupaten Tegal. Asumsi ini disebutkan berdasarkan observasi dan wawancara peneliti dengan guru ekonomi di SMA Negeri 3 Slawi Ibu Eko Rikhanawati, S.Pd.
Kesulitan belajar disebabkan karena kurang tertariknya peserta didik untuk belajar ekonomi. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dalam proses
pembelajaran dapat menimbulkan kebosanan atau kejenuhan, kurang memahami konsep dan monoton sehingga peserta didik kurang termotivasi untuk belajar.
Peran guru yang terlalu dominan dalam pembelajaran juga menyebabkan siswa kurang mandiri dalam belajar. Pembelajaran yang monoton dan terlalu
dominannya peran guru dalam pembelajaran menjadikan peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran dan kurang terlibat dalam proses belajar mengajar. Hal
tersebut dapat terlihat ketuntasan klasikal hasil belajar peserta didik hanya mencapai 43,75 sedangkan 56,25 peserta didik belum mampu mencapai
kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan KKM pada mata pelajaran ekonomi yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 75 dengan ketuntasan klasikal 85. Banyaknya
nilai siswa yang berada di bawah KKM dan klasikal hasil belajar yang belum mencapai 85 menunjukan bahwa hasil belajar siswa kurang maksimal dan
kemandirian belajar siswa masih rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah model
pembelajaran yang di terapkan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi, waktu, karakteristik dan jumlah siswa dikelas. Oleh
karena itu dengan penerapan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar dan melatih kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Pembelajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional umumnya lebih didominasi dengan kegiatan ceramah dan
komunikasi satu arah, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan kurang mandiri dalam belajar. Model pembelajaran ini lebih bersifat monoton dan membosankan
bagi peserta didik. Dalam banyak hal, dengan penggunaan model pembelajaran
konvensional guru menghabiskan seluruh waktu pembelajaran untuk memaparkan materi. Karena memang tuntutan muatan materi yang perlu disampaikan luas.
Kondisi demikian tentu bukan merupakan langkah terbaik, sehingga perlu dicari alternatif yang inovatif.
Model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan melatih kemandirian belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi
adalah pembelajaran penemuan terbimbing guided discovery learning. Model pembelajaran penemuan terbimbing guided discovery learning merupakan salah
satu model pembelajaran yang dapat mendayagunakan kemampuan baik siswa maupun guru dalam pembelajaran mata pelajaran ekonomi.
Pembelajaran mata pelajaran ekonomi melalui model pembelajaran penemuan terbimbing melibatkan siswa secara aktif dengan menemukan sendiri
konsep-konsep ekonomi dengan bimbingan guru. Meskipun mendapatkan bimbingan tetap siswalah yang menjadi objek dan subjek belajar, sedangkan guru
hanya sebagai mediator ataupun fasilitator yang bertugas untuk menyediakan, membimbing dan memenuhi kebutuhan siswa saat proses pembelajaran
berlangsung. Dengan demikian, diduga model pembelajaran penemuan terbimbing efektif
digunakan dalam mata pelajaran ekonomi materi pokok manajemen pada siswa kelas X IIS SMA Negeri 3 Slawi untuk meningkat hasil belajar dan melatih
kemandirian belajar siswa bila dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Gambar 2.1 Kerangka Bepikir
Pre-test Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol Pembelajaran mata pelajaran ekonomi materi pokok manajemen
Pre-test
dibandingka n
H2 dan H3 Ada perbedaan hasil belajar
dan kemandirian belajar yang diperoleh kelas eksperimen
dan kelas kontrol KKM
dibandingkan Post-test
Penerapan model pembelajaran konvensional
dibandingkan Penerapan model
pembelajaran guided discovery
Angket Post-test
Angket
Nilai Akhir Hasi Belajar
Kemandirian Belajar
Nilai Akhir Hasi Belajar
Kemandirian Belajar
Nilai Awal Hasi Belajar
Nilai Awal Hasi Belajar
2.13. Hipotesis