Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
90 karangan narasi adalah berisi tentang cerita yang disusun secara kronologis
atau runtut. Namun masih ada juga siswa yang menuliskan cerita dari film kartun belum runtut, bahkan ada yang menulis belum sampai pada akhir
cerita jadi ceritanya belum selesai. Sedangkan, pada siklus II sebagian besar siswa sudah menulis karangan
narasi dengan memperhatikan kelima kriteria tersebut. Sebagian besar siswa sudah dapat menuangkan gagasan yang sesuai dengan jalan cerita pada film.
Semua siswa menuliskan karangan narasi sesuai dengan cerita yang ada pada film kartun. Hasil karangan siswa juga dinilai berdasarkan keruntutan cerita
yang ditulis oleh siswa serta penyajian tokoh dan setting. Pada hasil karangan yang ditulis oleh siswa sudah mencakup tokoh serta kejadian yang ada di
dalam film. Sebagian besar siswa juga sudah menuliskannya secara runtut, walaupun belum semua siswa melakukannya. Siswa sudah tidak kesulitan
dalam menuliskan ide-ide yang diperoleh dari pengalamannya menonton film kartun. Fakta tersebut sejalan dengan pendapat dari Teguh Trianton 2013:
59 yang menyatakan bahwa penggunaan media film kartun dalam pembelajaran dapat mengembangkan pikiran dan gagasan siswa serta
mengembangkan imajinasi siswa sehingga siswa dapat lebih mudah menuliskan gagasan yang ada di dalam pikirannya ke dalam bentuk karangan
narasi. Pada aspek tata bahasa mencakup penulisan struktur bahasa, kalimat
efektif dan penggunaan kata depan. Masih ada beberapa siswa yang masih belum menggunakan kalimat yang efektif, meskipun sudah banyak pula siswa
91 yang sudah menggunakan kalimat yang efektif. Sedangkan pada aspek pilihan
kata, sebagian besar siswa sudah menggunakan pilihan kata yang tepat dalam menuliskan cerita. Perbendaharaan yang dimiliki siswa juga meningkat
dibandingkan pada siklus I. Aspek yang dinilai selanjutnya adalah aspek ejaan dan tata tulis. Meskipun guru sudah mengingatkan siswa untuk
menggunakan tata tulis yang benar namun di siklus II masih ada beberapa siswa yang belum menggunakan ejaan dan tata tulis yang tepat. Meskipun
demikian, sebagian besar siswa sudah menggunakan ejaan dan tata tulis yang cukup tepat.
Berdasarkan hasil karangan narasi yang telah dibuat oleh siswa, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas 71 sudah melebihi
dari kriteria keberhasilan penelitian yaitu 75 dari jumlah seluruh siswa. Oleh karena itu, penelitian dihentikan pada siklus II. Meskipun target atau
kriteria keberhasilan penelitian sudah tercapai, namun masih ada 3 siswa yang belum mencapai nilai 71. Hal tersebut disebabkan kemungkinan penggunaan
media film kartun belum sesuai bagi ketiga siswa karena siswa memiliki cara atau gaya belajar yang berbeda-beda. Ketiganya juga masih kurang berlatih
dalam menulis sehingga pada saat menulis, masih banyak kesalahan pada ejaan serta tanda baca. Selain itu, berdasarkan pendapat dari guru kelas IVA,
dari ketiga siswa ini, terdapat dua siswa yang merupakan siswa berkebutuhan khusus atau lebih tepatnya slow learner. Kedua siswa tersebut kurang dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik karena keduanya masih belum lancar dalam menulis. Hal tersebut yang menjadi salah satu faktor yang
92 menyebabkan nilai karangan narasi dari kedua siswa tersebut belum dapat
melebihi nilai 71. Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan di atas, maka baik aktivitas
siswa maupun nilai karangan narasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada siklus I dan siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media film
kartun dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV A SD Negeri Tukangan Yogyakarta.