dapat menjadi pengaruh dalam ketidakterlaksanaannya pelayanan bimbingan konseling di sekolah.
2.6.1.1.5 Guru Mata Pelajaran
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali
lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan
efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.
Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di sekolah, peran dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan
efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Prayitno 2003 memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling adalah: a Membantu konselor mengidentifikasi siswa- siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan
data tentang siswa-siswa tersebut, b Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa, c Mengalihtangankan siswa yang
memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor, d Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor memerlukan
pelayanan khusus, seperti pengajaranlatihan perbaikan, dan program pengayaan layanankegiatan yang dimaksudkan itu, e Berpartisipasi dalam kegiatan khusus
penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus, f Membantu pengumpulan
informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Selain itu menurut Sukardi 2002:93, peran guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah :
a. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling.
b. Membantu guru pembimbing mengidentifikasi peserta didik
yang memer;ukan layanan bimbingan dan konseling serta mengumpulkan data peserta didik tersebut.
c. Mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling. d.
Menerima peserta didik yang memerlukan pelayanan khusus seperti program perbaikan atau pengayaan, mengalihtangankan
penanganannya kepada guru pembimbing. e.
Membantu menciptakan suasana kelas, hubungan guru dengan peserta didik, hubungan sesama peserta didik yang dapat
menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. f.
Memberikan kemudahan bagi peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling.
g. Berpartisipasi dalam kegiatan penanganan masalah peserta
didik, seperti konferensi kasus. h.
Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka evaluasi pelayanan bimbingan dna konseling, serta upaya
tindak lanjutnya.
Guru bidang studi juga berperan dalam keterlaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Guru mata pelajaran berfungsi sebagai perantara antara
konselor dengan siswa yang membutuhkan bantuan. Pelayaan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan efektif jika ada kerja sama yang baik antara
konselor dengan guru mata pelajaran.
2.6.2 Faktor Non-Personal