TINJAUAN PUSTAKA 10 KERANGKA BERPIKIR DEFINISI ISTILAH 37 METODE PENELITIAN 44 HASIL PENELITIAN 54 PEMBAHASAN 83 KESIMPULAN SARAN 118

xiv DAFTAR TABEL Nomor Tabel Halaman 3.1 Bagan Definisi Isilah 33 4.1 Triangulaisi Sumber 40 4.2 Triangulasi Metode 41 5.1 Karakteristik Informan Pegawai 47 5.2 Karakteristik Informan Pasien 47 xv DAFTAR GAMBAR Nomor Gambar Halaman 5.1 Struktur Organisasi Unit Pemasaran RSUD Pasar Rebo 46 xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara Kepala Unit Pemasaran Lampiran 2 Pedoman Wawancara Staf Unit Pemasaran Lampiran 3 Pedoman Wawancara Pasien Lampiran 4 Tabel Checklist Observasi Lampiran 5 Tabel Checklist Telaah Dokumen Lampiran 6 Matriks Wawancara Lampiran 7 Uraian Tugas Koordinator Informasi Lampiran 8 Uraian Tugas Customer Service Lampiran 9 Uraian Tugas Pelaku Admission Lampiran 10 Uraian Tugas Pelaksana Informasi Lampiran 11 Uraian Tugas Operator Lampiran 12 Protap Pengendalian Informan Pelayanan Lampiran 13 Protap Penanganan Komplain Pasien Lampiran 14 Surat Keputusan Direktur Mengenai Prosedur Penanganan Keluhan Lampiran 15 Rekap Keluhan Pasien Lampiran 16 Contoh Formulir Keluhan Lampiran 17 Contoh Formulir Saran Lampiran 18 Contoh Buku Customer Service xvii DAFTAR SINGKATAN BAPPENAS : Badan Pengawasan Nasional BPJS : Badan Pengelola Jaminan Kesehatan JKN : Jaminan Kesehatan Nasional KSP : Kepala Satuan Pelaksana PJ : Penanggung Jawab PKIP : Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku PKRS : Promosi Kesehatan Rumah Sakit Protap : Prosedur Tetap RAB : Rencana Anggaran Belanja SDM : Sumber Daya Manusia SK : Surat Keputusan SOP : Standard Operational Procedure Subbag : Sub bagian Tupoksi : Tugas Pokok dan Fungsi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan sarana yang berfungsi untuk melakukan suatu upaya, kesehatan penunjang maupun kesehatan rujukan. Sejalan dengan meningkatnya pendidikan, perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan, masyarakat menuntut pelayanan yang lebih baik. Dijelaskan pula oleh Hanson, Winnie dan Hsiao 2004 bahwa peningkatan mutu pelayanan yang berkesinambungan menjadi salah satu kunci penting dalam menghadapi era globalisasi yang mengisyaratkan bahwa pelayanan harus dilakukan sesuai standar dan memenuhi kaidah-kaidah mutu yang berorientasi kepada kepentingan konsumen, sesuai dengan keinginan masyarakat semakin hari semakin berkembang dimana masyarakat kini cenderung menuntut rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan prinsip “One Step Quality Services ” yang artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dilayani oleh rumah sakit secara mudah, cepat, akurat, bermutu dengan biaya terjangkau Ilyas, 2000. Hal tersebut berarti bahwa untuk mendukung terciptanya lingkungan sehat di kalangan masyarakat, rumah sakit harus dapat memberi pelayanan yang terbaik dan memuaskan bagi pelanggannya, tidak hanya dibidang medis saja, tapi juga dibidang non medis. Salah satu produk yang diberikan rumah sakit adalah pelayanan jasa kesehatan. Pelayanan ini dapat langsung dirasakan oleh pasien sehingga pasien dapat menilai apakah pelayanan yang diterima sudah sesuai dengan yang mereka inginkan. Amirudin 2007 juga mengatakan bahwa mengenai pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan di rumah sakit atau pelayanan kesehatan diantaranya pendekatan dan perilaku petugas mempengaruhi perasaan pasien terutama saat pertama kali datang dan mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan dan apa yang dapat diharapkan. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi kepuasan dan persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan adalah bagaimana menangani keluhan pelanggan. Hal tersebut dijelaskan kembali oleh Hansemark, yang mengatakan bahwa semangat pelanggan untuk melakukan komplain dapat meningkatkan kepuasan mereka terutama bagi pelanggan yang tidak merasakan kepuasan atas pelayanan yang diberikan Ernawati, 2010. Tantangan bagi penyedia layanan kesehatan adalah bagaimana menangkap dan menggunakan informasi ini untuk secara produktif meningkatkan kualitas, keamanan dan aksesibilitas sistem perawatan kesehatan bagi konsumen. keluhan dan komentar lain dari konsumen adalah alat belajar yang berharga Health Services Review Council, 2005. Sebaliknya, akan menjadi suatu ancaman bila pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit akan menyampaikan pengalaman buruk yang diterima kepada 10-20 orang lain, atau bahkan ada yang diam saja dan langsung beralih ke rumah sakit yang lain Georson, 2002. Menangani keluhan dapat menjadi upaya efektif dalam menyelesaikan masalah sebelum menjadi lebih buruk, memberikan obat kepada klien yang telah menderita kerugian, dan memelihara hubungan baik antara organisasi dan masyarakat Commonwealth Ombudsman of Autralia, 2009. Dapat pula mempengaruhi keputusan pasien untuk menggunakan kembali pelayanan rumah sakit ini dimasa datang. Hasil penelitian Kiantini 2003 menunjukkan bahwa penanganan keluhan merupakan umpan balik untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit, jika hal tersebut tidak ditangani rumah sakit dapat mengalami kerugian berupa tersebarnya image yang buruk sehingga akan mengurangi kunjungan dan kepercayaan pasien. Artinya, pelayanan yang kurang ramah dapat berpengaruh kepada citra rumah sakit di mata masyarakat. Pertimbangan yang digunakan untuk memperbaiki menajemen pengaduan masyarakat untuk pelayanan publik juga menurut hasil penelitian BAPPENAS 2010 masih lemahnya kondisi aktual elemen manajemen komplain yang dimiliki oleh instansi penyelenggara pelayanan publik di Indonesia. Hal-hal yang dianggap lemah berupa masih banyak instansi belum memiliki sop penanganan komplain; tim atau bagian penanganan komplain belum tercantum dalam struktur organisasi; koordinasi dan sinergi belum kuat sdm menangani kegiatan penanganan pengaduan juga menangani kegiatan lain; belum ada fasilitasi merit system; sebagaian besar sarana dan infrastruktur yang dimiliki masih terbatas pada kotak saran dan hotline; pencatatan data pengaduan yang masuk sudah dilakukan tapi pelaporan penanganan keluhan masih belum dicatat; pendanaan operasional masih terbatas; dan kesadaran masyarakat akan hak mengadu masih kurang. Pelanggan yang mengeluh dapat menjadi momentum yang baik karena memberikan kesempatan kepada organisasi untuk melakukan pemulihan jasa service recorvery. Pelanggan yang mengeluh bisa berubah menjadi pelanggan yang loyal apabila organisasi dapat menangani keluhan tersebut dengan baik Yoeti, 1999. Munculnya kesadaran institusi pemerintah untuk mengelola keluhan dengan baik juga tidak terlepas dari pergeseran cara pandang dalam melihat keluhan itu sendiri. Keluhan yang selama ini dilihat sebagai sesuatu yang negatif saat ini justru dipandang sebagai sesuatu yang positif karena dianggap mampu memberikan kontribusi terhadap perbaikan terhadap kinerja birokrasi pelayanan publik. BAPPENAS, 2010 Rumah Sakit Pasar Rebo merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang memiliki visi “Menjadi Rumah Sakit unggulan yang bermutu internasional dan rujukan terbaik di Ibukota Negara RI tahun 2017 ” karena hal tersebut, dalam pelaksanaannya diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu dalam hal pelayanan maupun jasa. Dalam hal jasa khususnya penangan keluhan, Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo cukup unik dibanding rumah sakit lainnya. Jika rumah sakit lain membuat bagian penanganan keluhan terpisah dan pemasaran untuk keperluan promosi