100 Tabel 4.25. Independen Sampel Tes Hasil Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
Hasil Belajar Equal
variances assumed
Equal variances not
assumed Levene’s Test for Equality of
Variances F
.178 Sig.
.675 6
Kesimpulan dan Penafsiran Berdasarkan output data pada Tabel 4.25. nilai signifikansi pada kolom
Levene Test for Equality of Variences sebesar 0,675 dan nilai F
hitung
sebesar 0,178. Nilai signifikansi 0,675 lebih besar dari 0,05 sebagai syarat data dikatakan
homogen. Nilai F
hitung
0,178 F
tabel
3,252, maka dari data hasil belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan kedua
kelas tersebut dinyatakan homogen.
4.4.2.2.3 Uji t Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Matematika Siswa
Uji hipotesis dua pihak digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pembelajaran dengan
model Quantum Teaching dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis satu pihak kanan. Berikut merupakan hasil
analisis uji-t data hasil belajar matematika siswa menggunakan uji dua pihak. 1
Hipotesis Uji Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa kelas V
yang pembelajarannya menggunakan model Quantum Teaching dan siswa kelas V yang menggunakan pembelajaran konvensional.
101 Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa kelas V yang
pembelajarannya menggunakan model Quantum Teaching dan siswa kelas V yang menggunakan pembelajaran konvensional.
2 Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah α= 0,05.
3 Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis hasil belajar matematika siswa adalah menggunakan uji-t dengan aplikasi SPSS 20.
4 Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan hipotesis statistik di atas yaitu Ho tidak ditolak jika t
hitung
≤ t
tabel
atau Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
. 5
Hitungan Hasil output SPSS 20 uji-t dapat dilihat di kolom t test for equality of means
pada Tabel 4.26.
Tabel 4.26. Independen Sampel Tes Hasil Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test
Hasil Belajar Equal
variances assumed
Equal variances not
assumed
t-test for Equality of Means
t 2.548
2.540 df
37 35.839
Sig. 2-tailed .015
.016 Mean Difference
11.489 11.489
Std. Error Difference 4.509
4.524
102
95 Confidence Interval of the
Difference Lowe
r 2.354
2.313 Uppe
r 20.625
20.666 Signifikansi t
tabel
dari df = 37, α = 0,05 dengan uji dua pihak diperoleh 2,026.
6 Kesimpulan dan Penafsiran
Dari penghitungan tersebut diperoleh 2,548 2,026 t
hitung
t
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan hasil
belajar matematika antara siswa kelas V yang pembelajarannya menggunakan model Quantum Teaching dan siswa kelas V yang menggunakan pembelajaran
konvensional. Setelah diketahui terdapat perbedaan, maka untuk mengetahui t
hitung
dengan pengujian hipotesis pihak kanan digunakan rumus berikut:
Keterangan : r
= nilai korelasi dengan
n = jumlah sampel
= rata-rata kelompok eksperimen = rata-rata kelompok kontrol
= varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol
Berdasarkan data nilai minat belajar siswa setelah penelitian, maka diketahui n
1
= 20, n
2
=19, = 78,70,
= 67,21, = 173,38,
= 224,18. Dengan
103 menggunakan rumus pengujian hipotesis tersebut maka diperoleh t
hitung
= 2,542, penghitungan terdapat di lampiran 46. Nilai t
tabel
uji satu pihak dengan df = 37 dan taraf signifikansi 5 yaitu 1,687. Sehingga dari hasil t
hitung
dibandingkan dengan t
tabel
diperoleh t
hitung
t
tabel
2,542 1,687 maka dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya, hasil belajar matematika siswa materi bangun
datar yang diterapkan dengan pembelajaran model Quantum Teaching lebih baik dari pada yang menggunakan pembelajaran konvensional.
4.5
Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan model Quantum Teaching
terhadap minat dan hasil belajar bangun datar pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Tunon 2 Kota Tegal. Desain penelitian ini menggunakan
Quasi Experimental Design yang diadaptasi dari true experimental design. dengan
bentuk Two-group Post-Test-Only Design. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Tunon Kota Tegal tahun ajaran 2012 2013. Jumlah populasi dalam
penelitian 93 siswa. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling
yang menghasilkan SD N Tunon 1 sebagai kelas uji coba instrumen. Penelitian dilaksanakan di SD N Tunon 2 dengan kelas VA
sebagai kelas eksperimen dan VB sebagai kelas kontrol. Sebelum dan setelah penelitian terdapat uji prasyarat instrumen dan uji
prasyarat analisis hasil penelitian. Pengujian hipotesis akhir pada uji prasyarat analisis dilakukan dengan membandingkan minat dan hasil belajar siswa antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapat perlakuan
104 penerapan model Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping, sedangkan
kelas kontrol pembelajarannya kovensional. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti menganalisis data awal untuk
mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kontrol. Kemampuan awal yang dimiliki siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Data awal yang digunakan berasal dari nilai UTS Genap Matematika dan angket minat sebelum adanya perlakuan. Uji
prasyarat analisis yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata.
Uji normalitas data awal minat menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena nilai signifikansi minat awal di kelas ekperimen dan kelas kontrol
lebih besar dari 0,05 yaitu 0,200. Nilai signifikansi minat awal pada uji homogen 0,293 lebih dari 0,05 sebagai syarat data dikatakan homogen. Nilai F
hitung
1,137 F
tabel
3,259 dari nilai minat awal juga memenuhi syarat data homogen. Hasil uji kesamaan rata-rata pada minat awal di kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan
nilai signifikansi lebih dari 0,05 yaitu 0,538. Jika dibandingkan t
hitung
≤ t
tabel
0,622 ≤ 2,026, artinya Ho tidak ditolak dan Ha tidak diterima. Jadi kesimpulannya, tidak
terdapat perbedaan rata-rata antara minat belajar sebelum perlakuan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Pengujian normalitas data awal dari nilai UTS Genap Matematika menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena nilai siginfikansinya lebih
dari 0,05. Nilai signifikansi data awal di kelas ekperimen 0,152 dan di kelas kontrol sebesar 0,91. Nilai signifikansi data awal pada pada uji homogenitas
105 dengan Levene’s tes sebesar 0,273 lebih dari 0,05 sebagai syarat data dikatakan
homogen. Nilai F
hitung
1,236 F
tabel
3,259 dari nilai UTS Matematika juga memenuhi syarat data homogen. Hasil uji kesamaan rata-rata pada minat awal di
kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 yaitu 0,342. Jika dibandingkan t
hitung
≤ t
tabel
-0,963 ≤ 2,026, artinya Ho tidak ditolak
dan Ha tidak diterima. Jadi kesimpulannya, tidak terdapat perbedaan rata-rata antara hasil UTS Genap Matematika antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Setelah dilaksanakan penelitian maka pengujian analisis digunakan untuk mengetahu ada tidaknya perbedaan minat dan hasil belajar siswa yang mendapat
perlakuan pembelajaran dengan model Quantum Teaching dan yang pembelajarannya konvensional. Pengujian minat dan hasil belajar meliputi uji
normalitas, uji homogenitas, dan pengujian hipotesis akhir. Pengujian normalitas minat belajar siswa menunjukkan nilai signifikansi di
kelas eksperimen sebesar 0,200 dan di kelas kontrol sebesar 0,057. Nilai signifikansi kedua kelas lebih dari 0,05sehingga data dinyatakan normal. Uji
homogenitas menggunakan Levene’s tes menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,142 lebih dari 0,05 sebagai syarat data dikatakan homogen. Nilai F
hitung
2,251 F
tabel
3,259 dari nilai minat belajar siswa juga memenuhi syarat data homogen. Hasil uji kesamaan rata-rata pada minat belajar di kelas eksperimen dan kontrol
menunjukkan t
hitung
t
tabel
3,019 2,026, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya, terdapat perbedaan rata-rata antara hasil belajar antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Untuk mengetahui apakah perbedaannya, maka penghitungan dilanjutkan dengan uji-t satu pihak. Dari penghitungan diperoleh
106 hasil t
hitung
t
tabel
3,017 1,687 maka dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya, minat belajar matematika siswa materi bangun datar
yang diterapkan dengan pembelajaran model Quantum Teaching lebih baik dari pada yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Analisis hasil belajar pengujian normalitas menunjukkan nilai signifikansi di kelas eksperimen sebesar 0,200 dan di kelas kontrol sebesar 0,070. Nilai
signifikansi kedua kelas lebih dari 0,05, sehingga data dinyatakan normal. Uji homogenitas menggunakan Levene’s tes menghasilkan nilai signifikansi sebesar
0,675 lebih dari 0,05 sebagai syarat data dikatakan homogen. Nilai F
hitung
0,178 F
tabel
3,259 dari nilai hasil belajar siswa juga memenuhi syarat data homogen. Hasil uji kesamaan rata-rata pada hasil belajar di kelas eksperimen dan kontrol
menunjukkan t
hitung
t
tabel
2,548 2,026, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya, terdapat perbedaan rata-rata antara hasil belajar antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Untuk mengetahui apakah perbedaannya, maka penghitungan dilanjutkan dengan uji-t satu pihak. Dari penghitungan diperoleh
hasil t
hitung
t
tabel
2,542 1,687 maka dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya, hasil belajar matematika siswa materi bangun datar
yang diterapkan dengan pembelajaran model Quantum Teaching lebih baik dari pada yang menggunakan pembelajaran konvensional. Perolehan rata-rata minat
belajar siswa di kelas VA 79,20 dan VB 70,21. Perolehan rata-rata hasil belajar siswa kelas VA 78,70 dan VB 67,21.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model Quantum Teaching
efektif terhadap minat dan hasil belajar siswa kelas V pada materi
107 bangun datar di kelas V. Hal ini sesuai dengan pendapat Lozanov dalam DePorter
2005: 11 bahwa dengan model Quantum Teaching dapat mempengaruhi kesuksesan murid nilai. Dengan model Quantum Teaching yang mengaitkan apa
yang dipelajari dengan peristiwa, pikiran, atau pengalaman yang telah didapat maka akan memudahkan perjalanan siswa menuju kesadaran dan pengetahuan
yang luas DePorter: 2005: 6. Penggunaan model Quantum Teaching dalam pembelajaran dipadukan dengan teknik mencatat Mind Mapping. Dengan teknik
mencatat tersebut dapat membantu siswa untuk mengingat bacaan dan meningkatkan pemahaman materi. Peta pemikiran dapat memudahkan kita untuk
mengingat banyak informasi. Peneliti memilih menggunakan model Quantum Teaching dengan teknik
Mind Mapping dalam penelitian karena model Quantum Teaching memiliki
beberapa kelebihan. Kelebihan utama model Quantum Teaching adalah optimalisasi partisipasi siswa guna menciptakan kebermaknaan dalam
pembelajaran dan segala aspek yang mendukung pembelajaran layaknya orkestrasi. Mind Mapping menekankan pada kreativitas siswa dalam membuat
catatan penuh kreatifitas disertai gambar. dalam pembelajaran siswa bukan hanya sekedar proses pengalihan ilmu dari guru ke siswa, melainkan pembelajaran yang
menekankan apa yang dipelajarinya merupakan suatu yang nyata dan dapat diterapkan pada kehidupan nyata pada. Model Quantum Teaching dengan teknik
Mind Mapping memberikan kesempatan bagi siswa untuk membebaskan
kreatifitasnya dalam mencatat dan pembelajaran yang menyenangkan.
108 Pembelajaran dengan model Quantum Teaching yang dilaksanakan di
kelas eksperimen membuat siswa lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan dan mengikuti setiap proses
pembelajaran. Sebelum materi diberikan siswa dapat mengetahui manfaat mempelajari materi sehingga siswa kesadaran siswa akan muncul dengan
sendirinya karena mengetahui pentingnya materi. Siswa mencatat materi dengan sesuai dengan petunjuk guru dan membuat catatan kreatif berupa peta pemikiran
atau mind mapping. Pada saat pembelajaran diskusi kelompok siswa diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dengan menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas. Siswa bersama guru juga mengulang materi bersama-sama untuk menegaskan bahwa materi benar-benar dipahami. Setelah semua yang
dipelajari selesai, maka siswa berhak pula mendapatkan penghargaan. Pada pembelajaran peneliti juga memberikan musik untuk mendukung suasana belajar,
misalnya saat siswa mengerjakan soal evaluasi sambil diperdengarkan musik. Pembelajaran tersebut sesuai dengan prinsip TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, dan Rayakan. Selama pembelajaran model Quantum Teaching berlangsung hal yang
perlu diperhatikan adalah pengkondisian kelas. Kondisi di dalam kelas berlangsungnya pembelajaran model Quantum Teaching cenderung akan lebih
ramai karena guru memberikan kebebasan bagi siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya dan membuat catatan sendiri. Siswa mencatat dengan
teknik mind mapping yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dengan warna- warna disertai bentuk bangun datarnya. Dari perbedaan inilah suasana belajar
menjadi menyenangkan, kemudian guru memberikan kesimpulan jawaban. Guru
109 memberikan penghargaan kepada yang berani menjawab dan mendapat nilai
terbaik di kelas sebagai bentuk perayaan atas apa yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran diadakan tes evaluasi dan tes hasil belajar. Dengan model Quantum
Teaching dengan Mind Mapping pembelajaran lebih menyenangkan dan
bermakna, sehingga terbukti bahwa model Quantum Teaching dengan Mind Mapping
efektif terhadap minat dan hasil belajar bangun datar pada siswa kelas V. Dari berbagai keunggulan dan hasil uji hipotesis yang memuaskan dari
penerapan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan model Quantum Teaching
, peneliti juga tidak lepas dari kendala dalam menerapkan model Quantum Teaching.
Kendala dalam pembelajaran penguasaan kelas yang terkadang belum terkendali sehingga guru harus benar-benar menguasai kelas dan
model pembelajaran yang digunakan. Setiap pendekatan, model maupun metode memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan model Quantum Teaching guru harus
menguasai betul pendekatan ini. Selain menguasai pendekatan model Quantum Teaching
guru juga harus jeli mempersiapkan penggunaan metode yang inovatif guna menunjang keberhasilan penerapan model Quantum Teaching.
110
BAB 5 PENUTUP
Bab penutup merupakan bagian terakhir dalam pembuatan skripsi. Bagian penutup terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan berisi pemaparan kesimpulan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti. Saran merupakan tindak lanjut dari simpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian. Uraian selengkapnya
adalah sebagai berikut:
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan peneliti, peneliti mengambil simpulan bahwa penggunaan model Quantum
Teaching dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada materi bangun
datar kelas V di Sekolah Dasar Negeri Tunon 2 Kota Tegal. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
1
Hasil uji hipotesis minat belajar siswa dengan perhitungan menggunakan rumus independent sample t test melalui program SPSS versi 20
menunjukkan bahwa, t
hitung
sebesar 3,019 dan t
tabel
sebesar 2,028. Mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis hasil perbandingan
3,019 2,028 t
hitung
t
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat perbedaan minat belajar matematika antara siswa
kelas V yang pembelajarannya menggunakan model Quantum Teaching dengan siswa kelas V yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Setelah melalui uji pihak kanan diperoleh hasil t
hitung
t
tabel
3,017 1,687 maka dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya,