Teknik Pemeliharaan Anakan Buaya di Kolam Penampungan Plasma

57 Meskipun secara fungsional masa karantina juga dimaksudkan sebagai masa pengisolasian awal terhadap buaya dari kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit, sehingga secara prinsipal harus juga dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan buaya yang baru datang dan selama masa karantina. Tindakan pemeriksaan kesehatan secara detail anakan buaya pada masa karantina belum dipraktekkan secara maksimal oleh CV BM. Akibatnya perkembangan kondisi kesehatan anakan buaya tidak terpantau dengan baik. Dampaknya, seperti kejadian tahun 2010, ketika anakan buaya tersebut dipindahkan ke kandang pembesaran ternyata terjadi kematian sejumlah 100 ekor masing-masing 75 ekor pada anakan buaya berukuran 50 cm dan 25 ekor pada anakan buaya berukuran 50-100 cm CV BM 2011. Fenomena ini menunjukkan bahwa praktek pengelolaan anakan buaya selama masa karantina tidakbelum dilakukan dengan standar operasional yang baik, seperti dalam hal pemantauan kondisi kesehatan, penetapan kriteria anakan buaya yang sudah adaptif terhadap lingkungan penangkaran aspek kandang, suara dan pakan, maupun kriteria anakan buaya yang boleh dipindahkan dari kandang karantina ke kandang pembesaran. Bolton 1990 menyatakan bahwa ketepatan penanganan anakan buaya pada tahap awal di penangkaran akan sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembesaran anakan buaya di penangkaran. Tabel 8 Tindakan penyesuaian anakan buaya muara di penangkaran inti No. Aspek Penyesuaian Waktu penyesuaian Bentuk tindakan 1 Kandang 1-2 bulan Penempatan anakan buaya baru dari plasma pada tempat karantina yang terpisah dari kandang lainnya pada dua lokasi berdasarkan tingkat keramaian suara dan aktivitas kegiatan penangkaran 2 Suara keramaian 1bulan 1 bulan - Lokasi karantina yang terletak tersembunyi di belakang gudang yakni lokasi yang jauh dari suarakeramaian. - Lokasi karantina yang terletak dekat dengan daerah yang terdapat aktivitas penangkaran aktivitas pekerja dan kendaraan 3 Pakan 3 hari 1 bulan secara bertahap - Menunda pemberian pakan pada awal masuknya buaya baru ke penangkaran - Pemberian pakan diatur frekuensi pemberiannya berangsur pada frekuensi normal selama masa adaptasi. Sumber : Wawancara dan pengamatan fisik anakan buaya di penangkaran inti 58

3. Pengelolaan di Kandang Pembesaran

Berdasarkan ukuran kandang, CV Bintang Mas menerapkan enam kategori ukuran kandang pembesaran disesuaikan dengan ukuran panjang badan buaya dan fungsi kandang, yakni: 1 kandang anakan untuk buaya berukuran 50 cm; 2 kandang pembesaran I untuk buaya berukuran 50-100 cm buaya remaja; 3 kandang pembesaran II untuk buaya berukuran 100-200 cm buaya dewasa muda; 4 kandang pembesaran III untuk buaya berukuran 200 cm buaya dewasa; 5 kandang indukan universal untuk buaya berukuran 200 cm; dan 6 kandang displai untuk buaya berukuran 100-200 cm buaya dewasa muda. Luas lantai untuk masing-masing kategori kandang ini disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Kandang buaya muara di penangkaran CV Bintang Mas di Papua No. Jenis KolamKandang Kolamkandang Jumlah indivi- du buaya muara Luas Lantai kolam m2 Luas teritori indi- vidu buaya m² ekor Standar kebutu- han luas lantai kolam m² ekor Ben- tuk p m l m t m Jum- lah unit 1 K. Anakan 50 cm Segi empat 1.5 1.5 0.5 1 3 2.25 0.75 0.25 2 K . Pembesaran I 50 - 100 cm Segi empat 6.2 14 2 1 215 86.8

0.4 1

3 K. Pembesaran II 100 -200 cm Segi empat 14.5 6.5 2 2 74 94.25 1.27 1 4 K. Pembesaran III 200 cm Segi empat 7.5 11 2 1 10 82.5 8.25 1 5 K. Indukan Universal Segi empat 20 29 3 1 30 580 19.33 40 6 K. Display Segi empat 20 29 3 1 66 580 8.88 1 Sumber: Hardjanto dan Masy’ud 1991; K= Kandang; p=panjang; l=lebar; t=tinggi. Berdasarkan analisi data mengenai ukuran dan peruntukan kandang tersebut secara teknis telah sesuai dengan standar ukuran kandang penangkaran yang ditetapkan untuk dapat menunjang pembesaran buaya. Namun, dilihat dari kapasitas tampung ternyata jumlah buaya yang dipelihara di dalam setiap unit kandang melebihi kapasitas tampung optimum. Akibatnya sering terjadi persaingan atau perkelahian yang berdampak pada luka bahkan kematian.