40 rata-rata skor tes siswa yang diperoleh 65, daya serap 65, dan ketuntasan belajar
siswa minimal 75. Berdasarkan hasil penerapan model Quantum Teaching dari siklus pertama dan kedua, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa
meningkat. Keberhasilan penerapan Quantum Teaching dan Mind Mapping pada
penelitian di atas, menjadi salah satu faktor pendukung bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian di atas memiliki kesamaan pada permasalahan,
materi dan model pembelajaran yang digunakan. Perbedaannya penelitian yang dilakukan kali ini merupakan penelitian eksperimen untuk melakukan pengujian
lebih lanjut mengenai keefektifan model Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping
terhadap minat dan hasil belajar siswa bila diterapkan di SD Negeri Tunon 2 Kota Tegal.
2.3 Kerangka Berpikir
Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang dapat mendukung
proses pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini adanya pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Mind
Mapping merupakan bentuk catatan yang tidak monoton karena memadukan
fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain, sehingga akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Dengan digunakannya Mind
Mapping pada model pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran
matematika di kelas maka akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak sehingga prestasi belajar matematika siswa akan meningkat. Pembelajaran
Quantum Teaching berusaha menggabungkan kedua belahan otak yakni otak kiri
41 yang berhubungan dengan hal yang bersifat logis seperti belajar dan otak kanan
berhubungan dengan keterampilan aktivitas kreatif. Melalui pembelajaran Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping
siswa diberikan kebebasan untuk mengkonstruksi suatu konsep menurut pemahamannya dan menggunakan konsep tersebut. Kegiatan pembelajaran akan
lebih menyenangkan, minat belajar siswa terhadap matematika akan lebih besar dan memberikan kebebasan pada siswa mengkonstruksikan pengetahuannya untuk
membangun sendiri konsep yang dipelajari dan akan berdampak positif bagi siswa itu sendiri dalam memahami suatu konsep matematika khususnya bangun datar.
Bagan 2.1 Pola Kerangka Berpikir Pembelajaran Matematika
Bangun Datar Model pembelajaran
konvensional yang kuarang adanya
inovasi Adanya inovasi model
pembelajaran Quantum Teaching
dengan teknik Mind Mapping
Siswa aktif, pembelajaran
menyenangkan, dan bermakna
Siswa pasif, mudah bosan, kurang
bermakna
Minat dan hasil belajar siswa dengan model
pembelajaran inovatif yang sesuai dengan
karakteristik siswa SD Minat dan hasil belajar
siswa dengan pembelajaran
konvensional yang kurang adanya inovasi
42
2.4 Hipotesis
Penelitian ini menguji hipotesis komparatif dari dua sampel dengan melakukan pengujian satu pihak kanan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut: 1
Ho
1
: Minat belajar siswa pada materi bangun datar kelas yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching tidak lebih baik daripada minat
belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. 2
Ha
1
: Minat belajar siswa pada materi bangun datar kelas yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching lebih baik daripada minat belajar
siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. 3
Ho
2
: Hasil belajar siswa pada materi bangun datar kelas yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching tidak lebih baik daripada hasil belajar
siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. 4
Ha
2
: Hasil belajar siswa pada materi bangun datar kelas yang menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching lebih baik daripada hasil belajar
siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
43
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan dikemukakan populasi dan sampel, desain eksperimen, variabel, data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan analisis data. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:
3.1 Populasi dan Sampel