sepenuhnya kepada konselor dalam hal perencanaan program sampai pada pelaksanaannya tanpa memantau atau mengawasi lebih lanjut lagi. Kepala sekolah
baru akan memeriksa dengan detail mengenai kelengkapan administrativ konselor ketika ada penilaian akreditasi. Ada juga kepala sekolah yang terkesan kurang
memberikan ruang gerak bagi konselor dalam melaksanakan kegiatan pelayanan bimbingan konseling di sekolah sehingga konselor merasa kekurangan sarana
prasarana dan menjadi pasif dan kurang memiliki keinginan untuk melaksanakan kegiatan bimbingan konseling dengan lebih kompleks. Semua itu merujuk pada
satu hal bahwa kepala sekolah masih kurang memiliki pemahaman mengenai bimbingan konseling sehingga kurang juga melaksanakan tugas, peran, dan
tanggungjawabnya dalam bimbingan konseling di sekolah.
4.2.4.3 Guru dan Wali Kelas
Faktor personal yang juga menjadi faktor determinan kesenjangan antara program bimbingan konseling dengan pelaksanaannya adalah Guru dan Wali
Kelas. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling guru dan wali kelas berfungsi sebagai penyelenggara pengajaran remedial dalam bidang studinya masing
– masing, serta membantu memberikan laporan penilaian prestasi belajar siswa,
catatan observasi siswa dan catatan kejadian kepada konselor sekolah. Kerjasama yang baik antara guru bidang studi dan konselor sekolah akan membantu
keefektifan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
Peran dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Pada hasil penelitian
menunjukkan bahwa guru dan wali kelas memiliki pengaruh yang tinggi dalam menimbulkan kesenjangan antara program bimbingan konseling dengan
pelaksanaannya di sekolah. Artinya bahwa guru dan wali kelas kurang dapat memberikan kontribusi dan bekerjasama dengan baik dengan konselor dalam
pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Banyak kegiatan dalam bimbingan konseling yang membutuhkan kerjasama dengan guru dan wali kelas dari mulai
informasi kegiatan belajar siswa, prestais belajar siswa, untuk referral siswa yang membutuhkan layanan bidang belajar, pengadaan remedial, alihtangan siswa yang
membutuhkan konseling dsb. Guru dan wali kelas sebagian besar mengutamakan kegiatan belajar peserta didik tanpa melihat lebih jauh lagi kesulitan-kesulitan
atau hambatan peserta didik dalam bidang belajarnya, hal tersebut menjadikan kurangnya koordinasi dan kerjasama antara guru dan wali kelas dengan konselor.
Ini dikarenakan guru dan wali kelas kurang memiliki pemahaman tentang tugas, peran serta tanggungjawabnya pada bimbingan konseling. Konselor seyogyanya
mampu memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai peran tugas dan tanggungjawab guru dan wali kelas dalam pelayanan bimbingan konseling
sehingga nantinya segenap personel guru dan wali kelas, konselor juga kepala sekolah mampu menjalin kerjasama dan berkoordinasi dengan baik guna
memberikan pelayanan optimal bagi peserta didik.
4.2.4.2 Faktor Non Personal Faktor Determinan Kesenjangan antara