Analisis Perbandingan Prioritas Metode AHP

160 Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada tabel 4.59 di atas menunjukkan bahwa ruas jalan batas kota Langsa – batas provinsi SUMUT tidak layak secara ekonomi karena memiliki nilai NPV 0, yaitu NPV = - Rp 3,870,062,483.54. Disamping itu berdasarkan tabel 4.59 di atas juga dapat diketahui rangking prioritas penanganan setiap ruas jalan tersebut seperti pada tabel 4.60 berikut : Tabel 4.60 Rangking Prioritas Penanganan Ruas Jalan Nasional Panton LabuSimpang – Langsa – Batas SUMUT Dengan Metode Bina Marga Nomor Ruas Nama Ruas NPV Rangking Prioritas 011 Peureulak km 392 - Batas Kota Langsa 39,849,296,717.89 Rp 1 01112 Jalan Ahmad Yani Langsa 32,827,093,104.85 Rp 2 010 Panton LabuSimpang km 328 - Peureulak 22,740,541,105.14 Rp 3 01111 Jalan A.M.Ibrahim Langsa 2,451,031,718.13 Rp 4 047 Batas Kota Langsa - Kuala Langsa 1,948,392,967.13 Rp 5 01211 Jalan Agus Salim Langsa 1,832,762,613.19 Rp 6 04711 Jalan Kuala Langsa Langsa 1,374,812,948.06 Rp 7 012 Batas Kota Langsa - Batas Prov. SUMUT 3,870,062,483.54 Rp 8 Sumber : Hasil Analisa

4.7 Analisis Perbandingan Prioritas Metode AHP

Analytical Hierarchy Process Methode dan Metode Bina Marga Perbandingan prioritas penanganan ruas jalan metode bina marga dan metode AHP analytical hierarchy process berdasarkan kriteria kondisi jalan, arus ruas jalan dan biaya penanganan menunjukkan perbedaan urutan prioritas. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam analisis. Analisis dengan metode bina marga dilakukan dengan cara menentukan nilai manfaat penanganan bagi pengguna jalan dimana faktor panjang jalan, LHRT, nilai kerataan jalan IRI dan Universitas Sumatera Utara 161 besar biaya penanganan yang dikeluarkan sangat mempengaruhi urutan prioritas penanganannya. Sedangkan analisis dengan metode AHP dipengaruhi oleh hasil persepsi responden yang memberikan penilaian tingkat kepentingan terhadap kriteria – kriteria yang dianalisa dalam penentuan prioritas. Adapun perbandingan urutan prioritas dengan metode analytical hierarchy process AHP dan metode bina marga ditunjukkan pada tabel 4.61 berikut : Tabel 4.61 Perbandingan Urutan Prioritas Metode Analytical Hierarchy Process AHP dan Metode Bina Marga Metode AHP Metode Bina Marga 1 Jalan A.M.Ibrahim Langsa Peureulak km 392 - Batas Kota Langsa 2 Jalan Agus Salim Langsa Jalan Ahmad Yani Langsa 3 Jalan Kuala Langsa Langsa Panton LabuSimpang km 328 - Peureulak 4 Batas Kota Langsa - Kuala Langsa Jalan A.M.Ibrahim Langsa 5 Jalan Ahmad Yani Langsa Batas Kota Langsa - Kuala Langsa 6 Peureulak km 392 - Batas Kota Langsa Jalan Agus Salim Langsa 7 Panton LabuSimpang km 328 - Peureulak Jalan Kuala Langsa Langsa 8 Batas Kota Langsa - Batas Prov. SUMUT Batas Kota Langsa - Batas Prov. SUMUT Urutan Prioritas Nama Ruas Sumber : Hasil Analisa Berdasarkan prioritas pada tabel 4.61 di atas menunjukkan ruas jalan Peureulak km 392 – batas kota Langsa merupakan ruas jalan dengan urutan prioritas tertinggi berdasarkan analisis dengan metode bina marga. Namun Universitas Sumatera Utara 162 berdasarkan analisis dengan metode AHP Analytical Hierarchy Process menunjukkan ruas jalan A.M.Ibrahim Langsa adalah ruas jalan dengan prioritas tertinggi untuk dilakukan penanganan. Hasil penentuan peringkat kedua metode menunjukkan satu ruas jalan berada pada posisi peringkat yang sama atau 12.5 dari total delapan ruas jalan, yaitu ruas jalan batas kota Langsa – batas provinsi Sumatera Utara SUMUT. Peringkat tujuh ruas jalan lainnya atau 87.5 dari total delapan ruas jalan posisinya acak random. Dari daftar peringkat metode analytical hierarchy process AHP terdapat empat ruas jalan mengalami penurunan peringkat dan terdapat tiga ruas jalan mengalami peningkatan peringkat jika dibandingkan dengan hasil penentuan dengan metode bina marga. Universitas Sumatera Utara 163

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis berdasarkan tiga kriteria sebagai faktor pembanding yaitu kondisi jalan, arus ruas jalan dan biaya penanganan serta analisis perbandingan urutan prioritas metode analytical hierarchy process AHP dan metode bina marga dalam menyusun skala prioritas penanganan jalan nasional Panton LabuSimpang – Langsa – batas provinsi Sumatera Utara pada 8 delapan ruas jalan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Hasil analisa dengan metode AHP terhadap kuesioner yang diberikan kepada 6 enam orang responden menunjukkan bahwa dari tiga kriteria yang digunakan pada penelitian ini, kriteria kondisi ruas jalan merupakan kriteria yang paling dipertimbangkan dalam menentukan prioritas penanganan ruas jalan nasional Panton LabuSimpang – Langsa – batas SUMUT yaitu sebesar 56,38 , sedangkan kriteria biaya pemeliharaan jalan sebesar 31,55 dan kriteria arus ruas jalan sebesar 12,03 . 2. Hasil analisis menggunakan metode analytical hierarchy process AHP dengan memasukkan 3 kriteria terhadap penentuan prioritas yaitu kriteria kondisi jalan, arus ruas jalan dan biaya penanganan diperoleh ruas jalan A.M.Ibrahim Langsa menjadi prioritas pertama untuk mendapatkan penanganan. Urutan prioritas penanganan terhadap 8 delapan ruas jalan penelitian ditampilkan pada tabel 4.26 halaman 127. Universitas Sumatera Utara